NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Pernikahan

Dalam Pelukan Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Lari dari Pernikahan / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ana terpaksa menikah dengan seorang pria lumpuh atas desakan ibu dan kakaknya demi mahar uang yang tak seberapa. Pria itu bernama Dave, ia juga terpaksa menikahi Ana sebab ibu tiri dan adiknya tidak sanggup lagi merawat dan mengurus Dave yang tidak bisa berjalan.

Meskipun terpaksa menjalani pernikahan, tapi Ana tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan ikhlas dan sabar. Namun, apa yang didapat Ana setelah Dave sembuh? Pria itu justru mengabaikannya sebagai seorang istri hanya untuk mengejar kembali mantan kekasihnya yang sudah tega membatalkan pernikahan dengannya. Bagaimana hubungan pernikahan Ana dan Dave selanjutnya? Apakah Dave akan menyesal dan mencintai Ana? atau, Ana akan meninggalkan Dave?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diusir

“Apa yang kau dapat dari Dave?” tanya Andre penasaran. Kali ini ia sengaja mengajak Ana bicara di ruang tamu agar tidak terdengar Dave yang selalu menghabiskan waktunya di ruang kerja.

Ana menggelengkan kepalanya. “Tidak ada. Bahkan dia tidak akan memberiku nafkah,” jawab Ana seketika membuat Andre menarik napas panjang.

“Lantas, bagaimana kau akan memenuhi kebutuhan pribadimu?”

Ana hanya diam tidak bisa menjawab, ia sendiri tidak tahu. Bahkan untuk makan saja, Ana diwajibkan untuk makan di rumah.

“Aku akan bicara kepada Dave!” seru Andre yang merasa kasihan kepada Ana.

Ana mengangguk pelan, untuk sekarang, ia hanya bisa pasrah menjalani kehidupan yang penuh dengan tekanan. Teror telepon serta pesan singkat dari ibu dan kakaknya sudah memenuhi ponsel tapi Ana lebih memilih untuk mengabaikan.

Sedangkan Andre saat ini datang menemui Dave di ruang kerjanya. Meskipun geraknya terbatas, tapi Dave tidak ingin bermalas-malasan. Bisnis properti dan pabrik garmen peninggalan keluarganya harus dijaga dengan baik sebab Dave tahu ada pihak lain yang menginginkannya.

“Dave, katakan padaku kenapa kau tidak memberi nafkah kepada Ana?” tanya Andre tanpa basa basi.

Tanpa menoleh ke arah Andre, Dave justru bertanya balik. “Kenapa, apa dia mengadu padamu?”

“Tidak, tapi aku yang bertanya. Dave, kau tahu sendiri kalau perempuan itu memiliki banyak kebutuhan pribadi. Apa kau sudah gila?”

“Aku sudah memberinya mahar 100 juta sesuai keinginan ibunya bahkan lebih. Seharusnya dia menggunakan uang tersebut dengan baik. Kenapa harus meminta kepadaku?”

“Kau menikahinya, itu artinya kau wajib menafkahi dia!”

“Aku membelinya!” tegas Dave yang sangat keras kepala.

“Lusi melakukan transaksi dengan ibunya, bukan dengan Ana. Kalau Ana pintar, bisa saja dia membawa kasus ini ke ranah hukum. Pernikahanmu termasuk perdagangan orang,” ucap Andre dengan perasaan kesal. “Apa kau sudah jatuh miskin sampai kau tidak sanggup memberi uang satu juta untuk Ana?”

Dave hanya diam, bahkan pria itu sama sekali tidak peduli. Ini bukan Dave yang sebenarnya, sejak ia mengalami kecelakaan hingga menyebabkan dirinya lumpuh dan papanya meninggal dunia serta pernikahannya batal, sikap Dave berubah sangat jauh.

___

Siang itu, begitu sampai di rumah, Lusi langsung menyerbu masuk dengan wajah merah padam. Lisa mengikuti di belakangnya, wajahnya lebih kesal dari ibunya.

Di ruang tamu, Dave sedang duduk di kursi roda, membaca dokumen di tangannya, Andre juga ada di sana bersama Ana yang sedari tadi hanya diam saja. Ia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi kaget saat melihat Lusi dan Lisa masuk dengan penuh emosi.

