NovelToon NovelToon
Lihat Aku Sekali Saja

Lihat Aku Sekali Saja

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis / CEO
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Vanzhuella annoy

"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.


"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.



Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 22. Hari Ayah

Setelah kejadian itu, kini kedekatan Moses dengan Gabriella dan Isabella tidak seperti biasanya. Gabriella sama Isabella sering menghindari Moses. Seperti saat ini, sepulang sekolah si kembar langsung masuk ke kamar. Tidak pernah bermain di area bermain.

Setelah makan siang ketiganya naik ke lantai atas.

"Dek, tunggu," panggil Moses menghentikan langkah Gabriella dan Isabella memasuki kamar.

"Iya Kak Moses," jawab keduanya serempak.

"Ayo kita main," ajak Moses sehingga membuat keduanya saling memandang.

"Tidak Kak Moses. Gaby ingin mengerjakan PR," jawab Gabriella.

"Abel juga ingin mewarnai Kak Moses," Isabella menimpali.

"Kenapa kalian menghindari Kakak? apa kalian marah?" kata Moses.

"Kami tidak marah Kak Moses," jawab Isabella.

"Jadi kenapa dalam 1 minggu ini kalian menghindari Kakak? tidak di rumah, di sekolah juga gitu." Sambung Moses.

"Tidak Kakak, atas dasar apa kami marah sama Kakak," ungkap Gabriella. "Kak Moses kami masuk dulu," imbuhnya.

Di depan pintu Moses berdiri memandangi daun pintu yang sudah tertutup.

Di pojokan sana sesosok memperhatikan interaksi ketiganya dari awal sampai si kembar masuk kedalam kamar.

Didepan televisi Moses terduduk dengan diam. Sungguh setelah kejadian itu ia merasa kesepian. Biasanya rumah ini dipenuhi gelak tawa tetapi selama seminggu suara itu tidak terdengar.

"Hai son," sapa Filio menghampiri Moses.

"Papa tumben pulang jam segini?" tanya Moses.

"Hmmm malas saja di kantor karena kebetulan hari ini jadwal Papa kosong," jelas Filio.

"Bagaimana jika Papa temani Moses main PS," pinta Moses.

"Hmmm Adik-Adikmu mana?" tanya Filio pura-pura tidak tau apa yang terjadi.

"Si kembar selama 1 minggu ini menghindari Moses. Selama ini mereka tidak pernah lagi bermain dengan Moses," cerita Moses dengan wajah cemberutnya.

"Kenapa begitu?" pancing Filio.

"Sepertinya perubahan si kembar ketika kejadian itu Papa. Apa Papa memarahi si kembar?" tanya Moses.

"Hmmm tidak son, Papa hanya sekedar menasehati," ujar Filio.

Akhirnya kedua pria tampan beda usia itu asik main PS sampai sore menjelang.

"Papa besok adalah hari Ayah, semua orang tua terutama Ayah menghadiri acara yang digelar di sekolah. Moses ikut mempersembahkan puisi untuk Papa," kata Moses.

"Papa wajib hadir?" tanya Filio.

"Tentu Papa karena Mama Sila tidak bisa hadir," sambungnya. "Papa kapan Mama Sinta bangun dari tidurnya?" tanya polos Moses.

"Perbanyak doa saja son," ujar Filio sembari berpikir kenapa Asilla tidak ingin ikut serta menghadiri acara hari Ayah yang digelar di sekolah.

"Baik son Papa akan hadir," ujar Filio.

******

Di aula PAUD sudah dipenuhi oleh anak didik serta kedua orang tua mereka. Kecuali Gabriella dan Isabella tanpa didampingi orang tua mereka.

"Dek, kalian duduk dengan Kakak ya?" pinta Moses kepada si kembar.

"Tidak Kak Moses kami disini saja, nanti Uncle juga hadir," kata Gabriella memilih duduk paling belakang karena merasa hanya mereka yang tidak memiliki Ayah.

Moses cemberut karena kedua Adik kembarnya memilih dibelakang, sedangkan sang Papa belum juga tiba, padahal acara sebentar lagi akan dimulai.

"Papa kok belum juga datang," gumam Moses sembari melihat kebelakang terus. Yang ada dia hanya melihat kedua Adik kembarnya yang duduk paling belakang.

Tap tap tap

Bunyi sepatu mendekati barisan kursi yang diduduki Moses.

"Son," sapa Filio sembari menduduki dirinya di samping Moses.

"Papa," balas Moses dengan girangnya. "Kenapa Papa lama sekali?" cicitnya.

