Reynard Aditya Narendra (25) adalah pria begajulan yang kerap berbuat onar, mabuk dan berganti wanita adalah hal biasa baginya. namun, pertemuan pertama dengan seorang gadis cantik berhijab merubah hidupnya. Hidup yang semula tanpa tujuan kini berubah dengan sosok gadis cantik disampingnya. ya namanya Melati Ayu(22) gadis cantik penjual bunga berhasil membuat Reynard jatuh hati dan semakin dekat dengan agamanya. bagaimana mereka menjalani kisah cinta ini? dan ujian apa saja yang harus keduanya hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku rela
"Apa-apaan sih, Lepasin!" Melati berusaha keras untuk melepas cengkraman tangan Reynard namun nihil, karena tenaga yang dimiliki Reynard jauh lebih besar darinya
"Kamu kenapa kayak gini sama aku Mel?" Tanya Reynard dengan suara memelas
"Maksud kamu?"
"Aku sayang sama kamu, kenapa kamu malah pilih cowok itu sih?"
"Bukan urusan kamu. Lepasin aku!" Melati masih berusaha
"Ini pasti karena mama kan?" Reynard semakin mengeratkan cengkraman tangannya pada Melati
"Aawwh" rintih Melati yang sudah merasakan sakit pada lengannya
Gegas Reynard melepaskan cengkramannya pada Melati
"Maaf. Aku kebawa emosi! Kamu nggak pa-pa kan?" Tanyanya khawatir
"Nggak pa-pa" jawabnya dengan wajah menahan sakit
"Kamu mending pergi dari sini takutnya nanti ayah bagun"
"Mel tolong kamu jangan dengerin kata-kata mama! Aku beneran sayang sama kamu aku bisa tinggalin rumah itu buat bisa bareng kamu!" Ucapnya dengan yakin
"Kamu nggak bisa kayak gitu, mereka butuh kamu!"
"Kamu nggak butuh aku?" Pertanyaan Reynard sontak membuat Melati terkejut jika mengikuti kata hatinya mungkin dia ingin Reynard bersamanya
"Kamu harus pergi dari sini!"
"Kamu nggak bisa jawab?"
"Pergi dari sini Rey!" Tegas Melati lalu dia pergi meninggalkan Reynard disana tanpa bisa dicegah oleh Reynard lagi.
***
Pagi hari
Hari ini seperti biasa Melati disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga sebelum menuju toko bunga bersama Sarah
"Sarapannya udah Mel siapin di meja, ayah sarapan terus jangan lupa minum obat" ujar Melati pada sang ayah sebelum meninggalkannya
"Iya nak" jawab pak Rahmat dengan lembut
"Oh ya, gimana acaranya semalem?" Pertanyaan sang ayah sontak membuat langkah kaki Melati yang hendak keluar rumah terhenti
"Lancar kok Yah"
"Ibunya mas Bima gimana?" Tanya pak Rahmat lagi
"Ibunya mas Bima baik banget sama Mel, bahkan Mel udah dianggap anak sendiri sama ibunya mas Bima" jawab Melati yang kini berada di hadapan sang ayah
"Alhamdulillah, ayah ikut seneng dengernya"
"Iya, Alhamdulillah"
"Ya udah Mel ke toko dulu"
"Assalamualaikum" Melati meninggalkan ayahnya setelah tadi mencium punggung tangan sang ayah. Kembali pak Rahmat di sibukkan dengan kegiatannya membaca koran
Di toko
"Oh yaa Sar, Mamanya mas Bima mau sewa jasa renovasi taman, kamu bisa nggak ya?" Tanya Melati saat mereka tengah beristirahat setelah melayani beberapa pelanggan .
