Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.Orange Kafe.
'Akhirnya',gumam Anandita menarik nafas lega saat taxi online yang dipesannya mulai melaju di jalan raya meninggalkan mall tempat dia dan Ayah Gavin jalan jalan.
"Habis belanja mba?"tanya pengemudi taxi itu pada Anandita.
Anandita hanya tersenyum tanpa bermaksud menjawab apa yang ditanyakan oleh supir itu.
Anandita jadi ingat bagaimana selama setengah hari ini dia dipaksa oleh Om Bagaskara untuk menemaninya keliling Mall.
Meskipun sebenarnya yang Bagaskara beli itu barang untuk Anandita tapi tetap saja,Anandita merasa tidak nyaman.
Apalagi saat beberapa kali Om Bagaskara,meminta Anandita mencoba baju yang dibelikannya diruang ganti,
Anandita dapat melihat mata penjaga toko yang melihatnya dengan sinis.
Ingin sekali Anandita memasang stiker di bajunya dan baju Om Bagaskara'Saya menantunya Bukan sugar Babynya'dan di baju om Bagaskara ingin dia pasang'Ini Mertua saya yang paling gagah dan tampan seperti anaknya',membuat Anandita jadi senyum sendiri sendiri saat memikirkan hal itu.
Selain berbelanja hari ini baju tadi Om Bagaskara juga mangajak Anandita untuk menemaninya nonton film dibioskop,membuat Anandita benar benar tak habis pikir apa isi kepala dari mertuanya ini.
Dan setelah perjalanan panjang untuk memberi kesan baik didepan Ayah mertua akhirnya semuanya berakhir saat ponsel milik Om Bagaskara berbunyi.
Saat mendengar dering itu Anandita benar benar ingin meloncat gembira seperti baru menang jakpot.
Anandita sengaja diam tak bersuara menunggu harap harap cemas berharap itu panggilan darurat yang menyuruh om Bagaskara untuk segera pergi.
Dan benar saja,setelah Om Bagaskara mengakhiri pembicaraannya ditelpon Dia menatap kearah Anandita.
"Sepertinya aku tidak bisa mengantarmu pulang,ada hal yang harus kulakukan jadi kau tidak papa pulang sendiri?"
"Nggak papa Om saya akan naik taxi online nanti"
"Baiklah kalau begitu"ucap om Bagaskara sambil menyerahkan paperbag yang dibawanya pada Anandita.
"Hati hatilah dijalan,langsung pulang saja!"ucapnya sambil mengelus kepala Anandita sebelum berlalu dari hadapan Anandita.
Anandita memandang kepergian Om Bagaskara dengan tersenyum senang.
'Yes akhirnya aku bebas'gumam Anandita lalu segera mengeluarkan ponselnya untuk memesan taxi online menuju Orange Kafe,untuk menemui Gavin.
****
Setelah lebih dari setengah jam taxi itu membawa Anandita,Akhirnya taxi berhenti diarea depan Orange Kafe.
"Sudah sampai Mba",ucap si pengemudi sambil menghentikan mobilnya.
Anandita menyerahkan ongkos taxi kemudian keluar dari taxi yang dinaikinya.
"Perlu saya bantu Mbak?"
tanya si pengemudi karena melihat Anandita agak kerepotan membawa paperbag belanjaannya yang jumlahnya hampir sepuluh buah itu.
"Makasih, pak, tapi tidak perlu ,saya bisa sendiri"jawab Anandita sambil berjalan kedalam Orange Kafe yang tampak rame oleh pengunjung petang itu.
Anandita duduk disalah satu kursi kosong yang masih ada disana,sambil memandang sekeliling kafe.
Anandita jadi bingung bagaimana caranya dia tau Gavin ada atau tidak sekarang didalam Kafe,karena tadi sebelum sampai Anandita berusaha lagi menghubungi ponsel Gavin tapi ternyata masih belum bisa.
Seorang pelayan menghampiri Anandita sambil memberikan buku menu.
"Selamat datang di Orange Kafe,anda mau pesan apa?"tanyanya pada Anandita.
Anandita memandang buku menu yang diberikan pelayan itu padanya.
"Mas,saya boleh nggak nanya?"
"Silahkan apa yang ingin anda tanyakan"jawabnya dengan tersenyum ramah khas pelayan untuk membuat pembeli senang.
"Kafe ini kira kira tutup jam berapa ya ?"tanya Anandita dengan santainya membuat pelayan itu bingung.
"Maksud anda?"
