Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 20 : Keluarga Kekaisaran Xi yang Tersisa
Setelah beberapa saat menunggu, Zhou Fan mulai tidak sabar. Dia harus menemukan keberadaan gurunya, memastikan apakah ini adalah keluarga kekaisaran sangat penting baginya.
Namun saat Zhou Fan hendak berdiri berniat menyusul ke lantai tiga, seorang wanita muda datang dengan anggun.
"Tuan, sepertinya anda mempunyai suatu kepentingan."
Dia adalah Nona Xi. Kedatangan wanita itu merubah ekspresi Zhou Fan menjadi berbinar. Dengan cepat pemuda itu mempersilakan Nona Xi untuk duduk di hadapannya.
Beberapa detik keduanya hanya diam dan saling menunggu, sampai Nona Xi berdehem.
Zhou Fan tersadar dari lamunannya, dia kemudian membenahi bagaimana dia duduk.
"Nona Xi, apakah anda merupakan salah seorang keluarga Kekaisaran Xi?" Perkataan Zhou Fan merubah air muka Nona Xi menjadi buruk, tapi tetap berusaha untuk tenang.
"Tuan, apakah kau pernah mendengar 'mulutmu harimaumu?'." Nona Xi mungkin tidak meninggikan suaranya, tapi ekspresinya benar benar dingin.
"Sepertinya Nona Xi salah paham, aku hanya bertanya apakah anda merupakan orang keluarga Kekaisaran Xi. Karena -- "
Brak...
Belum sempat Zhou Fan mengatakan apa yang dia ingin sampaikan tangan Nona Xi telah mendorong tubuhnya hingga terpojok ke dinding ruangannya.
Zhou Fan menahan nafas, dia kemudian mengeluarkan surat dari gurunya. "Aku sungguh tidak mempunyai niat buruk, aku datang untuk mencari guruku."
Namun Nona Xi tidak peduli, dia tetap bersikukuh pada pendiriannya, bahkan melempar surat di tangan Zhou Fan.
Tentu hal ini memancing amarah pemuda itu. Surat tersebut merupakan surat yang diberikan sang guru sebagai bahan untuk mencari keberadaannya. Tidak akan dia biarkan seseorang menganggap surat itu sebagai sampah.
"Nona Xi, aku menahan agar tidak menyerangmu karena merasa kita memiliki hubungan. Jika tidak aku tidak akan membiarkan orang yang telah berbuat seperti ini." Sambil mengakhiri perkataannya, Zhou Fan menghempaskan tangan Nona Xi.
Bersamaan dengan itu seorang pria paruh baya datang dan terlihat keningnya mengerut ketika melihat meja di ruangan berserakan.
"Yue'er, apa yang kau lakukan?"
Nona Xi membalikkan tubuhnya, melihat kedatangan kakaknya dia langsung melompat ke sebelahnya.
"Kakak, dia pasti mata mata dari kakak kedua. Kau tidak bisa melepaskannya."
Zhou Fan membuka mata lebar lebar, dia bahkan belum mengatakan apa maksud tujuannya, tapi wanita ini sangat tidak masuk akal, menganggapnya sebagai mata mata musuh mereka.
"Nona Xi, kau salah paham. Dan aku telah berusaha menjelaskan kepadamu, bahwa aku tidak ada niat buruk terhadap kalian ...." Zhou Fan perlahan menjelaskan tentang niat kedatangannya, dia juga menunjukkan surat yang tergeletak di lantai.
Xi Yen Lao melirik ke tempat surat berada, dia pun perlahan mendekatinya. Saat membaca, terlihat keningnya mengerut, tapi terkadang juga menjadi datar.
"Ini memang stempel kakek Sian Lou, apa kau benar merupakan muridnya?" Xi Yen Lao menelisik kekuatan Zhou Fan, tapi yang terlihat hanya petarung kaisar bintang satu.
Dia tidak yakin jika pemuda ini benar benar murid Sian Lao, karena bahkan dirinya saja tidak dianggap oleh pria tua itu. Bagaimana pemuda ini lebih baik darinya, aspek apa yang dia punya tapi dirinya tidak ada.
"Kau pasti kebetulan menemukan surat itu, seorang sepertimu tidak mungkin kakek Sian Lou mau mengakui sebagai murid." Xi Yue mendengus sembari menampilkan wajah mengejek.
Zhou Fan tidak menanggapi ucapan gadis itu, dia lebih memilih untuk berusaha membuktikan. Sesaat dia mengingat, bahwa selain gulungan dia juga mampu cincin penyimpanan Tetua Louxi, jelas ini berguna di saat seperti sekarang.
