NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: tamat
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Cinta Terlarang / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:822.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Satu

Elena memakai baju kerja yang Axel belikan. Dia mematut di kaca, perasaannya bercampur aduk saat ini. Antara lega dan juga rasa bersalah.

"Tak seharusnya aku melakukan ini. Aku belum bercerai secara resmi," ujar Elena pada dirinya sendiri.

Elena menyisir rambutnya secara perlahan, mencoba menutupi mata yang masih sedikit bengkak. Blus satin putih pemberian Axel sudah ia kenakan, rok pensil hitam membingkai pinggangnya dengan pas. Ia memandang pantulan dirinya beberapa detik, mencoba meyakinkan diri kalau ia akan baik-baik saja.

Terdengar suara ketukan di pintu. Elena yakin itu adalah Axel.

“Lena ...,” panggil Axel dari luar kamar. “Kamu sudah siap?”

Elena menarik napas. “Sebentar!” Ia merapikan kerah blusnya sebelum membuka pintu.

Axel sedang berdiri santai sambil menggulung lengan kemejanya. Tatapannya sempat berhenti di Elena dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“Pas banget. Cantik,” komentar Axel dengan senyum tipis. “Aku tahu itu bakal bagus di kamu.”

Elena merasa pipinya memanas. “Makasih, sudah bawain baju untukku.”

Axel mengangkat bahu. “Kamu asistenku. Harus terlihat rapi. Ayo sarapan dulu.”

Mereka duduk berhadapan di meja makan. Aroma kopi memenuhi ruangan, sedikit membuat Elena tenang. Dia menghabiskan sarapan yang tadi tertunda karena dia ingin segera mandi. Axel memperhatikannya sesekali, seolah memastikan ia tidak lagi sesedih semalam.

“Kamu kelihatan lebih baik,” ujar Axel akhirnya.

“Lebih baik sedikit,” jawab Elena jujur. “Tapi aku masih capek.”

“Wajar,” Axel menyeruput kopinya. “Kalau kamu enggak siap ketemu Aldi atau Lisa hari ini, kamu bisa izin sakit. Aku enggak keberatan.”

Elena menggeleng cepat. “Aku enggak mau mereka berpikir kalau aku lari. Aku harus tetap kerja.”

Axel tersenyum kecil, penuh rasa kagum. “Oke. Itu keputusanmu. Tapi kalau kamu butuh aku, kamu jangan sungkan mengatakannya.”

Perjalanan ke kantor terasa lebih tenang. Tapi saat mobil melewati gerbang parkiran, Elena sempat merasakan tatapan yang membuat bulu kuduknya berdiri. Dari kejauhan, ia melihat mobil hitam yang sangat ia kenal.

Mobil itu berhenti di sudut parkiran, kacanya sedikit terbuka. Elena bisa melihat siluet Aldi duduk di balik kemudi, menatap ke arah mereka. Elena spontan menggenggam tasnya lebih erat. Dia masih merasa kesal dan marah pada suaminya itu.

“Apa kamu baik-baik aja?” tanya Axel sambil melirik sekilas.

Elena mengangguk cepat. “Iya … kita segera masuk saja.”

Mereka berjalan menuju lift pribadi. Pintu lift tertutup, memisahkan mereka dari parkiran. Elena baru bisa bernapas lega.

Sesampainya di kantor, suasana sedikit heboh. Beberapa karyawan saling berbisik melihat kedatangan Axel dan Elena bersama. Apalagi Elena memakai baju yang sedikit berbeda. Lebih elegan dan sedikit seksi. Mereka juga tahu kalau itu baju bermerek terkenal.

Axel tidak mempedulikan tatapan itu. “Aku ada meeting keluar jam sembilan. Kamu stay di sini. Jangan lupa cek email dari divisi keuangan,” ucap Axel sebelum masuk ruangannya.

Elena mengangguk. “Baik, Pak.”

Axel meliriknya sekali lagi, seolah ingin memastikan Elena kuat. Baru setelah itu ia menutup pintu ruangannya.

Jam menunjukkan pukul sembilan tepat. Axel keluar dengan jas di tangan.

“Lena, aku keluar dulu,” ucapnya. “Kalau ada apa-apa, telepon aku.”

Elena tersenyum tipis. “Iya. Hati-hati.”

