( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 317
Keheningan yang mencekam menggantung di atas alun-alun Istana Naga Primordial. Raungan Tahta Emas di belakang mereka telah mereda, tetapi Segel Kaisar Naga di dahi Tian Feng masih bersinar dengan cahaya keemasan yang agung, memancarkan tekanan garis keturunan primordial yang membuat setiap penjaga Dou Sheng gemetar.
Wajah Tao Ti yang berapi-api kini pucat pasi, matanya yang selevel Dou Di Bintang Tujuh terpaku pada segel itu. Kemarahannya yang meledak-ledak lenyap, digantikan oleh badai kebingungan, keterkejutan, dan... rasa sakit yang mendalam.
"Tiga puluh ribu tahun..." bisiknya, suaranya yang biasanya menggelegar kini serak karena emosi. "Kami menunggu. Kami menjaga tahta yang dingin ini... dan dia... dia memilih..."
Ia menatap Tian Feng, matanya memindai sosok 'manusia' dan ranah 'Dou Di Bintang Satu' yang baru lahir itu. "Dia memilih ini?"
"Jenderal Tao Ti!" Xu Zhao melangkah maju dengan bangga, aura Dou Sheng Bintang Satu-nya membusung. "Sekarang kau lihat! Segel itu tidak bisa dipalsukan! Tahta telah merespon! Tunjukkan rasa hormatmu pada Kaisar yang baru!"
Tao Ti tersentak dari keterkejutannya. Ia menatap Xu Zhao, lalu pada Tian Feng. Ia terbelah. Di satu sisi, kesetiaannya yang mendarah daging selama puluhan ribu tahun memerintahkannya untuk berlutut. Di sisi lain, harga dirinya sebagai naga agung dan Jenderal terkuat menolak untuk tunduk pada seorang manusia yang ranahnya jauh di bawahnya.
Sebelum Tao Ti bisa membuat keputusan yang menyakitkan itu, sebuah tawa serak dan brutal memecah keheningan.
"HAHAHA! Hormat?"
Raja Bai Hu (Dou Di 6), pemimpin Klan Harimau Putih yang tubuhnya dipenuhi bekas luka, melangkah maju. Matanya yang keemasan menatap Tian Feng dengan penghinaan yang tak terselubung.
"Aku akui Segel itu," geramnya, suaranya seperti batu yang bergesekan. "Aku akui kehendak Tahta. Tapi aku tidak akan pernah menundukkan kepala Harimau Putih Pemecah Langit-ku pada seorang bocah Dou Di Bintang Satu yang baru menetas!"
Nyonya Feng Huang (Dou Di 5) juga angkat bicara, suaranya yang anggun terdengar dingin. "Raja Bai Hu benar. Alam Naga tidak bisa dipimpin oleh yang terlemah. Garis keturunanmu mungkin murni, tetapi kekuatan adalah fondasi dari segalanya. Dan kekuatanmu... terlalu menyedihkan."
Tekanan dari empat pemimpin Dou Di lainnya tertuju pada Tian Feng. Mereka menghormati Segel, tetapi mereka meremehkan pembawa-nya.
Raja Bai Hu menyeringai buas, menunjukkan taringnya. "Kau ingin kami tunduk? Kau ingin kami memanggilmu 'Kaisar'? Buktikan!"
Aura Dou Di Bintang Enam miliknya meledak keluar, menantang langsung aura Tian Feng. "Kalahkan aku dalam duel satu lawan satu. Jika kau bahkan tidak bisa menahan satu pukulan penuh dariku, kau tidak layak memimpin kami, Segel atau tidak! Kami akan mengurungmu di istana ini sebagai simbol, sementara kami yang kuat akan memerintah."
Ini adalah kudeta yang terang-terangan, sebuah tantangan langsung terhadap otoritas Tian Feng.
Xu Zhao hendak meraung marah atas penghinaan ini, tetapi Tian Feng mengangkat tangannya, membungkam Jenderalnya.
Tian Feng menatap Raja Bai Hu. Ia bisa merasakan kekuatan fisik murni yang mengerikan dari Dou Di Bintang Enam itu. Ia melihat ke arah Tao Ti, yang kini berdiri diam, ekspresinya tak terbaca jelas menunggu untuk melihat bagaimana 'Kaisar' baru ini akan menangani krisis pertamanya.
Tian Feng tahu ini adalah ujiannya. Ia tidak bisa mundur.
Ia melangkah maju ke tengah alun-alun, jubah hitamnya berkibar pelan. Ia menatap Raja Bai Hu yang jauh lebih besar dan lebih kuat darinya.
Sebuah senyum tipis yang dingin senyum yang sama yang ia tunjukkan pada Tetua Pertama Aula Jiwa Bayangan muncul di bibirnya.
"Sebuah duel?" katanya, suaranya tenang namun bergema dengan kekuatan Dou Di-nya. "Melawan Dou Di Bintang Enam?"
Ia menoleh pada Xu Zhao. "mundurlah."
Lalu ia berbalik menghadap Raja Bai Hu. "Aku terima."