"Ada sedikit urusan son, tapi acaranya belum dimulai bukan?"

"Belum Papa itu pembawa acara sudah berdiri di depan," tunjuk Moses.

Hmmm

"Mana Adik-Adikmu?" tanya Filio sejak tadi mengedarkan pandangan tetapi tidak mendapati dua sosok itu.

"Itu Papa mereka memilih duduk di belakang, katanya karena mereka tidak memiliki Papa," jawab Moses dengan polosnya.

Deg

Tanpa disadari dada Filio sesak mendengar kepolosan Moses yang mengatakan hal itu. Merasa penasaran Filio memutar kepalanya kebelakang arah samping. Di sana ia bisa melihat raut wajah sedih dari Gabriella dan Isabella, tanpa melihat kearah mereka.

"Selamat pagi saya ucapkan kepada Bapak/Ibu serta anak didik kami tercinta. Mari kita mulai acara pembacaan puisi bagi anak didik yang bersedia," kata pembawa acara.

Satu-persatu murid maju ke depan untuk membacakan puisi mereka dan ini saatnya giliran Moses.

"Kami persilahkan Tuan muda Moses Januar maju ke depan," sang pembawa acara mempersilahkan Moses.

"Son semangat," ujar Filio memberi semangat sembari tos dengan Moses sebelum maju ke depan.

"Oke Pa," balas Moses.

Di kursi belakang. Gabriella dan Isabella sangat antusias melihat giliran Moses yang maju ke depan.

...Ayah Segalanya Untukku...

Ayah...

Beribu kata telah kau ucapkan

Beribu cinta telah kau berikan

Beribu kasih telah kau suguhkan

Hanya untuk aku... anakmu...

Ayah...

Kau ajarkan aku tentang kebaikan

Kau tunjukan aku tentang arti cinta

Kau jelaskan aku tentang makna kehidupan

Dan kau mendidik ku dengan penuh kasih sayang

Ayah...

Betapa mulianya hatimu

Kau korbankan segalanya untukku

Kau banting tulang hanya untukku

Aku berjanji akan tulusnya hatimu

Bahwa aku akan selalu menjagamu

Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku

Terima kasih Ayah untuk semua kasih sayangmu...

Aku sangat menyayangimu Ayah....

Prok prok prok

Tepuk tangan menyambut Moses.

Mendengar puisi yang dihafalkan Moses tentu saja membuat hati Filio terharu. Tanpa terasa bulir bening bergulir di pelupuk matanya.

"Untuk Tuan Filio Januar kami persilahkan,"

Filio maju ke depan menyambangi Moses yang masih berdiri di depan.

"Terima kasih son. Sungguh puisimu menyentuh hati Papa. Papa juga sangat menyayangimu," ujar Filio yang disaksikan orang banyak.

Gabriella dan Isabella terdiam sembari menunduk. Keduanya saling berangan-angan jika mereka juga memiliki sesosok Papa. Tetapi itu hanya angan-angan bagi mereka. Selama ini Gabriella maupun Isabella tidak pernah menanyai tentang keberadaan Papa mereka.

"Dek lebih baik kita pulang duluan. Bibi Riri sudah menunggu, sedangkan Kak Moses pasti pulang bersama Uncle," ajak Gabriella karena ia tidak Sanggup melihat keharmonisan keluarga teman-teman sekolahnya.

"Tapi acaranya belum selesai Kak Gaby, bahkan Kak Moses masih berdiri di depan," kata Isabella menolak diajak pulang.

"Ayo lah Dek, kita tidak ada peran disini," imbuh Gabriella dengan mata berkaca-kaca.

"Baiklah Kak Gaby," jawab Isabella karena terenyuh melihat mata sang Kakak ingin mengeluarkan air mata. "Kak Gaby sedih ya?" tanya Isabella ikut terisak.

"Ayo jangan menangis di sini, apa lagi nanti kita dilihat Kak Moses."

Gabriella menarik tangan Isabella membawanya keluar dari aula. Sedangkan Filio sedari tadi pandangannya berpusat kepada dua bocah cantik itu.

******

Sore menjelang. Gabriella dan Isabella sepakat menemui Moses di ruang bermain, mereka akan memberi ucapan selamat atas puisi yang dibawakan Moses sangat indah serta menyentuh hati siapa saja. Dan sekalian Isabella memberi sesuatu kepada Moses.

Tok tok tok

Tidak ada jawaban dari dalam. Terpaksa Isabella membuka pintu ruang bermain, ternyata Moses tidak berada dalam sana.

"Kemana Kak Moses ya? apa belum pulang?" gumam Isabella.

