NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Anak Haram Sang Istri / Wali Nikah
Popularitas:63.8k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Kepergian Nayla menjelang pernikahannya, membuat semua orang bersedih, termasuk Laura sang kakak.

Ketika takdir membalikan kehidupan dan menulis cerita baru, Laura harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjadi pengantin pengganti sang adik, Nayla. Untuk menikah dengan calon suaminya bernama Adam.

Namun, ketika akad nikah akan berlangsung, sang ayah justru menolak menjadi wali nikahnya Laura. Laura ternyata adalah anak haram antara ibunya dengan laki-laki lain.

Pernikahan yang hampir terjadi itu akhirnya dibatalkan. Fakta yang baru saja diterima lagi-lagi menghantam hati Laura yang masih di rundung kesedihan. Laura lalu meminta pada Adam untuk menunda pernikahan hingga dia bertemu dengan ayah kandungnya.

Bagaimana perjalanan Laura mencari ayah kandungnya? Apakah dia akan bertemu dengan ayah biologisnya itu? Dan bagaimana kisah cintanya dengan Adam? Baca kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sembilan

"Pergilah kau dari rumahku! Jika memang ingin mencari ayah kandungmu!" usir Ayah Darimi.

Laura tersenyum simpul. Mungkin ini saatnya dia keluar dari rumah. "Baiklah, selama ini aku memang memiliki rumah, tapi aku tak punya tempat berlindung. Aku memiliki orang tua tapi aku tak berani ceritakan masalahku, karena tak ada yang mau mendengarnya. Selama ini aku sendirian. Aku sendirian menghadapi semuanya. Jadi lebih baik aku pergi!" seru Laura.

Laura lalu berjalan meninggalkan tempat akad nikah tersebut. Langkahnya terhenti saat tangannya di tahan seseorang. Gadis itu lalu membalikkan tubuhnya.

"Laura, kita sudah janji akan menikah. Kamu tak mau mengingkari itu'kan?" tanya Adam.

"Maaf, Adam. Bukannya aku tak mau memenuhi permintaan Nayla, tapi seperti jawabanku tadi, aku akan tetap menikah denganmu. Tapi setelah aku bertemu ayah kandungku. Aku ingin tau alasan dia membuang'ku!" seru Laura.

Adam tampak menarik napas. Dia menatap wajah Laura dengan intens. Dalam hatinya mulai merasa kagum pada gadis itu yang memiliki pendirian kuat. Dia juga iba setelah mendengar kalau selama ini dia tak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayah tirinya itu.

"Baiklah, aku setuju. Boleh aku membantu kamu mencari ayah kandungmu?" tanya Adam.

Ayah Darimi tampak memandangi keduanya dengan tatapan tajam. Mungkin dia tak suka mendengar Adam yang ingin membantu Laura.

"Jika itu tak memberatkan bagimu," ujar Laura.

"Aku tak keberatan. Aku akan menolong mencari siapa ayah kandungmu. Kebetulan aku sudah terlanjur mengambil cuti dua minggu. Semoga dengan waktu segitu, cukup untuk mencari keberadaan ayahmu!" seru Adam.

"Terima kasih, Dam," balas Laura.

Laura tak mau terbawa perasaan karena kebaikan Adam tersebut. Dia yakin semua yang dilakukan pria itu hanyalah semata untuk memenuhi keinginan Nayla. Dia sangat mencintai adiknya sehingga Adam mau melakukan apa saja untuk memenuhinya.

Laura berjalan masuk ke dalam rumah. Suara tamu undangan riuh membicarakan apa yang terjadi. Gadis itu tak peduli karena semua berawal dari ucapan ayahnya sendiri.

Laura masuk ke dalam rumah menuju kamar orang tuanya. Dia mengetuk pintunya. Beberapa kali di ketuk baru terdengar sahutan dari dalam. Langkah kaki mendekati pintu dan terdengar suara pintu dibuka.

"Aku mau bicara dengan Ibu," ucap Laura.

