NovelToon NovelToon
Deritamu Bukan Deritaku

Deritamu Bukan Deritaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saudara palsu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Osmanthus

Perjalanan hidup sebuah nyawa yang awalnya tidak diinginkan, tapi akhirnya ada yang merawatnya. Sayang, nyawa ini bahkan tidak berterimakasih, malah semakin menjadi-jadi. NPD biang kerok nya, tapi kelabilan jiwa juga mempengaruhinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmanthus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persiapan

Bu Tere sibuk selama beberapa bulan ini. Mulai dari membeli pakaian bayi baru, juga mulai berjualan makanan kecil seperti risol, donat dan es buah yang dititip ke rumah sekolah serta di warung terdekat. Hasilnya cukup lumayan untuk menambah biaya tambahan belanja untuk bayi akan akan segera lahir.

"Wah, lumayan juga loh. Baju bayi baru sudah 3 lusin dibeli, ditambah dengan baju Joni dan Doni yang lama yang masih bagus kondisinya, ada sekitar 6 lusin. Kain bedong bayi juga sudah ada 2 lusin, dengan yang lama ada 4 lusin. Kaus kaki dan sarung tangan bayi juga ada 2 lusin yang baru." hitung bu Tere sembari melihat catatan belanjaan yang diperlukan.

"Sepertinya masih kurang minyak kayu putih, sabun dan shampoo bayi deh kak." sambung Mita mengingat-ingat keperluan Doni dahulu.

Ya, Mita sekarang telah tamat SMA, tapi masih belum dapat pekerjaan yang cocok. Mita terlalu malu dan tidak bisa berada di bawah tekanan. Sehingga banyak pekerjaan yang tidak cocok untuk dirinya. Tapi Mita anak yang lembut dalam menghadapi anak-anak.

"Ya, bulan depan kita beli. Sekalian juga mulai beli susu bayi 2 minggu sebelum kelahiran." Lanjut bu Tere mulai mencatat keperluan yang akan dibeli lagi.

" Biaya nya lumayan ya kak. Sedikit seperti ini saja harganya sudah lumayan." Mita melihat-lihat harga pakaian bayi dan menghitung di luar kepala nya.

"Yah, keperluan bayi memang mahal. Tapi jenis kainnya juga bagus, menyerap keringat dan tidak membuat gatal. Makanya pakaian bayi sangat mahal jika dibandingkan dengan pakaian dewasa. Kulit bayi sensitif jadi lebih baik memilih bahan yang aman." Jelas bu Tere.

"Iya, bagaimana dengan tempat mandi bayi kak? Juga alas tidur bayi nya?" Lanjut Mita membongkar dus pakaian bayi Joni dan Doni dulu.

"Keluarkan saja, nanti akan dicuci dan disetrika dahulu, baru kita letakkan di keranjang baju khusus bayi ini." Terang bu Tere sambil menunjuk keranjang pakaian baru yang sudah dibeli dan dicuci bersih.

"Baiklah, aku akan pilah juga kak. Ada beberapa yang sudah tidak bagus, seperti kain popok ini, ada yang sudah bernoda. Apakah kakak sudah membeli yang baru?" tanya Mita sembari mengangkat kain popok yang agak sedikit menguning.

"Oh ya, sebaiknya dibeli baru saja. Lebih aman pakai yang baru. Jangan yang lama itu." Bu Tere menambahkan tulisan ke buku catatannya.

Mereka sibuk mempersiapkan semuanya di kala Joni dan Doni sekolah. Karena berita besar ini akan menjadi kejutan bagi anak-anak nanti. Jadi sengaja dikerjakan semua di saat anak-anak sekolah.

Bu Tere sendiri sebenarnya sudah kerepotan mengurus jualan sendirian, tapi demi mengumpulkan biaya untuk si jabang bayi, semua dilakukan dengan sukacita.

......................

Waktu berlalu dengan cepat. Pagi hari pukul 06.10 WIB pintu rumah bu Tere diketok oleh pak Randy. Kebetulan itu adalah Senin, jadi semua sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah, dan kerja. Bu Tere juga sudah bangun dari subuh tadi.

"Bu Tere, aku dapat berita." Ujar pak Randy bersamaan dengan bu Tere yang membukakan pintu.

"Ada apa pak Randy?" Tanya bu Tere terkejut.

"Ema sudah melahirkan tengah malam tadi." Jelas pak Randy sembari memelankan suaranya takut menganggu tetangga mereka yang juga adalah keluarga bu Tere dan pak Guntur.

"Benarkah?" Tanya bu Tere dengan berbinar dan bersemangat.

"Ya, anaknya juga sehat dan tidak ada yang kurang dari tubuhnya." jelas pak Randy lagi.

"Di rumah sakit mana dia melahirkan?" tanya bu Tere lagi.

"Di bidan yang agak jauh dari rumah pak Simon. Kau tahu kan? " ucap pak Randy tidak lagi melanjutkan jawabannya.

"Oh, baiklah. Apakah pak Randy tau tempatnya? Kita akan ke sana setelah anak-anak berangkat ke sekolah." cecar bu Tere.

