NovelToon NovelToon
Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Teen School/College / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:43.6k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Akademi Valdris. Medan perang bagi calon jenderal, penasihat, dan penguasa.

Selene d’Aragon melangkah santai ke gerbang, hingga sekelompok murid menghadangnya.

"Kau pikir tempat ini untuk orang sepertimu?"

Selene tersenyum. Manis. Lalu tinjunya melayang. Satu tumbang, dua jatuh, jeritan kesakitan menggema.

Ia menepis debu, menatap gerbang Valdris dengan mata berkilat.

"Sudah lama... tempat ini belum berubah."

Lalu ia melangkah masuk. Jika Valdris masih sama, maka sekali lagi, ia akan menaklukkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#25 - Duel di Arena Gladiator

“Apa katamu?!”

Buku yang dipegang Vivianne terjatuh ke lantai, suara dentingnya menggema di ruangan yang kini terasa begitu sunyi. Matanya membelalak, dipenuhi ketidakpercayaan atas kabar yang baru saja ia dengar.

“Damien kembali… dan ia akan berduel dengan Selene?” suaranya bergetar, separuh marah, separuh terkejut.

Tanpa menunggu jawaban, ia bangkit dari kursinya. Gaun panjangnya berkibar saat ia melangkah cepat keluar ruangan, Emilia mengekor di belakangnya. Di sepanjang koridor akademi, bisik-bisik murid-murid terdengar di mana-mana. Kehebohan menyelimuti mereka seperti api yang baru saja tersulut.

Di jalan, mereka berpapasan dengan Lucian, yang tampaknya juga tengah bergegas ke arah arena.

"Jangan bilang kau pun ingin menonton kekacauan ini?" tanya Emilia, napasnya sedikit tersengal.

Lucian menyeringai. "Mana mungkin aku melewatkan pertunjukan ini?"

Di luar, suasana lebih riuh. Berita tentang duel antara Damien—sang jenderal muda berbakat—dan Selene—si gadis iblis yang angkuh telah menyebar luas. Para murid bersorak, saling bertukar pendapat, dan tentu saja—bertaruh.

Namun tak satu pun dari mereka bertaruh untuk Selene.

Keyakinan mereka mutlak: Damien akan menang.

Dalam sekejap, tribun arena gladiator telah penuh sesak. Murid-murid berdesakan, menduduki setiap sudut yang memungkinkan untuk menyaksikan duel yang menjanjikan pertumpahan darah.

Lucian, Emilia, dan Vivianne mengambil tempat duduk di area khusus yang memberi pandangan jelas ke arena. Namun, Vivianne tampak gelisah, sorot matanya tajam tertuju ke lapangan.

Damien kembali.

Bukan untuk menemuinya.

Bukan untuk berbicara dengannya.

Melainkan untuk menghadapi Selene.

"Kendalikan emosimu, Vivi," bisik Emilia, nada suaranya nyaris menenangkan. "Damien tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh."

Vivianne mengepalkan tangan, berusaha menekan rasa tak terima yang menguar dari dadanya.

Di sisi lain arena, Selene berdiri dengan santai, pedang di punggungnya berkilat diterpa cahaya.

"Selene, kau yakin bisa mengalahkannya?" tanya Jason, nadanya serius.

"Damien bukan hanya jenderal muda terbaik di akademi," Austin menambahkan, "tapi juga di seluruh kekaisaran."

Selene tertawa kecil. "Siapa yang tahu? Bukankah aku tengah mencobanya sekarang?"

Sebelum mereka sempat membalas, Damien melangkah masuk ke arena.

Langkahnya mantap, sosoknya menjulang dengan seragam latihan yang lebih ringan dari biasanya, namun tetap mencerminkan kedisiplinan seorang prajurit. Pedangnya tergantung di pinggang, ujung sarungnya sedikit bergesekan dengan tanah saat ia berjalan.

Sorakan pecah dari tribun.

"Jenderal! Hajar dia, Jenderal!"

"Damien! Jangan beri gadis iblis itu kesempatan!"

Namun Damien tak menggubris. Pandangannya tetap lurus ke depan, menuju satu sosok yang berdiri angkuh di hadapannya.