"Siap dong.!" Jawab Sarah lalu berdiri dengan semangat yang menggebu
"Masa sama calon Mertua nggak siap" sambungnya
"Iya deh calon mantu" ujar Melati sambil tersenyum lalu beralih pada pekerjaannya lagi
"Gimana kalau besok kita kerumah mas Bima buat cek tamannya" Melati memberi saran
"Lebih cepat lebih baik Mel" ujar Sarah masih dengan semangat yang sama
Keduanya kembali disibukkan dengan pekerjaan masing-masing karena beberapa pelanggan mulai berdatangan
Dirumah Reynard
Seperti biasanya William dan Larasati sang istri tengah menikmati sarapan mereka. Tak ada pembicaraan diantara keduanya hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
Tanpa berpamitan kepada sang istri, William beranjak dari kursinya saat sarapannya saja belum selesai
"Loh papa udah selesai?" Tanya Larasati yang bingung melihat sikap sang suami
"Kanapa kamu peduli" jawab William ketus
"Ada apa sih Pah kok jawabannya gitu?" Larasati masih bingung
"Kamu aja nggak peduli sama kebahagiaan anak sendiri, trus kenapa kamu peduli sama suami kamu" jawabnya lagi sambil berlalu meninggalkan Larasati yang masih berada di kursinya
"Rey!" Panggil William pada sang anak yang baru saja turun dari kamarnya
"Kamu kenapa?" Tanyanya bingung melihat Reynard yang datang dengan wajah murung
"Nggak pa-pa kok Pah" jawab Reynard hendak melewati sang ayah
"Ini karena Melati!" Ucapan sang ayah sontak membuat Reynard berhenti
"Melati kenapa?" William coba berbicara dengan lembut agar putranya itu mau bercerita
"Melati berubah Pah" Reynard mulai bercerita tentang Melati yang mulai menjauhinya dan pergi bersama pria lain
"Terus kamu mau nyerah gitu aja?" Tanya William
"Maksud Papa?" Tanya Reynard penuh tanya
"Yaa kamu harus terus berjuang, selagi janur kuning belum melengkung Melati masih bisa jadi milik kamu!" Sang ayah memberi semangat
"Papa bener juga. Aku nggak boleh nyerah kayak gini" kini wajah Reynard mulai berseri
"Inget kalau kamu lulus dan mau nerusin perusahaan kita papa janji akan melamar Melati buat kamu!" Ujar William sambil menepuk pundak sang putra
"Tapi" ucapan Reynard terhenti ketika menatap sang ibu yang masih disibukkan dengan sarapannya
"Soal mama kita pikirin nanti" William menatap Reynard lalu tersenyum
Keduanya lalu meninggalkan rumah dengan kendaraan masing-masing Reynard dengan motor sportnya dan William dengan mobilnya
Di kampus
Reynard yang baru saja tiba langsung dihampiri Bayu
"Gimana Melati, Rey?" Tanya Bayu penasaran
"Masih marah dia?" Sambungnya
"Dia masih jauhin gue" jawab Reynard dengan wajah murung
"Ya udah usaha lebih keras lagi buat dapetin Melati lagi"
"Papa juga bilang gitu"
"Tuh kan"
"Ayo kekelas!" Ajak Reynard
"Semangat banget ke kelasnya" ujar Bayu dengan wajah bingung
"Soalnya kalau gue lulusnya cepet Papa mau ngelamar Melati buat gue" jawabnya dengan senyum sumringah
Keduanya masuk kedalam kelas sesuai dengan fakultas keduanya
***
Sementara itu di toko Melati sibuk dengan pekerjaannya tapi pikirannya entah berada dimana. Dia merasa ada yang berbeda saat Reynard tidak lagi rutin menemuinya
"Oh yaa Mel, aku udah minta pak Eko buat nyiapin beberapa tanaman hijau buat tamannya mas Bima. Besok kita kesana langsung kerja!" Ujar Sarah namun Melati tidak bergeming pikirannya masih pada Reynard
"Meel" Sarah memanggilnya dengan sedikit berteriak sontak membuat Melati terkejut dan menoleh ke arahnya
"Kenapa Sar?" Tanya Melati bingung
"Kamu kenapa sih?" Sarah khawatir
"Nggak pa-pa kok" Melati mengalihkan wajahnya dan mencoba sibuk dengan pekerjaannya
"Kamu nggak pinter bo'ong Mel! Ini soal Rey yaa?" Sarah coba mencari tau
"Enggak kok Sar" jawab Melati dengan tidak memandang sang sahabat
"Saran aku yaa, mending kamu jauh-jauh aja dari Rey.! Tau sendiri kan mamanya kayak gimana?" ujar Sarah
"Iyaa aku juga udah usaha kok buat jauhin Rey"
"Yaa percuma kamu ngindarin dia. Tapi kalau dianya nggak ada kamu malah kangen" ucapan Sarah sontak membuat Melati terkejut bagaimana bisa sahabatnya itu tau apa yang tengah dia rasakan
"Siapa juga yang kangen" Melati coba menyembunyikan semuanya pada Sarah
"Udahlah Mel, kalau menurut aku sih mending kamu sama mas Bima aja. Lebih cocok"
"Terus kamu gimana?" Melati coba menggodanya
"Udah aku bilang kalau buat kamu aku rela!"
Melati hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya mendengar ucapan sang sahabat
Keduanya kembali sibuk pada pekerjaan masing-masing.