"Baik-baik, aku akan menunggu. Sepertinya aku duduk di teras rumah mu saja. Susah bolak balik ke rumahku lagi" ujar pak Randy

"Sekalian saja sarapan disini. Aku juga masak banyak nasi goreng pagi ini." ajak bu Tere menarik tangan pak Randy masuk.

Ya, pak Randy memang sudah seperti saudara bagi bu Tere. Mereka tetangga sejak lama dan sudah banyak bantuan pak Randy ke keluarga bu Tere.

"Masuklah pak Randy, makan disini dulu." ajak pak Guntur.

Pak Guntur sudah mendengar sedikit pembicaraan mereka tadi di depan pintu dan memilih untuk tidak bertanya lagi.

"Wah, ada Om Randy" ujar Doni si kecil.

"Tumben om datang pagi-pagi?" tanya Doni lagi penasaran.

"Kebetulan om dan ibu ada sedikit urusan nanti. Makanya om datang menjemput ibu." Jelas pak Randy.

"Ooo. kalau begitu makan dulu om, nanti sakit perut loh kalau tidak sarapan." lanjut Doni sembari menyiapkan kursi untuk pak Randy.

"Terimakasih Doni, memang anak hebat ya. Hai Joni, apa kabarmu?" tanya pak Randy melihat Joni baru keluar dari kamar selesai memakai seragam sekolah.

"Baik om." jawab Joni pendek dan menyalim tangan pak Randy.

Mereka akhirnya sarapan bersama di pagi itu. Bu Tere terlihat sangat bersemangat pagi itu.

Begitu selesai sarapan dan semua sudah berangkat, Bu Tere cepat-cepat mencuci semua peralatan dapur dan piring-piring kotor.

"Baiklah pak Randy, ayo kita ke sana." Ujar bu Tere selesai menyuci piring dan melap tangannya.

Mereka pun berangkat menggunakan motor pak Randy menuju ke tempat bersalin Ema.

......................

"Permisi" ujar pak Randy dan bu Tere bersamaan di depan pintu kamar Ema.

Bidan disini cukup peduli dengan privacy keluarga juga, dia memiliki kamar sendiri-sendiri bagi ibu bersalin, jadi ada sedikit privacy bagi keluarga.

"Ya, silakan masuk" jawab Pak Simon dan bu Dini istrinya.

"Bagaimana kondisi Ema?" tanya bu Tere berbasa-basi.

"Ema sehat dan bayi nya juga sehat" jelas pak Simon.

"Apakah benar kamu bisa mengambil bayi ini Tere?" tanya bu Dini lagi, merasa tidak enak hati.

"Bisa bu Dini. Semua sudah kami anggarkan dan kami yakin bisa membesarkan anak ini" Jelas bu Tere mencoba menenangkan bu Dini.

" Terimakasih banyak ya Tere. Maaf, kami jadi menyusahkan kalian sekeluarga. Seandainya Ema tidak bodoh dalam bertindak, mungkin hal begini tidak akan terjadi." isak bu Dini.

"Jangan berterimakasih kepadaku bu Dini. Aku juga sudah lama merindukan seorang anak, jadi ini juga jawaban doaku." Jelas bu Tere lagi.

"Semoga kalian selalu dilimpahi berkah sekeluarga ya. Dan semoga anak ini akan jadi anak yang berbakti kepada kalian." Terang bu Dini lagi.

"Amin, semoga anak ini akan jadi anak yang baik kelak dan berakhlak." jawab bu Tere meng-amini.

"Kapan Ema bisa pulang?"tanya bu Tere lagi.

"Sepertinya besok sudah bisa pulang." terang pak Simon.

"Baiklah, kalau begitu biar besok kita urus semua. Biarlah Ema istirahat dulu untuk hari ini. Aku akan pulang dan mempersiapkan semuanya." Jelas bu Tere.

...****************...

Bu Tere kembali ke rumah dengan penuh semangat. Harapan masa depan yang indah ceria dan keluarga yang lengkap adalah doa bu Tere. Ya, dia dulu jarang disayang orangtua nya. Jadi dia ingin anak perempuan yang dilimpahi kasih sayang.

1
gaby
Badai besar apakah itu??? Apakah konfliknya berat ka??? Karena bny kejadian perselingkuhan ayah tiri & anak perempuannya. Atau anak tiri di perkosa ayah tirinya.
gaby
Aq baru gabung ka, kayanya sih bagus. Mudah2an selalu bagus sampe ending. Upnya yg rajin ka & yg paling penting jgn hiatus d tengah jalan. Mau rating atau jumlah like ga memenuhi ekspektasi, yg namanya sudah memulai, maka harus di akhiri pula. Jgn putus d tengah jalan, ksian kami para reader setia yg kecewa
OSM: Terimakasih. Akan diusahakan tetap jalan terus karyanya. karena saya sendiri suka membaca juga.
total 1 replies
Renji Abarai
Ceritanya seru banget sampai aku lembur nge-baca, hehehe. 👍
OSM: Terimakasih kak🙏🏻😊
total 1 replies
Shoot2Kill
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
OSM: Terimakasih atas komennya yang pertama. Baru kali ini saya coba2 buat novel
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!