"DAVE!" teriak Lusi, menghentakkan tasnya ke meja. "Kau membekukan semua kartu kredit kami?! Apa kau sudah gila?!"

Dave tetap tenang, meletakkan dokumen di tangannya lalu menatap Lusi dengan tatapan datar. "Aku hanya menghentikan pengeluaran yang tidak perlu."

Lisa tertawa sinis. "Pengeluaran yang tidak perlu? Itu uang kami, Dave! Kau tidak punya hak untuk mengatur apa yang ingin kami lakukan dengannya!"

Dave menyandarkan tubuhnya ke kursi rodanya dengan santai. "Sayangnya, uang yang kalian pakai selama ini berada di bawah kendaliku. Dan aku tidak melihat alasan kenapa aku harus terus membiayai gaya hidup boros kalian."

Wajah Lusi memerah karena amarah. "Aku ini ibumu, Dave! Kau tidak bisa memperlakukan ibumu sendiri seperti ini!"

Dave mengangkat alis. "Ibu?" Ia terkekeh pelan, tapi tawanya terdengar dingin. "Sejak kapan kau benar-benar bertindak sebagai ibuku? Apa kau lupa kalau ibuku sudah meninggal dunia sejak beberapa tahun yang lalu?”

Lusi terdiam sesaat, tapi kemudian menegakkan tubuhnya. "Dave, kau sudah keterlaluan. Aku tidak peduli apa alasanmu, kau harus mengaktifkan kembali kartu kredit kami sekarang juga!"

Lisa ikut menyela dengan penuh emosi. "Kau ini benar-benar pria lumpuh yang menyedihkan! Tidak bisa melakukan apa pun selain duduk di kursi rodamu dan mengendalikan hidup orang lain!"

Ana yang sejak tadi berdiri di ambang pintu, terkejut mendengar kata-kata Lisa.

Dave, yang biasanya tidak terpengaruh oleh hinaan, kali ini menatap Lisa dengan tatapan dingin dan menusuk.

"Apa kau selesai berbicara?" tanyanya dengan nada rendah, tapi penuh ancaman.

Lisa menyilangkan tangan di dadanya, masih menatap dengan tatapan menantang. "Ya, aku selesai. Kau tidak lebih dari seorang pria lumpuh yang tidak berguna! Kau pikir dengan mengontrol keuangan kami, kau bisa mengendalikan segalanya? Kau hanya ingin balas dendam karena hidupmu sudah berakhir!"

Suasana mendadak sunyi. Ana menahan napas, khawatir melihat reaksi Dave.

Dave tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Lisa dalam-dalam, ekspresinya tidak terbaca. Tapi matanya... matanya penuh dengan sesuatu yang menyeramkan.

Kemudian, dengan gerakan lambat, ia meraih ponselnya, menekan beberapa tombol, lalu menempelkan ponsel ke telinganya.

Beberapa detik kemudian, seseorang di ujung sana menjawab.

‘Mulai hari ini, semua akses ke rekening dan aset atas nama Lusi dan Lisa dibekukan. Segera kosongkan apartemen mereka dan tarik semua fasilitas yang selama ini mereka nikmati. Aku tidak ingin satu rupiah pun lagi terbuang untuk mereka.’

Lisa dan Lusi terkejut.

"Dave! Kau tidak bisa melakukan ini!" Lusi berseru panik.

Dave menutup teleponnya dan menatap mereka dengan ekspresi dingin. "Aku bisa. Dan aku baru saja melakukannya."

Lisa mencengkeram tangannya, wajahnya merah padam karena marah. "Kau... brengsek!" umpat Lisa dengan mata berkaca-kaca.

Dave menyeringai tipis. "Dan kau, Lisa, harus belajar untuk tidak menghina orang yang memegang kendali atas hidupmu."

Lisa terdiam, tatapan mata Dave sangat mengintimidasinya. “Kalau kau ingin menikmati hidup mewah, kenapa tidak meminta pada ayahmu? Apa kau lupa kalau dirimu bukan anak dari keluarga Hertawan?” ujar Dave yang mengingatkan. "Keluar," kata Dave dengan nada tegas.