"Ayo kita cari di ruang televisi," ajak Gabriella.

Akhirnya mereka mencari keberadaan Moses di ruang televisi. Ternyata sosok tampan yang mereka cari sedang menonton kartun kesayangannya.

"Kak Moses," panggil Isabella.

Mendengar panggilan dari Isabella membuat Moses menoleh, seketika senyuman mengembang di bibirnya melihat kedua orang yang ia sayangi mendatangi dirinya.

"Dek sini," kata Moses memanggil keduanya.

"Kak Moses selamat atas puisi yang Kakak bawah sangat bagus. Abel sangat menyukainya," ungkap Isabella.

"Iya Kak Moses sangat menyentuh," timpal Gabriella.

"Terima kasih, semua berkat bantuan Mama Sila," kata Moses.

Ternyata yang berperan penting dalam puisi itu adalah Mama Asilla mereka.

"Wah Mama hebat," puji Isabella. "Kak Moses ini untuk Kakak, ambillah," Isabella menyodorkan kotak cukup besar kepada Moses.

"Apa itu?" tanya Moses merasa penasaran akan isi dalam kotak yang sengaja dibungkus kertas kado.

"Buka saja Kak," jawab Isabella.

Dengan rasa tak sabaran serta penasaran Moses segera membuka kotak itu.

Deg

"Robot!" Seru Moses dengan mata berbinar.

"Iya Kak karena Abel telah merusak robot Kak Moses. Maaf Abel hanya bisa ganti dengan barang kw," ungkap Isabella.

Robot sama persis dengan warna yang sama tetapi itu tiruan. Robot pemberian Isabella adalah murah dibandingkan robot milik Moses yang sudah rusak.

"Tidak apa-apa Dek. Kakak suka, tetapi dari mana uang Abel untuk membelikan robot ini? jangan bilang jika Abel mencuri," kata Moses sedikit panik.

"Kak Moses tega berpikiran negatif? ini hasil dari tabungan yang setiap hari dikasi Mama. Semalam Abel sama Kak Gaby membongkar untuk bisa membeli robot itu," ungkap Isabella dengan jujur.

"Apa? sekali lagi jangan diulangi, Kakak tidak suka. Jika Mama Sila tau bagaimana?" kata Moses tidak menyukai cara Isabella.

"Kak Moses tolong jangan beritahu Mama. Abel tidak ingin di hukum oleh Mama lagi, sakit Kak. Telapak tangan Abel sangat sakit di pukul Mama karena tangan Abel nakal hiks hiks...." Ungkap Isabella sembari menangis.

Hiks hiks hiks

Ketiga bocah mengemaskan itu saling menangis sembari berpelukan.

"Abel janji tidak akan nakal lagi karena Abel tidak ingin membuat Mama kecewa, bahkan menangis karena Abel nakal hiks hiks...." Cicit Isabella terguguh dalam pelukan kedua Kakaknya.

Tanpa mereka bertiga sadari ternyata dari arah berbeda dua sosok telah memperhatikan apa yang terjadi kepada ketiga bocah itu.

Awww....

...******...

1
bunda
Luar biasa
Efida Ika Putri
kak maaf seharusnya will u marry me ☺
Kuntyo Wantari Dewi
Gatot maning ya Iyo😄😄😄
Retno Palupi
apa orang lain itu juga mencintai mu sila?
Retno Palupi
aq jengkel dg sila, yg mau aja dibohongi sama ortunya
Retno Palupi
bakal nyesel kamu iyo ..
Retno Palupi
kapan sila bahagia
Retno Palupi
kenapa juga sila g pergi dari rumah saja, hidup mandiri
momiie
entah lah ga bisa mmamsuk ke alur nya sayaa
momiie
makin aneh ceritanya
Mona Lisa
arsilla agak lembab sih..hrus tegaslah
Atmita Gajiwi
/Smile//Grin//Heart//Heart/
Sulfiani Mappiase
dan 3 Thun itu yg koma siapa namanya nga bangun² juga?
Putri Rijani
makin kesini kok Q mkin bngun alurx
Putri Rijani
autor Q gmes sma si fillow mw tak jewer aja telinga nya🤣
Rizky_02
aku nangis banget please. karya mu sungguh sangat keren Thor
Rizky_02
author naro bawang di sini 😭😭😭
Rizky_02
itewe mulai membaca semoga sesuai ekspektasi ku 😊
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
Luar biasa
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
duh visualnya opa semua,kalo visual cowok orang bule atau turki gitu pasti dapat bangt visual sama karakternya pas gitu lebih hot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!