NovelToon NovelToon
Oh My Savior

Oh My Savior

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:280.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Whidie Arista

Aku menyukaimu! Tapi, Aku tahu Aku tak cukup pantas untukmu!

Cinta satu malam yang terjadi antara dia dan sahabatnya, membawanya pada kisah cinta yang rumit. Khanza harus mengubur perasaannya dalam-dalam karena Nicholas sudah memiliki seseorang dalam hatinya, dia memilih membantu Nicholas mendapatkan cinta sang gadis pujaannya.

Mampukah Khanza merelakan Nicholas bersama gadis yang di cintai nya? Atau dia akan berjuang demi hatinya sendiri?

Ayo ikuti kisah romansa mereka di sini! Di Oh My Savior

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Perubahan sikap Nic

Perasaan mengalir seperti air, siapa Yang dapat menolaknya. Jika hati telah memilih sekuat apa pun kau mencoba untuk mengelak, akhirnya kau tetap akan jatuh juga.

"Cherry cukup, jangan bersikap seperti ini!" Nic meninggikan suaranya, dia kesal karena Cherry terus saja bergelayut manja di lengannya, membuatnya risih akan hal itu.

"Nic mengapa kau membentakku?" Cherry mematutkan wajahnya merasa tak terima dengan perlakuan Nic padanya.

"Nic, apa pekerjaan Nona Khanza belum selesai?" tanya Cherry sembari melirik Khanza dari sudut matanya.

"Belum." Ujar Nic, namun seketika di bantah oleh Khanza.

"Sudah, pekerjaanku sudah selesai," Khanza bangkit dan menaruh berkas tersebut di meja Nic, "periksalah nanti jika kau sudah punya waktu." Setelah berucap begitu Khanza pun berlalu. Entah mengapa Nic merasa jika wajah Khanza nampak sedih.

"Nic, kapan kamu akan membawaku menemui keluargamu?" tanya Cherry, membuat dia seketika menoleh kearahnya.

"Sabarlah dulu, ini belum saatnya. Tunggu waktu yang tepat." Ujar Nic berkilah.

"Tapi Nic--."

"Cukup Khanza! Aku belum siap oke, mengertilah." Nic kembali meninggikan suaranya. Dia memijat pelipisnya, kepalnya terasa pening, bahkan dia tak menyadari nama siapa yang telah Ia sebut.

"Khanza? Aku Cherry Nic, Cherry!" Dia mempertegas namanya. Cherry memasang wajah tak suka, pasalnya nama Khanza sering kali tersebut di saat perbincangan mereka.

"Ah, ma-maafkan aku Cherry. Sepertinya ini karena pekerjaanku yang terlalu banyak, kepalaku sedikit sakit." Nic kembali berkilah, membuat Cherry menatapnya curiga.

"Oke, no problem." Cherry mengulas senyum tipis sarat makna. Walau dalam hatinya dia merasa dongkol.

"Kau ingin pergi ke dokter? Hari ini aku sedikit luang, aku bisa menemanimu seharian full. Atau mungkin kita bisa pergi Dinner Romantis seperti saat kamu nembak aku." Tawar Cherry, mencoba untuk melupakan apa yang terjadi barusan.

"Tidak, aku sedang banyak pekerjaan. Kemungkinan hari ini aku tak bisa kemana-mana, sebaiknya kau pulang saja, kau bisa bosan jika terus berada di sini." Hari ini Nic sedang malas bertemu Cherry, apa lagi di temaninya seharian.

Tiba-tiba Cherry duduk di pangkuan Nic, membuat Pria itu sangat terkejut, "Cherry apa yang kau lakukan?" Nic melebarkan matanya terkejut karena ulah Cherry yang tiba-tiba.

"Apa? Aku hanya merindukan kekasihku, apa tidak boleh." Cherry mengalungkan lengannya di leher Nic dan menatap bola mata tersebut. Nic mengalihkan pandangannya ke arah lain, dia benar-benar tak nyaman dengan posisinya saat ini. Debaran jantung yang dulu Ia rasakan saat dekat dengan Cherry entah sejak kapan menghilang.

