NovelToon NovelToon
Love You More Than Ever

Love You More Than Ever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERDEBATAN

Namun Seno tak ingin memberitahu jika dirinya memang telah bertemu cinta lamanya, Ia takut jika Tania kan berbuat macam-macam dengan Anita.

"Aku sudah ceritakan semua tentang perceraian kita ke Mamah Riana"

Seno seperti marah mengetahui Tania memberitahu ibunya.

"Untuk apa Kamu ceritakan soal ini sama Mamah"

"Seno, Aku punya Fathia Aku hanya takut jika Kita sudah berpisah Kamu dan keluarga Kamu akan mencampakkan Fathia begitu saja"

"Kamu gak perlu khawatir soal itu, Aku menyayangi Fathia seperti anakku, Fathia tidak akan kehilangan kasih sayangku sedikitpun"

Tapi yang di takutkan Tania adalah bagaimana tanggapan Bu Riana soal siapa Ayah Fathia sebenarnya.

"Kalau soal itu Aku gak tahu, Mamah bisa terima atau gak, tapi Aku janji Aku gak akan ungkapkan siapa ayah Fathia sebenarnya, rahasia itu cuma Aku, Kamu, dan Papah yang tahu"

Tania sedikit lega mendengar janji Seno setidaknya Fathia tak akan di benci oleh Bu Riana, setelah berdebat cukup banyak, Seno memasuki kamarnya dan segera tidur.

Bu Rania datang pagi-pagi sekali, namun Ia tak melihat seseorang sarapan di meja makan.

"Bi... Orang-orang kemana, gak ada yang sarapan pagi?"

"Eh nyonya, sudah beberapa hari ini jarang sarapan pagi Mas Seno juga kadang-kadang langsung berangkat kerja"

"Tania mana?"

"Mungkin masih di atas Bu, sebentar saya panggilkan"

"Gak perlu, biar Saya yang ke atas"

Bu Riana berjalan lalu Ia berhenti di kamar Fathia dan Ia melihat Fathia tengah membereskan tas sekolahnya.

"Fathia"

Sapa Bu Riana dengan ramah kepada cucunya.

"Oma..."

Fathia berlari kegirangan melihat sang nenek datang menemuinya.

"Aku kangen banget sama Oma"

"Iya sayang Oma juga sama"

Mendengar suara Fathia yang cukup kencang membuat Tania mendatangi kamar Fathia.

"Fathia ada apa sih?"

Ketika tahu bahwa ibu mertuanya sudah datang kesini, Tania langsung menyambut hangat Bu Riana.

"Mamah.. kapan kesini?"

"Barusan, Seno mana?"

"Masih tidur"

"Jam segini Kamu belum bangunkan"

"Semalam Dia keluar, dan pulang subuh tadi, Aku kasihan Mah mau bangunkannya"

Tak bicara lagi Bu Riana langsung memasuki kamar Seno.

"Seno"

Panggil Bu Riana, dengan menggoyangkan bahu Seno.

"Apa sih..."

Saat mata Seno terbuka, Seno terkejut ibunya berada di hadapannya.

"Mamah"

"Belum bangun jam segini"

Seno pun melihat jam dinding, dan Ia langsung bangkit dari tempat tidur segera ingin bersiap pergi ke kantor, namun Bu Riana mencegahnya dengan mengatakan,

"Kamu gak perlu ke kantor hari ini"

"Loh kenapa Mah"

"Mamah mau bicara sama Kamu"

Tak lama datang Fathia meminta janji sang ayah untuk untuk mengantarnya ke sekolah.

"Papah, ayo berangkat"

Ajak Fathia dengan tersenyum lebar di depan Seno.

"Iya Papah siap-siap dulu ya"

"Tania bisa kan Kamu saja yang antar Fathia sekolah"

Ucap Bu Riana berkata pada Tania, lalu Tania pun menjelaskan jika hari ini adalah janji Seno untuk mengantar Fathia ke sekolah.

"Biar ya Mah, Seno jarang sekali antar Fathia ke sekolah, Aku takut kalau ga bisa Fathia akan kecewa lagi"

Mendengar cerita Tania, Bu Riana pun akan bersabar menunggu Seno kembali ke rumah.

Fathia sungguh senang bisa di antar oleh papahnya ke sekolah.

"Makasih ya Pah sudah antar Aku"

"Ya sudah Papah pulang ya"

"Eh nanti Pah, kan Aku mau kenalin Papah sama Sena"

Seno terdiam mengingat lagi nama yang mirip dengannya itu.