Lusi terbelalak. "Kau mengusir kami?” protes Lusi yang tidak terima. “Ingat Dave, aku juga memiliki hak untuk tinggal di rumah ini.”

“Jangan bicara tentang hak apapun di rumah ini sebab rumah ini ada saat papa dan mama ku menikah. Kau dan anakmu yang tidak tahu diri itu masuk ke dalam rumah ini tanpa membawa apa-apa.”

“Dave, kau sangat keterlaluan!” teriak Lisa penuh emosi.

"Kalian tidak punya tempat lagi di sini," lanjut Dave. "Anggap ini hukuman kecil untuk semua penghinaan yang baru saja kalian ucapkan."

Lisa tampak ingin membantah, tapi Lusi menariknya. Ia tahu jika mereka terus melawan, situasi bisa semakin memburuk.

Dengan penuh amarah dan rasa tak percaya, Lusi dan Lisa akhirnya pergi meninggalkan rumah itu.

Ana yang menyaksikan semuanya, masih tidak bisa berkata apa-apa.

Begitu mereka benar-benar pergi, Dave menoleh ke arah Ana. "Kau mendengar semuanya?"

Ana mengangguk pelan.

Dave menarik napas dan berkata, "Begitulah caraku menangani orang yang tidak tahu berterima kasih."

Ana menelan ludah, merasa bahwa ia baru saja melihat sisi lain dari Dave yang lebih dingin dan kejam. Dan entah kenapa, itu membuatnya semakin takut pada pria itu.

1
🌷💚SITI.R💚🌷
semangaat ana
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
kasian ana
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuiit
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan smp kamu mau di tipu sm ibu sm kaka mu lg ua ana..
🌷💚SITI.R💚🌷
bagus ana kamu hrs lbh kuat buat kewarasan lamu
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut ana jangan nyerah
🌷💚SITI.R💚🌷
ga tau malu bu ratna
Kymclalu Cintanya Adijeq
adu penderitaan...!!! tetap ana pemenangnya
R Ni: benar sekali😁😁
total 1 replies
Kymclalu Cintanya Adijeq
kemana aja. kau dave...!! baru. sadar??!!! cepat hukum para manusia biadab itu..
Kymclalu Cintanya Adijeq: itu yang aku harapin😌😌
R Ni: patahkan kakinya balik🤣🤣
total 4 replies
Nania
ngapain juga nurut sama ibu yg gak bener kelakuan e 🤦🏻‍♀️
Nania: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
R Ni: semacam yg viral di medsos😁😁
total 2 replies
Nania
ini keras vs keras 😂
Nania: aku juga ingat 😂
R Ni: jadi ingat sesuatu😎
total 2 replies
Jenaa
jek mampir
R Ni: halo jek
total 1 replies
Nania
semoga saja Andre tak pernah berubah pikiran 😁
Nania: kejauhan 😂😂😂😂
R Ni: kalau dia berubah, jitak kepalanya
total 2 replies
Anya
dih sok ngatur lu dave. selain donatur dilarang ngatur wek....
R Ni: Dave butuh di getok kepalanya 👯
total 1 replies
Anya
ingin ku berkata kasar. hah.... sudahlah ntar kena sensor lagi😆
R Ni: bahaya ya kan😁😁
total 1 replies
Anya
lah, ana aja gak kerja dan gak diberi nafkah gimana bisa punya uang.
eh.... ada lagi kak othor, dave kan lumpuh kenapa tiba² jalan😭
R Ni: aku typo sepertinya kadang suka lupa kalau Dave itu lumpuh😭😭
total 1 replies
Anya
dih,,, tidak bertanggungjawab sekali tidak mau nafkahin, sini dave gw tampol ma sendal swalow😏
R Ni: sandal favorit ku loh👯👯
total 1 replies
Anya
lebih ke mencari perawat halal ya😅
kalo aku jadi ana, pasti aku akan minta uang bulanan. taat boleh tapi kesejahteraan diri harus prioritas🤭🤣
R Ni: Dave sedikit licik 👯👯
total 1 replies
Anya
hidup memang se realistis itu. apalagi di jaman sekarang well....
R Ni: iya weeeelll👯👯
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!