"Nic, apa kau menginginkan ku?" Cherry berbisik sensual di telinga Nic, membuat Pria itu semakin di dera rasa tak nyaman. Jika saja pria lain yang ada di posisi Nic saat ini, pasti dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan, bercumbu dengan super model cantik seperti Cherry.

"Cherry, turun. Ini di kantor, bagaimana jika seseorang tiba-tiba masuk!" Nic masih enggan menoleh.

"Sayang, kau bos nya. Meski orang lain melihat kita, siapa yang akan berani bicara." Cherry menangkup pipi Nic membawanya menatap dirinya. Cherry merengkuh leher Nic, tanpa diduga dia menautkan bibirnya dengan bibir Nic, membuat Pria itu seketika membeku.

"Cherry, apa yang kau lakukan?" Nic mendorong tubuh Cherry hingga gadis itu nampak hampir terjungkal, Nic seketika bangkit, "Cherry sepertinya kamu sedang tidak sehat, pulanglah!"

Cherry bertumpu pada meja dan menyeimbangkan kembali tubuhnya, "kenapa Nic, apa kau tidak suka aku menciummu? Kita sepasang kekasih, berciuman itu hal yang wajar, kau bukan Pria kuno yang menganggap ciuman pertama itu hal yang penting kan?"

"Aku tidak begitu," Nic berkilah.

"Lalu mengapa? Kau bilang kau mencintaiku, tapi setelah kita pacaran hampir dua bulan tak sekali pun kau menciumku. Aku merasakan perubahan dari sikap mu Nic. Apa kau hanya ingin mempermainkan ku?" Cherry menatap dengan pandangan putus asa.

"Tidak, bukan begitu Cherry, kita akan bicara lagi nanti. Sekarang kau pulanglah dulu, nanti malam aku akan menemui mu." Nic mengusap pipi Cherry lembut. Cherry menyambar tas jinjing yang Ia letakan di atas meja saat dia datang tadi dan berlalu pergi.

Saat dia keluar tanpa sengaja dia berpapasan dengan Khanza yang memangku setumpuk berkas, dia hendak masuk ke ruangannya yang kebetulan bersebelahan dengan ruangan Nic.

"Bangunlah dari mimpi, sadarlah, dan lihat siapa dirimu." Ujar Cherry membuat Khanza seketika mengernyitkan dahinya.

"Apa kau bicara denganku?" Khanza memiringkan kepalnya.

"Apa aku ada menyebut nama mu?" Cherry melipat tangan di dada sembari menyunggingkan senyum sinis.

"Hanya ada aku disini, apa mungkin kau bicara dengan hantu," Balas Khanza sembari melempar tatapan menusuk, "sebaiknya kau katakan apa maksudmu bicara begitu, aku bukan orang yang suka sindir menyindir seseorang, jika kau punya masalah denganku katakanlah, aku benci orang munafik." Balas Khanza sengit, dia tahu sudah sejak lama Cherry tak suka padanya.

"Masalahku adalah dirimu. Nic selalu membahas tentangmu, Khanza ini, Khanza itu. Dia teman terbaikku, sahabatku bla bla bla, semua tentangmu seolah benar dimatanya." Cerocos Cherry dengan tampang kesal.

Hah, Khanza tertawa. Jujur mendengar penuturan Cherry dia sedikit merasa senang mengenai pandangan Nic tentang dirinya, "jika Nic yang selalu mengatakan itu padamu, seharusnya kau bilang padanya berhenti bicara tentangku, mengapa kau malah datang padaku?"

"Aku ingin kau pergi dari hidupnya, menjauh darinya, tinggalkan dia." Kecemburuan membuat Cherry melampiaskannya terhadap Khanza, Cherry tahu jika tanpa sadar Nic telah menaruh hati pada Khanza. Maka sebagai antisipasi Khanza harus pergi sebelum Nic menyadari perasaannya. Dia harus secepatnya mengamankan posisinya.

