NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

  Darian tak pernah membayangkan akan terjebak dalam keadaan seperti ini seolah langit runtuh dan menekan seluruh jiwa dan raganya dalam satu waktu

  Di ruangan itu, waktu terasa berhenti, sementara badai di luar terus mengamuk tanpa ampun.

  Hening seketika pecah oleh suara bariton yang menggema penuh ketegasan, “Darian, cukup jawab pertanyaan wartawan dengan jujur. Jangan buat masalah!” Suaranya mengandung peringatan tajam, seperti petir yang siap menyambar.

  “Kalau kamu melanggar, kamu yang akan menanggung konsekuensinya.” Kata-kata itu melesat ke ruangan, menembus keheningan yang menyesakkan dada. 

  Sang ayah menatap putranya dengan mata yang penuh kelelahan dan ketegasan, seolah membawa beban dunia yang tak kunjung usai.

  Dalam hatinya, ia bertanya dosa apa yang pernah mereka perbuat, hingga harus menanggung anak yang terus menerus menimbulkan masalah, membuat hari-hari keluarganya seperti diliputi badai tanpa ujung.

...****************...

  Darian menarik napas pelan, dia mengangguk sebagai jawaban memuaskan pada ayahnya.

  "Jangan membuat masalah apapun lagi, Darian!" Noah memberikan peringatan dengan tatapan datar.

  "Iya, yah," angguk Darian dengan helaan napas yang terasa berat.

  Tak lama hiruk-pikuk suara wartawan yang begitu riuh tadi terdengar berhenti, Noah tahu semua mungkin akan berakhir karena masalah yang di buat Darian.

  " Yah, jangan terlalu di pikirkan! Semua akan Baik-baik saja," sang istri memberikan semangat yang untuk saat ini di butuhkan.

  Helaan napas terdengar berat keluar dari bibir Noah yang tampak risau dan terlihat jelas begitu gelisah.

  "Selamat datang semua!" suara itu menggema keras di ruangan yang menjadi tempat di mana pertempuran antara hati, logika dan kebencian Cassia di mulai. Dia melirik pada Darian yang tetap diam di tengah badai yang akan menghancurkan segalanya.

  "Kalian pasti bertanya-tanya kenapa saya mengadakan konferensi pers ini," Thomas menghela napas yang terasa begitu sesak,"Saya, ingin mengumumkan sesuatu yang penting, akan masa depan putri saya. Ini semua atas permintaan dari putri saya, Cassia,"imbuhnya.

  Saat Thomas menatap Cassia, mata semua orang juga memandang gadis cantik berambut drak brown itu. Cassia menarik napas pelan dan pada akhirnya maju mendekatkan bibirnya pada Microphone yang menyala di atas meja.

  "Nona Gray, apa ada alasan khusus kenapa anda mendadak ingin membatalkan pertunangan antara anda dan tuan Muda Parker?" salah seorang wartawan bertanya saat sesi itu di mulai begitu Cassia siap.

  Cassia menghela napas sebentar dan menenangkan diri terlebih dahulu sebelum menjawab setiap pertanyaan yang mungkin saja akan mengusik kemarahan yang ia pendam.

  Mereka semua menunggu jawaban memuaskan dari Cassia yang tampak sekali tegang, air muka ketegangan itu jelas terlihat dari wajah cantik dan mulus itu.

  Cassia melirik pada kedua orang tua dan Kakaknya, ia melihat ketiganya mengangguk sebagai jawaban dan semangat untuknya.

...****************...

Sedangkan di sisi lain.

  Konferensi pers itu di lihat dan di tonton oleh banyak orang. Melalui berbagai macam akun media sosial dan berita siaran langsung di TV.

  Dax, duduk tenang di depan Laptopnya, dia melihat tayangan langsung dari konferensi pers yang mungkin akan menentukan setiap hal dalam kehidupan Cassia.

  Tangan besarnya memutar pena dengan raut wajah tak terbaca, dia fokus dan tak mengalihkan tatapannya barang sedikitpun pada layar laptop di depannya.

TOK

TOK

  Sampai ketukan pintu terdengar dan itu mengalihkan fokusnya sebentar.

  "Masuk!" seruan terdengar, dan saat pintu terbuka. Dax melihat Mommynya masuk dengan nampan di tangannya.

  "Dax, apa Mommy mengganggu?" suara lembut dan begitu halus juga tatapan teduh itu menjadi sesuatu yang selalu Dax rindukan saat wanita yang menjadi cinta pertamanya itu tak ada di rumah.