"Apa lagi yang mau kamu bicarakan?" tanya Ibu dengan suara ketus. Laura tak mengerti dengan isi pikiran ibunya, kenapa masih marah dan menyalahkan dirinya. Sebegitu tak menginginkan kehadirannya'kah? Tanya Laura dalam hatinya.

"Banyak ... ada banyak pertanyaan yang ingin aku ajukan pada Ibu sebelum aku pergi," ucap Laura.

Saat ini mereka hanya berdua. Adam dan Ayah sedang melayani tamu undangan dan tetap meminta mereka menyantap hidangan yang telah terlanjur di pesan.

Dalam pikiran Pak Darimi, pernikahan akan terus berlanjut walau dia mempermalukan Luara. Namun, diluar dugaan, gadis itu membatalkan.

Pak Darimi juga masih berpikir jika Laura tak akan berani meninggalkan rumah. Buktinya selama ini dia tetap bertahan, bagaimana manapun perlakuan dirinya pada sang anak.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Ibu dengan suara datar.

Laura menatap wajah ibunya. Mata wanita merah dan sembab, pasti dari tadi ibunya itu menangis. Ada rasa iba dihatinya. Namun, semua sirna saat dia ingat semua perlakuan wanita itu selamanya. Baru dia paham jika sang ibu membencinya karena kehadirannya yang tak pernah diharapkan.

"Kita bicara di kamarku saja, Bu," ujar Laura.

Ibu Sumarni kali ini tak membantah ucapan putrinya. Dia mengikuti langkah anaknya menuju kamarnya. Baru kali ini dia masuk ke kamar Luara. Sejak anak itu berusia sepuluh tahun, dia tak pernah mau peduli lagi dengan semua kebutuhan sang putri. Anaknya berjualan kue milik tetangga untuk menambah uang jajan dan memenuhi keinginannya, karena dia tak berani meminta pada sang ayah atau pun ibunya.

Ibu Sumarni memandangi semua barang-barang dan perabot yang ada dikamar itu. Terlihat warnanya sudah memudar. Sudah tak layak dipakai. Anaknya juga tidur dilantai beralaskan kasur tipis. Sangat berbeda dengan Nayla yang semua perabotnya selalu model terbaru.

Pak Darimi selalu membeli semuanya dengan model terbaru. Padahal Nayla tak pernah meminta bahkan dia menolaknya, tapi sang ayah tetap membeli jika mendapat rezeki lebih.

Ibu Sumarni masih mematung di ambang pintu kamar. Dadanya terasa nyeri. Betapa selama ini dia tak pernah memperhatikan kebutuhan putrinya. Semua karena rasa takutnya pada sang suami.

"Masuklah, Bu. Beginilah keadaan kamarku. Jangan heran dan jangan merasa kasihan. Aku sudah terbiasa!" seru Laura.

Ternyata Laura dari tadi juga memperhatikan ibunya. Apa lagi melihat wanita itu yang menghentikan langkahnya, bukannya masuk ke dalam kamar.

Ibu Sumarni lalu melangkah tanpa menjawab ucapan sang putri. Lidahnya terasa kelu. Dia memilih duduk di bangku plastik yang ada di kamar Laura.

"Bu, aku membatalkan pernikahanku dengan Adam ...."

"Kenapa ...?" tanya Ibu Sumarni memotong ucapan Laura.

"Aku tak bisa lanjutkan, karena aku ingin mencari siapa ayah kandungku. Bisakah ibu memberikan aku petunjuk, siapa nama ayahku dan dimana dia tinggal?" tanya Laura.

"Untuk apa kau mencarinya. Dia tak akan mengakui kehadiran kamu!" jawab Ibu Sumarni.

"Apakah selama ini Ibu mengakui kehadiranku?" tanya Laura.

"Apa maksudmu ...?" Bukannya menjawab pertanyaan Laura, Ibu Sumarni balik bertanya.

"Selama ini aku tak pernah Ibu anggap. Bagi Ibu, hanya Nayla anak Ibu," jawab Laura.

"Jangan bicara sembarangan kamu, Laura. Kamu iri dengan Nayla?" Kembali Ibu bertanya.