"Kau tidak punya hak untuk mengusirku." Tegas Khanza.

"Aku adalah kekasihnya, hak yang kumiliki lebih besar dari dirimu. Lagi pula, aku sudah menemui Tuan Nelson, dia tahu aku dan Nic memiliki hubungan. Cepat atau lambat, Nic akan segera membawaku menemui keluarganya secara resmi."

Deg... 'Jadi kejadian tadi pagi memang bukan hanya kebetulan, selain Nic yang ingin mengatakan tentang wanita ini, bahkan dia pun sudah menemui Tuan Nelson.'

"Itu bagus, semoga kau dan Nic berjodoh. Nona Cherry, anda tidak perlu merasa khawatir pada waktunya nanti aku akan pergi tanpa kau suruh sekali pun." Khanza berlalu dengan perasaan tak menentu, ada rasa seperti terbakar di ulu hatinya.

Khanza masuk kedalam ruangannya, menaruh tumpukan berkas tersebut di atas meja. Dia lantas duduk sembari menunduk, kepalanya Ia tumpu dengan tangannya.

Mengapa? Ia pikir dengan melihat Nic mendapatkan cintanya Ia akan merasa bahagia, tapi nyatanya tidak. Sakit, seolah hatinya di remas. Kata merelakan itu memang mudah di ucapakan tapi sangat sulit untuk dilakuan.

Andai, pada saat itu Khanza memberanikan diri untuk berkata jujur, apa hasilnya akan berbeda? Apa sekarang jika dia jujur, masih belum terlambat, masih ada kah harapan untuk mendapatkan Nic. Mungkin Nic akan kembali padanya, jika dia tahu kalau Khanza telah mengandung buah hatinya.

...*Penyesalan selalu datang setelah kita terlanjur melakukannya, maka hargailah masa dimana kita masih dapat mengendalikan waktu....

...~Whidie Arista*~...

1
Ririn Nursisminingsih
nick ini ceo kok boodinng banget yaa grgeten a
Muna Junaidi
Hadir thor💃💃💃
Whidie Arista 🦋: Terimakasih kak. semoga suka sama ceritanya 😊
total 1 replies
Zikran Zikran
Luar biasa
Madura Sby
akhirnya masalah selesai jugaa
Waseng Susanti
crt yg menarik
Mom Q
super
Ndhut
.
Anonymous
bukannya tes dna biasany bth wkt 2 mgg an kan?
Whidie Arista 🦋: dalam dunia halu apa sih yang gak mungkin kak wkwk🤭
total 1 replies
mudah hartatik
suka ceritanyA... sepertinya bagus..
Nuraeni Nur
menarik
Kadek Bella
terima kasih thoor,,, ceritanya nggak bertele-tele
Whidie Arista 🦋: sama2 kak, makasih juga udah mampir di karya aku 😊
total 1 replies
Devina Siregar
top
Nabilah Afifah
min kok gaada novel yg ini
Whidie Arista 🦋: kalau minta Kakak bisa baca nove aku yang lain, terima kasih🙏
Whidie Arista 🦋: Mohon maaf ya Kak🙏 novel ini gak jadi aku lanjutin jadi aku hapus🙏😊
total 2 replies
Doraita Veriani
aku padamu Risa....meleleh air mataku
Agus Tina
Luar biasa
Tris Santini
bonchap nya thor
Rus Siana
pPpPpppppPpp
Uswatun Hasanah
lanjut cerita yg lain dong
Whidie Arista 🦋: kalau bikin sekuel novel ini kayanya belum ada ide kak Wkwk
Whidie Arista 🦋: Cerita yang lain yang mana Kak?
total 2 replies
Anonymous
Terima kasih thor 😍🥰
Whidie Arista 🦋: sama2 Kak😊 Makasih juga buat Kakak yang sudah mendukung novel aku yang satu ini🙏
total 1 replies
Uswatun Hasanah
tamat tamat ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!