Setelah Axel pergi, ruangan menjadi sunyi. Elena duduk menatap layar komputernya, berusaha fokus. Tapi dadanya masih terasa sesak. Ia baru saja mencoba mengetik balasan email ketika terdengar suara pintu terbuka.

Aldi berdiri di sana. Wajahnya tampak sangat tegang.

Elena terperanjat. “Kamu mau ngapain ke sini?”

Aldi masuk dengan langkah berat, menutup pintu di belakangnya. “Elena, kita perlu bicara.”

“Aku enggak mau ribut di kantor, Mas,” ucap Elena dingin.

“Aku enggak peduli,” Aldi mendekat, suaranya menahan emosi. “Kamu tidur di mana semalam?”

Elena menatapnya, menantang. “Apa kamu bertanya dengan serius dan ingin jawaban jujur dariku?”

“Jawab saja!” Aldi membentak. Suaranya menggema di ruangan kecil itu.

Elena berdiri. “Kenapa kamu berhak tahu? Apa yang kamu lakukan, aku juga tak tahu!” Tak ada kata Mas lagi dalam panggilannya untuk sang suami.

“Karena kamu istriku!” Aldi mendekat, wajahnya memerah. “Aku berhak tahu di mana istriku tidur semalam!”

Pintu terbuka lagi. Kali ini Lisa masuk.

“Oh, jadi kamu di sini,” ucap Lisa dengan nada menyindir. “Aku kira kamu kabur. Pantes aja kamu enggak pulang, ternyata lagi asyik sama bos kamu.”

"Jadi Aldi mengadu denganmu kalau aku pergi dari rumah semalam. Atau dia menelepon kamu untuk menemaninya tidur?"

"Jaga ucapanmu, Elen!" teriak Aldi.

“Jangan samakan aku denganmu! Aku tahu cukup banyak,” Lisa mendekat sambil menyilangkan tangan. “Aku tahu kamu pergi sama Axel ke apartemennya. Aku tahu kamu enggak pulang semalam. Dan sekarang kamu pura-pura enggak salah?”

Elena mendengus, matanya panas. “Aku pergi karena kalian berdua keterlaluan. Jika kamu dan Aldi bisa berduaan, kenapa aku tak boleh?"

Lisa tertawa sinis. “Keterlaluan? Aku cuma sahabat Aldi. Kamu aja yang cemburuan! Kamu aja yang ja'lang, kamu sampai rela memberikan tubuhmu pada sang bos!"

“Jaga ucapanmu! Siapa yang ja'lang? Kau apa aku? Apa sebutan untuk seorang sahabat yang mendekati suami temannya?"

Lisa menatapnya tajam. “Kau terlalu cemburu. Aldi butuh teman ngobrol. Aku hanya menemaninya. Kamu enggak bisa jadi istri yang baik, jadi dia nyari pelampiasan.”

Elena hampir meledak. “Pelampiasan? Jadi kamu seneng ya jadi tempat pelampiasan bagi Aldi?”

Lisa terdiam sejenak, lalu mendengus. “Lebih baik daripada kamu yang jual diri ke bos sendiri!”

“Lisa!!!” Elena hampir berteriak. “Mulutmu jangan keterlaluan! Jika saja ini bukan di kantor, sudah ku habisi kau!"

Aldi yang sejak tadi diam akhirnya bicara. “Elen, jangan selalu menyalahkan Lisa. Jangan mengalihkan obrolan. Aku tanya sekali lagi, kamu tidur di mana semalam? Apa kamu sama Axel?”

Elena menatap Aldi dengan mata merah. “Iya. Aku tidur di apartemennya Axel. Puas?”

Wajah Aldi menegang. “Dan kamu tidur sama dia?”

Elena mengangkat dagu, nadanya tajam. “Kalau iya kenapa? Kamu bisa gandeng Lisa ke apartemen, tapi aku enggak boleh cari tempat aman?”

Aldi melangkah mendekat, jarak mereka hanya setengah meter. “Kamu istri aku, Elen! Kamu enggak bisa seenaknya!”

“Aku enggak mau jadi istri yang cuma diperlakukan kayak benda!” Elena membalas dengan suara tinggi. “Aku juga manusia, Aldi!”

Lisa tertawa kecil. “Drama banget sih kamu. Kasihan deh, ngadu ke bos cuma supaya diperhatiin.”

