NovelToon NovelToon
Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Romansa / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita
Popularitas:479
Nilai: 5
Nama Author: Wardha

Aurora terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di dunia asing yang begitu indah, penuh dengan keajaiban dan dikelilingi oleh pria-pria tampan yang bukan manusia biasa. Saat berjalan menelusuri tempat itu, ia menemukan sehelai bulu yang begitu indah dan berkilauan.

Keinginannya untuk menemukan pemilik bulu tersebut membawanya pada seorang siluman burung tampan yang penuh misteri. Namun, pertemuan itu bukan sekadar kebetulan—bulu tersebut ternyata adalah kunci dari takdir yang akan mengubah kehidupan Aurora di dunia siluman, membuatnya terlibat dalam rahasia besar yang menghubungkan dirinya dengan dunia yang baru saja ia masuki.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wardha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tak akan bisa kembali ke alam manusia

Aurora menatap bulan yang menggantung di langit malam. Cahaya peraknya begitu indah, tetapi hatinya masih diliputi kegelisahan. Ada sesuatu yang tidak beres.

Dari balik bayangan pilar balkon, Raviel mendekat. Ia tidak perlu bertanya untuk tahu apa yang ada dalam pikiran istrinya.

"Kau masih merasakannya, bukan?" suaranya lembut, tetapi penuh kewaspadaan.

Aurora mengangguk. "Aku ingin percaya bahwa ini sudah berakhir. Tapi di dalam hatiku ... aku tahu ada sesuatu yang tersisa."

Raviel menyentuh dagunya, membuatnya menatapnya. "Apa yang kau lihat?"

Aurora menghela napas. "Saat aku mengalahkan Raja Burung Gagak, aku melihat sesuatu di balik kegelapan—sesuatu yang lebih besar darinya."

Raviel mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?"

Aurora menggigit bibirnya. "Aku tidak yakin ... tapi aku merasa dia bukan yang sebenarnya mengendalikan bayangan itu."

Raviel menegang. Jika itu benar, maka pertempuran mereka hanyalah awal dari sesuatu yang jauh lebih besar.

"Aurora, apa kau sudah mengingat semua tentang dunia ini?"

Aurora menggelengkan kepalanya. "Tidak sama sekali. Aku hidup di dunia manusia, tak ada hal aneh yang aku alami. Dan saat ini, tiba-tiba aku bergabung dengan kalian. Aku seorang putri kerjaan langit, aku menikah denganmu. Sang pangeran burung garuda emas, ini seperti mimpi bagiku."

"Kau akan terbiasa," Raviel mendekapnya dengan erat. "Kau pemilik bulu emas yang terlepas dari tubuhku. Itu artinya, kau milikku. Selamanya, Aurora."

"Raviel," ia melepaskan pelukan mereka. "Tapi aku manusia,"

Raviel tertawa pelan. "Tapi tidak lagi, Aurora. Kau seorang putri, dan saat ini kau ratu di istana ini. Kita akan saling terikat, karena bulu emas itu."

"Oh, aku berharap untuk bangun dan kembali ke duniaku sendiri." Dia bergumam dalam hati.

"Kau tidak akan bisa kembali, Aurora."

"Eh? Apa kau bisa mendengar kata hatiku?"

Raviel tertawa lagi. "Tentu, itu sesuatu hal yang wajar ketika kita sudah menikah. Terkecuali, kita gagal berciuman."

"Apa?!" Aurora terbelalak.

"Ya, itu salah satu penyatuan antara siluman burung. Kau adalah aku, dan aku adalah kau sendiri. Kita satu dan tidak boleh dipisahkan," jelasnya.

"Jika kita terpisah?"

"Maka dunia siluman burung garuda emas akan hancur. Semua kerajaan di langit akan hancur, tak ada lagi keseimbangan antara cahaya dan kegelapan."

Dan sebelum mereka bisa berdiskusi lebih jauh—angin dingin tiba-tiba berhembus.

Aurora tersentak. Suara bisikan memenuhi pikirannya.

"Aurora ... Raviel ... kalian pikir ini sudah berakhir? Tidak ... ini baru permulaan."

Seketika itu, bayangan muncul dari bawah kaki mereka, membentuk lingkaran gelap yang berputar.

Raviel segera menarik Aurora ke belakang, sayap emasnya mengepak siap melindunginya. "Siapa kau?!"

Dari dalam pusaran bayangan itu, sebuah sosok muncul.

Bukan Raja Burung Gagak. Seseorang yang jauh lebih mengerikan.

Aurora membelalakkan mata. "Itu ... tidak mungkin."

Sosok itu tersenyum. Matanya bersinar merah darah, auranya memancarkan kegelapan yang jauh lebih dalam dari yang pernah mereka lawan sebelumnya.

Dan dengan suara yang lembut, namun menggema seperti ribuan bisikan dalam kegelapan, ia berkata:

"Akhirnya ... aku bisa melihat kalian langsung. Sang Raja dan Ratu Langit yang baru."

"Siapa kau?" Raviel menggeram, tombaknya muncul di tangannya.

Sosok itu tertawa kecil. "Aku? Aku adalah pemilik kegelapan sejati. Raja Burung Gagak hanyalah bidakku."

Aurora dan Raviel membeku. Jika Raja Burung Gagak hanyalah bidak ... maka musuh sejati mereka baru saja muncul.

Dan perang yang sesungguhnya ... baru saja dimulai.

Bayangan dari Masa Lalu

Angin malam berhembus tajam, membawa aura dingin yang menusuk hingga ke tulang. Aurora dan Raviel berdiri tegap di balkon istana, menatap sosok misterius yang muncul dari pusaran bayangan.

Sosok itu tinggi dan berselubung jubah hitam, tetapi dari balik bayangannya, siluet sepasang sayap gelap yang jauh lebih besar daripada milik Raja Burung Gagak terlihat samar. Matanya merah, seperti bara yang menyala dalam kegelapan.

"Siapa kau?" Raviel bertanya, suaranya penuh ketegangan.

Sosok itu menyeringai, lalu melangkah maju tanpa suara, seolah tidak sepenuhnya terikat oleh dunia ini. "Aku? Aku adalah kegelapan yang selalu mengintai di balik cahaya kalian."

Aurora merasakan desiran ketakutan menjalar di tubuhnya. Aura makhluk ini berbeda dari Raja Burung Gagak. Jauh lebih tua. Jauh lebih kuat.

"Aku pernah menjadi bagian dari langit ini," lanjut sosok itu, suaranya seperti bisikan ribuan jiwa yang terjebak dalam bayangan. "Namun, aku dikhianati. Dihapus dari sejarah. Tapi tidak ada yang bisa menghapus keberadaanku, tidak selamanya."

Raviel semakin mengeratkan genggamannya pada tombak langit. "Kau berbicara seolah-olah kau adalah salah satu leluhur langit."

Sosok itu tertawa pelan, lalu mengangkat tangannya. Seketika, langit yang semula bersih mulai dipenuhi bayangan hitam yang berputar-putar seperti tinta yang menyebar di air.

"Benar sekali, Raviel."

Aurora menahan napas. Makhluk ini mengenal nama mereka.

Sosok itu mengangkat wajahnya sedikit, dan untuk pertama kalinya, cahaya bulan menerangi sebagian wajahnya. Wajahnya ... mirip dengan Raviel.

Aurora terkejut. "Tidak mungkin!"

Raviel membeku di tempatnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!