"Ini adalah cincin guruku, pasti kalian sebagai orang yang 'mengaku' dekat dengannya, pasti mengetahuinya masalah cincin ini." Zhou Fan tersenyum membalas ucapan Xi Yue.
"I -- ini... " Xi Yen Lao tidak bisa berkata kata, dia tentu mengenal cincin di tangan Zhou Fan. Itu memang benar merupakan cincin penyimpanan milik perdana menteri Sian Lou.
Zhou Fan menghela nafas panjang, dia cukup lelah karena meyakinkan mereka lebih sulit dibandingkan dengan bertarung satu lawan satu.
Setelah itu perlakuan kedua saudara itu berubah total, bahkan Xi Yue sedikit lunak terhadapnya.
"Lantas, di mana guru sekarang?"
Keduanya menunduk, mereka sama sekali tidak mengetahui keberadaan perdana menteri Sian Lou. Setelah kedatangannya, pria tua itu langsung pergi entah kemana.
Zhou Fan mengerutkan kening, tidak mungkin kan dua orang ini tidak tahu, jelas jelas gurunya mengatakan jika akan kembali ke tempatnya berasal.
Namun apa daya, keduanya memang tidak mengetahui keberadaan perdana menteri Sian Lou.
Zhou Fan tidak bisa memaksa jika memang seperti itu, setidaknya dia bisa tenang karena mengetahui kemana jika ingin mencari gurunya.
"Pangeran Xi, -- "
"Panggil saja Saudara Xi." Xi Yen Lao mengatakan sambil memandang Zhou Fan, membuat pemuda itu sedikit aneh.
"Jangan melihat seseorang dari umur, aku ini masih tiga puluh tahun. Juga tidak terlalu tua untuk kau sebut saudara." Xi Yen Lao berpura pura memasang wajah kesal.
Zhou Fan tertawa, dia mengangguk karena merasa setuju dengan 'jangan menilai seseorang berdasarkan umur'. Terkadang seseorang yang lebih tua belum mesti lebih bijak dibandingkan dengan yang muda, begitu pun sebaliknya.
"Saudara Xi, apakah kau berkeinginan untuk mendirikan kembali Kekaisaran Xi?" Pertanyaan Zhou Fan sontak membuat Xi Yue menatapnya tajam.
Pemuda itu tidak tahu apakah ada yang salah terhadap pertanyaannya, mengapa dia seolah telah melakukan kesalahan yang sangat fatal.
Dia pun menoleh ke arah Xi Yen Lao, pria itu menghela nafas rendah, kemudian menggeleng dengan pasrah. "Hidup seperti ini juga tidak buruk, bahkan aku lebih bisa tenang, tidak ada yang mengancam karena menginginkan kekuasaan ...."
" ... Selain itu, yang tersisa dari keluarga Xi hanya aku dan juga Yue'er. Semua telah tiada, karena keserakahan, adikku memusnahkan keluarganya sendiri. Jika aku bisa memilih, lebih baik terlahir dalam keluarga biasa."
Xi Yue merangkul kakaknya, dia sudah menganggap kakaknya itu sebagai orang paling berharga baginya setelah kematian kedua orang tua mereka.
"Jika seperti itu, apa yang dilakukan guru, apakah ada tujuan lain dia kembali ke daratan ini?" Zhou Fan mengelus dagunya, pertanyaan itu tanpa sadar terlontar dari mulutnya.
Sepasang kakak beradik itu menyipitkan mata, kata 'kembali ke daratan ini' menjadi pertanyaan besar di dalam kepala mereka.
Namun sebelum mereka bertanya, Zhou Fan kembali berkata.
"Dia meninggalkan muridnya di tempat pengasingan, dan tak memberi kabar, membuat orang khawatir saja."
Xi Yue serta Xi Yen Lao saling pandang, mereka tak berani lagi untuk bertanya. Sementara Zhou Fan menghela nafas lega setelah berhasil memperdaya pasangan adik kakak di depannya.
"Saudara Xi, aku akan kembali ke Kota Bei Xian. Jika guru kembali kau harus memberiku kabar, aku akan menantikannya." Zhou Fan kemudian berdiri, dan hendak undur diri. Namun kedua kakak beradik itu menahan kepergiannya.
"Kau baru saja sampai, kenapa terburu buru, santai saja dan menginaplah beberapa hari." Xi Yen Lao juga berdiri, diikuti Xi Yue.
"Mungkin lain kali." Zhou Fan pergi sambil melambaikan tangan, dia keluar ruangan bersama dengan Zhou Jim.