  "Mom, kenapa harus bertanya? Mommy tak pernah sekalipun menganggu," jawab Dax, suaranya lembut dengan seulas senyum hangat yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun.

  "Mommy bawakan Coklat hangat! Udara di luar cukup dingin. Mungkin saja tahun ini salju akan turun lebih awal dari Tahun-tahun sebelumnya, jadi pastikan kamu menggunakan pakaian tebal dan minum-minuman hangat agar tetap sehat," Crystal mengusap rahang tegas Dax, sebelum ia meninggalkan sang putra sendiri.

  Kepergian sang Mommy di tatap hangat oleh Dax, pria itu tersenyum tipis dan bergumam,"Aku ingin wanita seperti Mommy yang nanti akan menjadi pasanganku, dan aku berharap gadis itu kamu, Cassia!" Dax, memandang Cassia yang berada di layar laptopnya.

...****************...

  “Keputusan saya membatalkan pertunangan ini bukanlah hal yang mudah. Tapi, ketika cinta sudah memudar dan hanya menyisakan luka, lebih baik kita berhenti sebelum semuanya jadi racun yang perlahan membunuh jiwa. Darian dan saya, kami sudah tidak lagi saling mencintai. Daripada terus menyakiti, ini adalah jalan terbaik bagi kami berdua.” Cassia mengucapkannya dengan suara tenang, tapi tatapannya mengandung kepedihan yang dalam.

  Gedung itu seketika hening, lalu bergemuruh dengan bisik-bisik para wartawan yang masih tercengang. Bagaimana mungkin nona muda dari keluarga Gray yang dulu begitu memuja Tuan Muda Darian tiba-tiba memutuskan semuanya tanpa drama? Ada sesuatu yang tersembunyi di balik keputusannya dan itu membuat rasa penasaran mereka membuncah.

  Seorang wartawan mengangkat tangan dengan penuh semangat, “Nona Cassia, mengapa tiba-tiba Anda tak mencintai Tuan Muda Darian lagi? Bukankah dulu Anda sangat mencintainya? Apa ada alasan khusus di balik berakhirnya pertunangan ini?”

  Cassia menatap kosong ke kejauhan, napasnya terhela berat, seolah membawa beban rindu dan luka sekaligus. “Kadang, cinta yang dulu menggelora justru mati perlahan, membeku dalam diam yang membunuh hati tanpa suara. Bukan karena pengkhianatan besar atau badai drama yang menggelegar, tapi karena retakan-retakan kecil yang tak tampak, yang merenggut getar dalam jiwa.” Suaranya tersendat, penuh kepedihan yang mencoba dipeluk kejujuran daripada pura-pura bahagia yang kelak jadi duri tajam di dada.

  Keheningan mencekam menyusup ke setiap sudut ruangan, meninggalkan udara berat penuh misteri dan luka yang tak kunjung sembuh.

  Darian terpaku, matanya terpaku pada Cassia dengan campuran keterkejutan dan kegamangan yang sulit dijabarkan. Dia tak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut Cassia, bukan curahan kemarahan atau tuduhan yang selama ini ia duga.

  Tatapan Darian berubah, ragu merayapi sorot matanya, menciptakan ketegangan yang tak terucapkan.

   Orang-orang tua yang hadir turut terdiam, terpaku oleh kejujuran yang melampaui usia.

  Thomas dan Margaretha menatap putri kecil mereka dengan bangga, sekaligus getir menyaksikan gadis itu tumbuh menjadi sosok yang mampu mengurai luka dengan kepala dingin dan hati yang lapang.

  Cassia bukan lagi anak kecil yang menuntut pengakuan dia adalah wanita yang memilih berdiri sendiri, menghadapi gelap tanpa menggenggam harapan palsu.

  Vladimir menatap adik kecilnya dengan tatapan bangga, matanya berkaca-kaca. Dalam hati ia bertekad untuk selalu menjaganya dengan sepenuh hati.

1
Senjaku02
besok lagi ya. mau kontrak dulu🤣🤣🤣
Yuyun Suprapti
crazy up dong kk
riani
lagi kak lagi
Gedang Raja
lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe semangat untuk terus berkarya 💪💪🤭👍👍
yeqi_378
Saya jadi penasaran dengan karakter-karakternya. Semangat yah, thor!
Senjaku02: siap. terimakasih ☺️
total 1 replies
Phoenix Ikki
Camilan plus cerita ini, combo pas banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!