"Oke.."

Lima belas menit Seno dan Fathia menunggu namun Sena dan juga Anita belum muncul.

"Mana sayang teman Kamu"

"Aku juga gak tahu Pah, biasanya kalau Aku sampai, dia juga sampai dia sekolah"

Tak lama Bu Riana menelpon Seno mengatakan mengapa lama sekali mengantar Fathia.

"Iya Mah sabar, Fathia mau kenalin temannya ke Aku katanya"

"Seno Seno.. Cuma anak kecil, bilang saja Kamu ada perlu gak bisa lama-lama"

Malas berdebat dengan ibunya, Seno pun pamit pada Fathia, namun ketika ingin masuk mobil, terlihat Sena dan juga Anita berjalan masuk ke sekolah, spontan saja Fathia berteriak memanggil Sena.

"Sena......"

Seno pun tak jadi masuk dan penasaran dengan Sena, Ia mengikuti Fathia dari belakang mendekati Sena.

"Fathia, ada apa?"

"Aku mau kenalin Kamu sama Papah Aku"

Seno tersenyum pada Sena, matanya terus fokus memandangi wajah Sena yang tak asing baginya, ketika Sena melihat wajah Seno ingatan Sena cukup tajam.

"Om Seno"

Seno terkejut saat mengenali bahwa Sena yang di maksud teman dekat Fathia adalah Sena anak Anita.

"Sena... Kamu anak Anita bukan"

Lalu tiba-tiba Anita datang.

"Sena sayang, ini sarapan Kamu, maaf yah... Mamah gak sempat bikin sarapan untuk Kamu hari ini"

"Gak apa-apa Mah"

Seno hanya memandangi Anita yang tengah bicara dengan Sena.

"Mamah, ada om Seno loh, itu..."

Sena menunjukkan jarinya ke wajah Seno, dan saat Anita menoleh, Anita terkejut Seno ada disini.

"Seno... Kamu disini, antar anak Kamu juga"

Lalu Fathia menyapa Anita.

"Iya Tante, ini papah Aku"

Anita begitu kaget mendengar Fathia memanggil Seno dengan sebutan Papah.

"Jadi..."

Seno dan Anita pun berkata bersamaan.

"Jadi Fathia anak Kamu"

"Iya, dan Sena ini putri Kamu"

Setelah mengatahui bahwa Fathia adalah putri Seno, Anita baru menyadari jika Seno adalah suami yang sering diceritakan oleh Tania teman dekatnya itu.

"Jadi Kaku suami Tania"

Seno kaget mengapa Anita tahu nama istrinya, saat di ingat-ingat barulah Seno sadar bahwa Tania pernah menyebut nama Anita sewaktu bertengkar kemarin.

"Oh.. jadi Kamu teman dekat yang Tania katakan itu"

Anita tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya.

"Jadi selama ini istri Kamu curhat sama Aku, yang padahal suami nya adalah mantan kekasih Aku"

Seno hanya terdiam mendengar pernyataan Anita, Tania pasti banyak cerita pada Anita tentang dirinya bahkan mungkin melebih-lebihkan cerita dari yang sebenarnya.

"Tania cerita apa saja sama Kamu?"

"Banyak, cukup banyak hingga soal perasaannya dan perlakuan Kamu selama di rumah"

Seno menjadi malu mendengar itu semua, tak banyak berkata Seno pun pamit, karena ibunya sudah menunggunya dari tadi, Anita hanya terdiam berdiri memandangi Seno yang telah pergi.

Anita menjadi merasa bersalah karena apa yang di ceritakan oleh Tania tidak lah lain karena kehadirannya kembali dalam hidup Seno.

Di sepanjang perjalanan menuju rumah, Seno memikirkan apa yang di pikirkan Anita tentang dirinya, tapi kadang Ia tak perduli apapun itu Ia harus tetap mengejar cinta Anita, apapun Ia akan lakukan asal Anita mau kembali padanya.

Sesampainya di rumah, dan baru saja Seno masuk ke dalam, Bu Riana langsung bicara.

"Kenapa Kamu menggugat Tania?"

"Kita sudah gak cocok Mah"

"Hanya itu, Seno Kamu ingat Kamu itu pewaris tunggal keluarga Saputra, dengan Kamu bercerai itu akan membuat isu perusahaan gak bagus"

"Kenapa harus pikirkan soal itu sih Mah, gak ada sangkut pautnya"

"Mamah tidak setuju Kamu bercerai dari Tania"

"Tapi keputusan Aku sudah bulat Mah, Aku ingin berpisah, Aku berhak bahagia Mah"

Bu Riana menatap tajam wajah Seno, lalu Ia bertanya apa maksud dari ucapannya itu.