"Ya, aku iri. Kenapa hanya dia yang Ayah dan Ibu sayangi. Sedangkan aku tak pernah kalian anggap. Kehadiran ku hanya seperti beban bagi Ibu!" seru Laura dengan suara sedikit meninggi.

Ibu Sumarni memandangi putrinya itu dengan tatapan tajam, tanpa kedip. Tak menyangka Luara akan meninggikan suaranya.

"Itu hanya pikiran kamu saja. Karena rasa irimu!" seru Ibu akhirnya menjawab.

"Itu bukan pikiranku saja. Cobalah Ibu sedikit membuka hati, bagaimana sikap dan perlakuan ibu padaku selama ini. Aku ini hanyalah anak yang tak diinginkan kehadirannya," ujar Laura.

Laura lalu berdiri. Memandangi jalanan. Satu persatu tetangga tampak meninggalkan halaman rumah. Dia menarik napas dalam. Lalu berbalik dan menghadap ibunya.

"Bu, andai aku dapat memilih! Mau menjadi siapa dan melakukan apa. Aku akan memilih tidak untuk dilahirkan. Aku tidak ingin menjalani hidup tanpa kejelasan dan tidak ingin menjadi beban bagi siapapun yang ku kenal. Terutama beban bagi kedua orang tuaku. Pernahkah Ibu atau ayah bertanya, kenapa aku tidak makan, kenapa aku tidak pulang, kenapa aku begini, kenapa aku menjadi seperti saat ini. Kalian orang tua egois. Hanya memikirkan kesenangan masing-masing. Aku benci kalian!" seru Laura sambil berteriak. Air mata akhirnya jatuh membasahi pipinya.

1
Sri Astuti Rusli
hanya Laura yg dapat mendonor .......
Putri Chaniago
klo gue jd Laura g mau jd pendonor pd org angkuh n sombong itu, suruh tu minta tolong dg keluarga besarnya Aril
chloe
lanjut kak
Yuliana Tunru
adam jgn kupa laura kan putri x ariel coba kau hubungi dan smoga hari x yg baik mau mendonorkan dqrqh x
Ida Nur Hidayati
paling paling.nantinya Laura yg mendonorkan darahnya
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Ida Nur Hidayati
Ariel sebenarnya kamu harus mengakui kesalahanmu, nah itu akibatnya pikiranmu gak stabil akhirnya terjadi kecelakaan
mbok Darmi
jgn ngomong adam mau minta tolong laura buat donor darah ogah banget saat ariel sehat saja ngga mau ngakuin laura sebagai anaknya giliran sakit mau koit minta bantuan
Ida Nur Hidayati
srmangat Laura...buktikan bahwa kamu mampu dan sukses
Ida Nur Hidayati
benar Ratna sebenarnya Ariel mempunyai tujuan tertentu darimu
Apriyanti
cuma Laura yg Isa menolong nya,, tp apakah mau Laura mendonor kan darah nya karna sudah terlalu sakit hati nya oleh papah kandung nya sendiri,, lanjut thor 🙏
mams dimas
paling mentok Adam hubungi Laura..kan Adam tau kalo Laura anak kandung Ariel
ken darsihk
Dam kamu melupakan Laura anak kandung nya Ariel papa mu
Mungkin hanya Laura yng sama darah nya dngn ayah kandung nya , persoalannya bersedia kah Laura membantu ayah yng sdh membuang diri nya 😠😠😠
ken darsihk
Ini teguran atau karma ya untuk pk Ariel 🤭🤭
Safni Mardesi
ujung2 nya Laura yg mendonor...
Nanin Rahayu
ank yg tak d akui yg bisa bantu
Teh Euis Tea
pasti yg nolong laura anak kandung yg ga di akui
Ruwi Yah
dimana kamu laura ayah yg tk mengakuimu anak sangat membutuhkanmu
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Adam coba hubungi Laura,siapa tahu golongan darahnya sama
Eka ELissa
Laura yg cumn bisa nolong dam.....slain dia GK ada
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!