NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa
Popularitas:459
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Ini adalah kisah antara Andrean Pratama putra dan Angel Luiana Crystalia.

kisah romance yang dipadukan dengan perwujudan impian Andrean yang selama ini ia inginkan,

bagaimana kelanjutan kisahnya apakah impian Andrean dan apakah akan ada benis benih cinta yang lahir dari keduanya?

Mari simak ceritanya, dan gas baca, jangan lupa like dan vote ya biar tambah semangat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24 - Jejak yang Kembali

Pagi itu, Andrean duduk di meja makan. Kopi di tangannya udah dingin, tapi dia nggak minum sama sekali. Pandangannya kosong, masih terpaku sama layar laptop yang tadi malam nunjukin foto Angel di rumah sakit.

Kayla masuk, naruh piring roti bakar di depannya.

Tapi ekspresinya tetap serius.

"Lo udah mikir mau ngapain?"

Andrean ngelirik pelan. "Gue mau cari tau, Kay. Mau nggak mau, gue harus."

Kayla tarik kursi, duduk tepat di depan Andrean.

"Kalau Angel beneran masih hidup, terus dia nggak balik karena apa?"

Andrean diem. Dia udah mikirin itu juga.

"Kalau ini cuma jebakan Lia?" tanya Kayla lagi.

"Berarti gue bakal ngehadapin dia," Andrean ngerespon tegas.

"Tapi kalau Angel masih hidup..." suaranya serak. "Gue nggak bisa diem."

 

Siang itu, Andrean ngajak Kayla ke tempat yang ada di data foto. Lokasi rumah sakit yang tertulis di bawah gambar itu nunjukin satu rumah sakit swasta di pinggiran Jakarta.

Reyhan nitipin Lian dan Anelia ke tetangga mereka, sementara Andrean sama Kayla cabut.

Mereka nyampe sore. Rumah sakit itu tampak sepi, tua, dan nggak banyak orang yang lalu lalang.

Di meja resepsionis, Andrean nanya, "Maaf, apa ada pasien atas nama Angel Luiana Clarista?"

Perawat ngeliat ke komputer, ngetik sebentar.

"Mohon maaf, nggak ada data atas nama itu, Pak."

Andrean nahan napas. "Boleh dicek lagi? Mungkin dia sempat rawat inap sebulan lalu."

Perawat itu geleng kepala. "Tidak ada data, Pak."

Kayla narik tangan Andrean.

"Kita pulang aja, Dre. Ini udah aneh."

Tapi sebelum mereka pergi, ada seorang cleaning service yang nyamperin pelan-pelan waktu mereka nunggu di luar.

"Pak... Bu... tadi saya nggak sengaja denger. Kalau nyari Bu Angel, mungkin bisa coba ke rumah retret di puncak."

Andrean langsung berdiri. "Maksud lo?"

Petugas itu pelan-pelan ngomong, "Ada pasien... mirip banget sama yang Bapak sebutin. Dia sempat dirawat di sini, tapi nggak ada data resmi. Waktu itu... katanya pasien khusus."

Kayla melirik Andrean. "Lo percaya?"

Andrean nutup matanya sebentar. "Nggak ada salahnya coba."

 

Dua Hari Kemudian.

Andrean nyetir sendirian ke puncak. Kayla tinggal di rumah, jagain anak-anak. Mereka udah diskusi, dan Kayla percaya Andrean butuh ruang buat nemuin jawaban.

Rumah retret itu sunyi, jauh dari jalan utama.

Ada penjaga tua yang nyamperin Andrean begitu mobilnya berhenti.

"Nyari siapa, Nak?"

Andrean nyebut nama Angel. Penjaga itu diem sebentar, lalu manggil suster di dalam.

Andrean dipersilakan masuk.

Di ruang tamu kecil itu, bau obat-obatan tipis kecium.

Nggak lama, suster keluar, ngasih isyarat Andrean buat ikut.

Langkah Andrean berat. Dia deg-degan setengah mati.

Tiap lorong yang dilewatin kayak makin sempit. Sampai akhirnya, dia berhenti di depan pintu kayu sederhana.

Suster itu buka pintunya pelan.

"Silakan."

Andrean masuk.

Di sana, di kursi dekat jendela, duduk seseorang. Rambutnya panjang, tapi kelihatan lemah.

Angel.

Dia ngelihat Andrean. Matanya melebar, basah.

"Andrean..." suaranya pelan, nyaris nggak kedengeran.

Andrean berdiri kaku. Dadanya sesak. Dia melangkah pelan, nyamperin Angel.

"Lo... masih hidup."

Angel senyum tipis, lemah. "Maaf... gue nggak pernah ninggalin lo... gue cuma... disembunyiin."

Andrean jongkok, megang tangan Angel yang kurus. "Siapa yang ngelakuin ini? Siapa yang sembunyiin lo?"

Angel ngeluarin napas pelan.

"Lia."

 

Sore itu, Andrean duduk lama sama Angel. Dia denger cerita semua dari Angel. Tentang kecelakaan yang sebenernya bukan kecelakaan. Tentang Lia yang nyelamatin dia, tapi malah nyembunyiin di tempat ini.

"Dia bilang, gue udah mati buat lo," kata Angel sambil nahan air mata. "Dia mau lo lupain gue."

Andrean nutup matanya, marah, nyesek, dan nggak percaya.

"Tapi sekarang gue di sini," Angel lanjut. "Dan gue nggak mau jadi masa lalu lo lagi, Dre."

Andrean diem. "Lo masih Angel yang dulu."

Angel nangis. "Tapi lo udah punya Kayla... udah punya keluarga."

Andrean tau, ini nggak segampang ngebalikin tangan.

Hati dia remuk, tapi dia nggak mau bikin kesalahan.

Dia pegang tangan Angel.

"Kita pulang. Gue nggak peduli gimana susahnya. Lo bagian dari keluarga gue."

 

Malam itu, Andrean ngabarin Kayla lewat telepon.

"Dia hidup, Kay."

Hening di ujung sana.

Kayla nggak ngomong apa-apa beberapa detik. Lalu, dengan suara pelan.

"Gue tunggu lo pulang."

 

BERSAMBUNG.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!