"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Aaaaahhhh!"
Terdengar suara jeritan Evelyn menggema saat handuk yang dia kenakan benar-benar melorot hingga jatuh ke lantai.
Yang membuatnya semakin sial, kedua tangannya masih dalam cekalan Devano. Sehingga dia tidak bisa menutupi tubuhnya.
Mata Devano membulat. Pria itu nampak mematung tak berkedip sekalipun, melihat betapa indahnya tubuh Evelyn. Semuanya sangat terlihat indah, terpampang sangat jelas dari ujung kaki ke ujung kepala.
Membuat jakun Devano naik turun pada setiap hembusan nafasnya. Ah, apa yang harus dia lakukan kepada adik tirinya itu?
Matanya mulai dipenuhi hasrat yang menyala, ditambah rasanya sesak dalam celananya mulai menegang membuat tubuh Devano merasakan panas dingin.
Darah Devano semakin berdesir, dia sangat ingin menjelajahi seluruh inci tubuh adik tirinya itu dan memasuki tubuhnya
Tapi sepertinya Devano masih bisa berpikir waras. Dia segera melepaskan kedua tangan Evelyn, lalu membalikkan badannya. Membelakangi gadis itu.
Sehingga Evelyn segera mengambil handuk, lalu menutupi tubuhnya dengan handuk tersebut. Wajahnya nampak memerah. Dia sangat malu, pasti Devano sudah melihat semuanya.
Walaupun Evelyn tahu dia dan Devano sudah pernah melakukannya, tapi saat itu keduanya sedang dalam pengaruh alkohol. Bahkan Evelyn tidak ingat sama sekali dengan kejadian malam itu, dan tidak tahu bagaimana rasanya bercinta. Meskipun dia sudah melihatnya direkaman CCTV.
"A-aku harus pergi. Malam ini aku akan tidur di hotel." pamit Devano dengan sedikit terbata-bata. Meskipun dia masih memperlihatkan sikap angkuhnya.
Tanpa menunggu persetujuan dari Evelyn, Devano pun segera keluar dari kamar. Tanpa sedikit pun menoleh ke arah Evelyn. Dia harus membuktikan bahwa dia sama sekali tidak tertarik untuk menyentuh tubuh Evelyn lagi.
Setelah Devano pergi, Evelyn merasakan kedua lututnya lemas, hingga dia terduduk di lantai dengan perasaan kesal. Membayangkan dia yang sedang dalam keadaan telanjang bulat di depan Devano.
Rasanya dia ingin menggali tanah sedalam mungkin, lalu bersembunyi disana.
"Ah, kenapa nasib aku selalu sial setiap kali bertemu dengan Kak Devano?" Evelyn berkata sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
...****************...
Malam ini Evelyn mencoba untuk melupakan kejadian memalukan yang tadi. Lagi pula besok Devano akan kembali ke Indonesia. Dia tidak akan bertemu dengan pria arogan itu lagi.
Saat ini Evelyn sudah berpakaian lengkap. Lebih tepatnya sedang mengenakan piyama tidur, yang membuatnya semakin terlihat cantik.
"Kak Devano besok akan kembali ke Indonesia. Jadi kamu harus rilex, Evelyn. Anggap saja apa yang terjadi antara kamu dan Kak Devano hanya mimpi buruk, yang tidak akan pernah terulang kembali." Evelyn mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.
Evelyn memastikan kejadian malam panas yang dia dan Devano lakukan tidak akan pernah terulang lagi. Buktinya saat Devano sedang dalam keadaan waras, tanpa dipengaruhi minuman beralkohol, Devano tidak tertarik untuk menyentuh tubuhnya lagi.
Padahal tadi Evelyn sedang dalam keadaan telanjang di hadapan Devano. Tapi Devano malah pergi begitu saja. Bukankah itu cukup membuktikan bahwa Devano telah memegang ucapannya? Saat Devano mengatakan dia tidak akan pernah menyentuhnya lagi, karena Evelyn tidak menarik di matanya.
Evelyn pun merebahkan dirinya di atas ranjang. Rasa ngantuk mulai mendera, sehingga dia beberapa kali menguap. "Huaaamm..."
"Hm, baguslah. Setidaknya jika suatu saat nanti aku kembali ke Indonesia atau bertemu dengannya lagi, aku akan aman."
Tapi walaupun begitu, Evelyn masih berjaga-jaga. Sehingga dia sudah mengunci pintu kamar. Meskipun dia sangat yakin Devano tidak akan pernah mungkin melakukannya lagi padanya.
makin jelas akan terungkap semuanya, walaupun pasti ada korban
uwhhhh... ga sabar banget thor😍
semoga thor juga lekas sembuh
Tunggu sebentar lagi...
Ada sebuah kejutan besar yang bisa menjadi obat pelipur lara atas rasa bersalahmu selama ini karena hilangnya Kiandra di masa lalu..
Gio dan Evelyn tidak ada hubungan darah, tapi malah sebaliknya dirimulah saudara kandung Evelyn 🤧..
Sebuah realita yang mengejutkan dan mungkin tidak pernah kamu duga sebelumnya..
Seorang adik yang selama ini kamu cari keberadaanya, ternyata ada di dekatmu..
Bahkan sempat menjadi rival asmaramu saat memperebutkan Devano /Sob/..
Seprtinya kehadiranmu tidak ingin diketahui oleh siapapun kan Ericka..
Tidak menyangka othor dengan suka rela mau melepasmu 😅....
Entah dengan alasan apa kamu datang secara sembunyi2, yang terpenting mau meluangkan waktu sejenak untuk menengok Gio..
Hanya dirimu yang menjadi alasan terbesar buat Gio tetap mau bertahan sejauh ini, disaat dia sempat meregang nyawa....
Kirain masih betah nongki di dekat kamar jenazah 😂...
Arrgghh tenyata cuma sekedar numpang lewat film romancenya...