"Lagi pula ini sudah perjanjian pernikahan lima tahun yang lalu"

Tania mulai khawatir Seno akan memberitahukan siapa ayah Fathia sebenarnya.

"Mamah gak ngerti Seno, perjanjian apa, Mamah gak pernah tahu perjanjian itu"

Lalu Seno memperlihatkan surat perjanjian itu kepada ibunya.

Bu Riana mengambil dan membaca surat itu dengan seksama betapa terkejutnya bahwa orang yang bersaksi atas perjanjian ini adalah suaminya sendiri Tama Adi Saputra.

"Papah kamu menandatangani perjanjian ini"

Seno menganggukkan kepalanya lalu Ia berkata,

"Maka dari itu, saat ini sudah waktunya Aku lepas dari tanggung jawab itu"

"Tapi bagaimana dengan Fathia Seno, apa Kamu tidak memikirkan hal itu"

"Mamah gak perlu takut, Aku sayang sama Fathia, Aku gak akan pernah melepaskan tanggung jawab ku menjadi seorang ayah, tapi untuk menjadi suami Tania, Aku benar-benar tidak bisa lagi Mah"

"Mamah benar-benar gak ngerti apa yang Kamu pikirkan Seno, kalau Kamu sayang sama anak Kamu, harusnya Kamu tidak bercerai, atau... gadis itu kini datang lagi dan memaksa Kamu menceraikan istri Kamu"

Kini Seno merasa marah saat ibunya bicara yang tidak-tidak tentang Anita.

"Mamah tolong jangan bicara seperti itu, Mamah tahu kan bagaimana Aku mencintai Dia dulu, kalau bukan karena Papah yang memohon sama Aku, Aku pasti akan pergi di hari pernikahan itu"

Bu Anita pun mengingatkan kejadian masalalu, waktu itu perusahaan keluarganya hampir bangkrut dan hanya keluarga Tania lah yang dapat membantu menstabilkan keuangan perusahaannya, lalu Seno melanjutkan lagi ucapannya.

"Jadi Aku mohon Mah, kali ini tolong jangan halangi keinginan Aku, dan kalau Mamah bilang gadis itu kembali lagi, iya.... itu benar, Aku pernah bertemu dengan Dia beberapa kali, tapi bukan Anita yang membuat Aku memutuskan untuk bercerai"

Tania agak terkejut saat mendengar Seno mengatakan nama gadis itu.

"Anita...."

Ucap Tania dalam hatinya.

Namanya begitu mirip dengan ibunya Sena, Tania jadi berfikir apakah wanita itu memang benar adalah Anita teman dekatnya, untuk memastikan Tania pun bertanya pada Seno.

"Seno, apa Anita itu adalah ibunya Sena"

Akhirnya Tania menyadari hal itu juga, tak ingin menutupi apapun, Seno mengatakan yang sebenarnya.

"Iya Kamu benar, Aku baru saja bertemu dengan Anita tadi, tapi Aku juga baru tahu kalau Anita orang yang Aku cintai selama ini adalah Anita teman dekat mu di sekolah Fathia"

Hancur sudah perasaan Tania saat mendengar pernyataan Seno.

"Jadi selama ini, Aku bercerita dengan wanita yang di cintai suamiku, sungguh bodoh Kamu Tania"

Ucapnya dalam hati sambil menangis tanpa suara.

"Jadi Anita ada disini?"

Tanya sang ibu menyahuti ucapan Seno.

"Aku baru bertemu beberapa hari ini Mah, jadi Dia tidak ada sangkut pautnya dengan keputusan Aku"

Namun tetap saja bagi Bu Riana Anita lah yang merusak hubungan anaknya dengan menantunya, namun Seno menegaskan bahwa setelah perceraian selesai, Dia akan membawa Anita menghadap ibunya dan meminta restu agar bisa menikahi Anita.

"Tidak... Mamah tidak akan pernah merestui kalian, Seno sadar... Dia tidak sepadan dengan Kamu"

Seno semakin geram mendengar pernyataan ibunya yg selalu membeda-bedakan status sosial Anita.

1
elaretaa
semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Arya wijaya: iya kak oke, makasih sudah mampir🥰
total 1 replies
Arya wijaya
thank you kak 😊
Vana Aretta
semangat kakk 😀😀
Arya wijaya: makasih kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!