"Saya kesini mau ketemu sama yang punya Kafe,jadi saya mau tau jam berapa Kafe ini biasanya tutup kalau malam"terang Anandita pada pelayan itu.
"Anda ingin melamar pekerjaan disini?"tanyanya pada Anandita.
"Hah,itu...."Anandita terkejut saat pelayan itu mengira dia mau melamar kerja disana,tapi tidak ada salahnya dia bilang seperti itu,kalau bisa ketemu Gavin.
"Iya Mas,saya mau melamar kerja disini,ada lowongan nggak?"tanya Anandita.
"Ada kebetulan kami kekurangan pelayan malam ini,jadi kalau mau kamu bisa langsung kerja sekarang"ucap pelayan laki laki itu.
"Ya boleh,aku akan langsung bekerja,tapi aku belum pernah bekerja jadi pelayan Kafe"ucap Anandita.
"Kamu hanya tinggal mencatat pesanan,dari pengunjung kemudian nanti kalau koki sudah selesai membuatkan makanannya kamu tinggal mengantarkannya,"terang pelayan itu.
"Baik,aku pasti bisa!"ucap Anandita.
"kalau begitu ayo,ikut aku kebelakang untuk meletakkan barang barangmu"ucap pelayan itu,sambil menyuruh Anandita untuk mengikutinya ke ruang karyawan.
Saat Anandita berjalan keruang belakang Kafe Anandita melihat ruangan yang bertuliskan 'Ruang Pribadi'.
"Itu ruang apa?" tanya Anandita pada pelayan itu.
"Oh itu ruangan khusus yang punya Kafe"jawabnya pada Anandita.
"Oh,bos!"ucap Anandita.
Pelayan itu hanya mengangguk padanya.
"Boleh nggak aku bertemu dengan Bos sekarang,"tanya Anandita.
"Tidak bisa sepertinya Bos sedang tidak ada diruangannya "
"Kemana Bos kalian sekarang?"tanya Anandita pada pelayan itu,yang membuat pelayan itu menatap Anandita dengan heran.
"Untuk apa kau mau ketemu dengan bos?"tanyanya dengan pandangan menyelidik kearah Anandita.
"Itu..."belum selesai Anandita bicara tiba tiba ada orang yang memanggil pelayan itu dari pintu yang bertuliskan 'Ruang pribadi' itu.
"Beni,bisa tolong kau bawa ini ke bagian dapur "ucap orang itu,yang langsung membuat Anandita dan laki laki ynag dipanggil Beni itu menoleh kearah sumber suara yang berada didepan pintu.
"Baik bos,"jawab Beni.
Sementara itu Anandita hanya menatap kearah orang yang berdiri itu dipintu itu.
Saat Anandita bemaksud memanggil namanya,orang itu lebih dulu berjalan menghampiri Anandita.
"Sedang apa kau disini?"tanya Gavin pada Anandita.
"Itu..."Anandita belum selesai menjawab pertanyaan Gavin,tiba tiba pelayan ynag dipanggil Beni itu sudah lebih dulu,menjawab untuknya.
"Oh,dia orang yang baru saja saya terima bekerja diKafe kita Bos"ucap Beni pada Gavin.
"Kau melamar kerja disini, untuk apa An?"tanya Gavin dengan bingung.
"Untuk mencari suamiku yang menghilang tanpa khabar,"ucap Anandita dengan cueknya sambil berjalan masuk kedalam ruangan Gavin,meninggalkan dua orang pria yang masih bengong mendengar apa yang diucapkannya.
Melihat Anandita masuk kedalam ruangannya Gavin menyuruh Beni untuk pergi meninggalkan mereka.
"Siapa yang memberitaumu tentang Kafe ini tanya Gavin sambil menghampiri Anandita yang sudah duduk disofa yang ada diruangan Gavin itu.
"Si Aldo emang kenapa?"tanya Anandita sambil melepas sepatunya karena kakinya terasa sangat sakit,akibat memakai sepatu seharian ini meskipun sepatu yang dipakainya hanya sepatu flat.
Gavin melihat penampilan Anandita yang seperti baru pulang dari selesai mengajar.
"Kau belum pulang kerumah dari tadi?"tanya Gavin merasa sedikit aneh karena jam segini Anandita masih memakai pakaiannya dari sekolah.
"Belum,aku baru pulang dari Mall dengan Om Bagas,sebelum kesini tadi"
"Siapa?!"tanya Gavin terkejut.
"Om Bagaskara,Ayahmu!"
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