"Lari sebelum bertarung bukan kebiasaanmu, bukan?" ujarnya dingin, suaranya beresonansi di seluruh arena.

Selene menyeringai. "Aku bukan pengecut."

Jason melangkah ke tengah arena, mengangkat tangannya sebagai tanda kesiapan.

"Duel… dimulai!"

Secepat kilat, keduanya bergerak.

Damien menyerang lebih dulu—gerakannya tajam, tanpa celah, setiap ayunan pedangnya membawa tekanan luar biasa. Selene menangkis, namun dorongan kekuatan Damien mendorongnya beberapa langkah ke belakang.

Pertempuran mereka seperti tarian kematian—pedang bertemu pedang, suara denting baja membelah udara.

Selene terdesak.

Damien lebih cepat, lebih kuat, dan setiap serangannya semakin membuat ruang gerak Selene menyempit.

Tapi Selene bukanlah seseorang yang mudah menyerah.

Saat Damien mengayunkan pedangnya dengan penuh keyakinan, Selene melangkah ke samping di detik terakhir—membiarkan mata pedang itu nyaris menyentuhnya sebelum ia memutar tubuh, membalas dengan serangan dari sudut tak terduga.

Kali ini, Damien yang mundur.

Sorakan di tribun melemah. Para murid yang semula yakin akan kemenangan mutlak Damien kini mulai meragukan pertimbangan mereka.

Duel berubah menjadi pertarungan sengit.

Damien kembali menyerang, kali ini dengan kecepatan yang bahkan sulit diikuti mata biasa. Selene menangkis setiap tebasan, kakinya bergerak lincah di atas pasir arena.

Mereka bertarung seolah hidup dan mati sedang dipertaruhkan.

Hingga tiba-tiba—

"Cukup."

Suara berat itu menghentikan segalanya.

Regis, dengan jubah panjangnya berkibar tertiup angin, berjalan masuk ke arena. Tatapan dinginnya menyapu mereka berdua.

"Pertarungan ini berakhir di sini."

Damien dan Selene tetap diam, napas mereka sedikit memburu, tangan mereka masih mencengkeram gagang pedang masing-masing.

Akhirnya, Damien melangkah maju. Ia menyarungkan pedangnya, lalu mengulurkan tangan ke arah Selene.

"Kau cukup kuat untuk menjadi rival yang layak."

Selene menatapnya sejenak, lalu tersenyum kecil.

"Kau juga."

Sorakan kembali pecah, kali ini bukan sekadar dukungan untuk Damien, melainkan ungkapan keterkejutan atas duel yang berakhir di luar dugaan.

Pengumuman hasil diumumkan—seri.

Dan dalam sekejap, kegemparan baru pecah.

Mereka yang bertaruh untuk kemenangan Damien… kalah telak.

Tak satu pun dari mereka memperhitungkan kemungkinan hasil ini. Sementara itu, Selene tampak begitu santai—bahkan terlalu santai.

"Kenapa dia malah terlihat senang?" bisik seorang murid.

Lucian yang berdiri di tribun melipat tangan, menyadari sesuatu. "Jangan bilang..."

Kyle dan Adeline muncul, menghampiri Selene. Adeline mencondongkan tubuhnya dan berbisik, "Kau benar-benar penuh akal, ya?"

Selene terkekeh bahagia.

Ternyata, sebelum duel dimulai, ia telah meminta Adeline untuk memasang taruhan… dengan hasil akhir seri.

Damien memandangnya, bibirnya melengkung tipis. "Apa kau tak cukup percaya diri?"

Selene mengangkat bahu. "Aku cukup percaya diri. Tapi aku juga sadar diri."

Untuk pertama kalinya, Damien tertawa kecil.

Selene menarik. Ia kuat, tetapi juga licik.

Ia mengulurkan tangan sekali lagi. "Kau menarik. Apa kau ingin berteman?"

Sebelum Selene sempat menjawab, Lucian muncul di belakang mereka. "Setelah duel hidup dan mati, kalian malah berteman? Ajak aku juga."