“Diam, Lis!” Elena menoleh cepat. “Kamu enggak punya hati ya? Kamu sahabatku! Harusnya kamu yang pertama bela aku, bukan malah rebut suamiku!”

Lisa tampak kaget sesaat, lalu wajahnya memerah. “Aku enggak rebut suami kamu!”

“Kamu duduk di sofa sambil bersandar manja! Kamu pikir itu normal? Dan apa kamu pikir aku tak tahu apa yang kalian lakukan dibelakangku selama ini!"

Aldi menggebrak meja, membuat keduanya terdiam. “Cukup, Elen! Kau tak ada bukti menuduhku dan Lisa yang bukan-bukan."

Elena menoleh dengan mata berkaca-kaca. “Kamu lihat, kan? Ini yang bikin aku muak. Kamu selalu belain dia! Saat ini aku memang tak memiliki bukti. Saat bukti itu berada ditanganku, pernikahan kita juga berakhir."

Aldi terdiam. Rahangnya mengeras. "Aku dan kamu tak akan pernah bercerai!"

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka lebar. Suara langkah sepatu terdengar masuk. Semua orang menoleh.

Axel berdiri di ambang pintu, jasnya masih terlipat di lengannya. Tatapannya jatuh pertama kali pada Elena, lalu beralih ke Aldi dan Lisa. Suasana mendadak hening.

“Lena,” suara Axel tenang, tapi ada ketegangan yang jelas. “Apa yang terjadi di sini? Kenapa Aldi dan Lisa berada diruanganku?"

Aldi menatap Axel dengan sorot tajam. Lisa tampak salah tingkah. Elena berdiri kaku, jantungnya berdebar keras. Axel melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya.

1
Wahab Abdi
Trharu bgt d part ini😭

Ya.. Gmn pun asal usulnya axel nmanya seorg ibu psti mnyayangi dg tulus
Wahab Abdi
Seneng di part ini. Krna mreka bangkit brsama
Wahab Abdi
Pak surya ini bnr2 batu ya.. Klo bnr anak kndungnya adalah elena, ksian bgt dy
Punya bpk kyk batu
Wahab Abdi
Bu ratna ini prempuan loo
Tp kok gt amat sesama prempuan
Mella Jati
model cowoknya chen si nama aslinya❤
si abang ganteng 😍
Wahab Abdi
Gak jelas di.. Selingkuh tp g mau d cerai istrinya
Lah maumu gmn? Punya 2 wanita gituu
Eti Alifa
nyesek setiap baca perselingkuhan tapi disayangkan knp mlh mengikuti selingkuh dan pergi ke club malam.
ZARINA JAHYA
TERBAIK
Nor hasliza Ishak
♥️♥️♥️
Marina Tarigan
miris kali nasip kalian berdua lisa Aldi dari awal hidup kalian amburadul akhirnya juga amburadul semoga kedepannya nasipmu dan perangaimu bisa berubah ke lebih baik
Marina Tarigan
wah lisa memang sdh dasar kamu nganga terus sm pria manapun aneh banget kamu jd perempuan beberapa kali ayah tirimu melakukan hal bejat pdmu nasipmu penuh najis
Marina Tarigan
panak adopsi lebih berguna dp anak saudara axel sampai diusir dgn kasar dari rmhnya untung Elena dan Axel orangnya sangat baik
Marina Tarigan
pak suria sdj mebgusir Axel dari rumah
Marina Tarigan
penhhianat dihianati bagus deh sakit kan Aldi kelakuanmu berbalik padamu dlm segala hal
Marina Tarigan
anak diperut lisa bukan anak Aldi tapi pacar gelap Lisa kamu mandul Aldi rasaim kamu selalu Elena
Marina Tarigan
kerja Aldi selama ini kan ugal2an korupsi dan main perempuan utak udang masa bisa menang pokirannya hanya idtri orsnh lain aneh
Marina Tarigan
pergi saja
axel kalau memang kamu anak adopsi pantas papa suria tdk mengerti perasaanmu Elena sanhhup dari nol
Marina Tarigan
good thour
Marina Tarigan
gimana itu pak Suria kamu telah menghina Elena begitu kasar dan dia tdk membawa uang yg kamu tinggalkan dam pergi meninghalkan suaminya Axel
Marina Tarigan
tenang tenang zAxel pasti membongkar kebenarannya lisa sdh dipecat Axel tdk mudah dikalahkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!