Tiga tangan bersatu.

Kyle dan Adeline tersenyum di dekat mereka. Pandangan Selene sedikit melembut. Seolah ia melihat bayangan dirinya dan teman-temannya dahulu.

"Tidak buruk untuk hidup kembali."

Namun di sudut tribun, Vivianne menggenggam gaunnya erat. Wajahnya dipenuhi kebencian.

Damien tak pernah tersenyum padanya.

Namun di hadapan Selene…

"Aku akan membalasnya."

1
Ririn Santi
ku menantimu disini
up....up...up....up.....
😘😘😘😘
Kiky
luar biasa
Suki Feci
selisih brp tahun mereka?
Ririn Santi
novel yg keren. bukan hny tentang alur cerita dan gaya bahasa sebagai sebuah hiburan , tapi ada nilai nilai yang tersampaikan didalamnya. lanjut sampai tuntas ya thor. semangat💪💪💪
Ririn Santi
lanjut
Ririn Santi
hoho....filsafat nih.tp apa yg diutarakan author mmg benar. mindset seorang pemimpin menentukan setiap kebijakan dan tindakan yg garis lurus pd output nya. keren lah thor
Ririn Santi
sebenarnya magnus paham gak sih siapa sebenarnya selena thor?
Seojinni_: Selene apa Selina kak? Kalo soal Selene, dia udh nebak tipis2 sih, nanti juga bakal ada adegan menyentuh buat Lima pilar kekaisaran, mungkin di akhir novelnya bentar lagi...
total 1 replies
Ririn Santi
valeri gila benar benar gila
Ririn Santi
cepat regis
Ririn Santi
bgmn ada pihak yg bermain dlm permainan jika ini dibawah pengawasan regis. atau ada penyusup di dlm nya?
Ririn Santi
makin seru euy
Ririn Santi
bertin grog pungin ku sambelin deh mulutmu itu
Al^Grizzly🐨
Ceritanya tidak bagus lagi...walaupun Selena Everhart Terlahir kembali...kenapa ada yg susah tua menyukainya...jadi malas baca novel ini...pdahal Novel ini sangat bagus ceritanya...tapi teman yang Menjadi Sahabat Masa lalu..Sekaligus Teman Ayahnya Menyukai Selena Kecil...Maaf Thor..aku undur diri dr Novel ini🙏
Seojinni_: Iya gpp kak 😊 Terimakasih sdh baca sejauh ini 🙏
total 1 replies
Sahyaji Pelangi
👍
Kencana Wungu
maaf thor mau tanya beda umur nya berapa tahun thor,agak gimana gt kalau beda umur ny jauh bgt,emg sih renkarnasi tapi kan skrg umur nya masih muda,maaf jangan tersinggung ini cuma pemikiran pribadi aja
Seojinni_: Tenang aja Author gak tersinggung kok 😁 Krn banyak pertimbangan dan akhirnya milih Regis biar nyambung sama masa lalu Selene. Dan diantara temen Selene, Regis ini yg paling kecil umurnya. Age gap nya, sekitar 15 or 17 😅 Agak maksa ya bedanya, tapi Krn latar nya Klasik barat jd msh realistis 🤭 Jd Klo selene 15, Regis sekitar 30an 😁 Makanya Romance nya Author buat tipis2 biar sesuaikan umur selene 😅
total 1 replies
Fransiska Husun
Luar biasa
Seojinni_: Terimakasih Penilaian nya kak 😘💕
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sampai saat ini ceritanya bagus utk memotivasi diri. Utk para pelajar, pengajar dan para pemimpin bs ambil sisi baik dr cerita ini. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
Seojinni_: Aminnn makasih semangatnya kakak 😘💕
total 2 replies
Ita Xiaomi
Keren semua pertanyaan dan jawaban ujiannya. Bukan hanya terpaku pd teori yg copy paste.
Ita Xiaomi
Valeri dan Magnus telah saling memaafkan sebelum hukuman dilaksanakan.
Ita Xiaomi
Akhirnya Valeri bahagia berkumpul kembali dgn ibu dan kknya di alam yg lain.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!