Melia menangis sejadi-jadinya saat terpaksa harus menerima perjodohan yang tak di inginkan. pasal nya melia sudah memilki kekasih yang begitu ia cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah 2 hari arkan baru bisa pulang, pasal nya ia tak tega meninggalkan istri nya dalam keadaan sedih. "de' mas pamit pulang dulu ya nanti kalo dapat libur lagi mas akan segera kemari" melia menunduk. "loh kok muka nya di tekuk" bukan nya menjawab melia malah berhambur ke pelukan suami nya di peluk nya erat suami yang akan sangat di rindukan nya.
...****************...
Arkan sampai di rumah nya saat membuka pintu betapa terkejut nya ia melihat rumah yang berantakan seperti kapal pecah dapur yang kotor. "apa-apaan ini? Ma...mama...kak radit..." arkan mencoba mencari keberadaan mama nya. tok tok tok "mama.." arkan mengetuk kamar tamu.
tak lama pintu di buka menampakan wajah mama nya. "eh arkan..kamu sudah pulang, mama minta uang dong buat beli makanan" kata mama nya. " kak radit ke mana dan kenapa rumah bisa berantakan kaya gini ma, apa aja yang mama kerjakan." arkan menahan emosi nya. "ya kan ini bukan rumah mama ngapain mama bersihin rumah kalian, dan lagi kemana istri kamu, suruh aja dia yang beresin kekacauan ini" arkan mulai tersulut emosi dengan ucapan sang mama.
"untung melia mengambil keputusan yang benar jika tidak dia akan menjadi babu di rumah nya sendiri" kata arkan sambil berlalu. "eh arkan mana uang yang mama minta main nyelonong aja kamu"..."minta saja pada kak radit bukan kah dia juga bekerja?" teriak arkan sambil membereskan kekacauan yang di buat mamanya. "mama nggak tega minta sama radit dia kan sekarang c*cat jadi biar lah dia kerja buat dia sendiri"
Sambil melipat tangan di dada nyonya drajat memandori putra nya yang sedang beraktifitas. Emang tak tau malu mantan nyonya drajat itu yah he he... "mau bagaimana pun keadaan kak radit dia tetap punya tanggung jawab yang sama dengan ku yaitu menafkahi mama" nyonya drajat menghentak kan kaki nya kesal berlalu sambil menggerutu "bilang aja kalo nggak mau kasih uang, mau jadi anak durhaka dia yang sudah membiarkan mama nya kelaparan."
Arkan yang mendengar mama nya menggerutu menggelengkan kepalanya. Tak berapa lama radit pulang membaw makanan buat diri nya dan mama nya. "assalamualaikum" ucap salam radit "wa'alaikum salam" jawab arkan. "loh ar kamu sudah pulang? Maaf aku cuma beli nasi 2 bungkus, aku nggak tau kamu sudah pulang"
Arkan menghentikan langkah radit. "kak apa benar kak radit nggak pernah kasih uang buat makan mama, dan lihat lah seisi rumah yang berantakan, kenapa kalian tak mau membersihkan rumah sementara kami tak di rumah" radit menghela nafas panjang, ia lelah dengan tingkah mama nya, karna rasa tanggung jawab nya ia tetap bersama mama nya.
"kak aku sedang bicara jangan main nyelonong aja dong" teriak arkan yang kesal tak di hiraukan. "aku kasih makanan ke mama dulu ya" ucap radit dengan berjalan tertatih-tatih. Tak lama radit kembali namun ia tak mendapati adik nya di tempat semula.
...****************...
di tempat ibu nya melia kesulitan memejamkan mata. Jam sudah menunjukan pukul 22:07 tapi melia masih tak bisa tidur. Ia berjalan mondar mandir di dalam kamar. "kenapa denganku ini. Kenapa aku sangat merindukan mas arkan. Kapan dia akan kemari lagi" tiba-tiba melia menepuk kening nya sendiri "oh ya ampun bukan kah baru tadi pagi mas arkan pulang jadi tak mungkin besok atau lusa dia kemari"
Karna tak bisa tidur melia pergi ke dapur untuk memakan sesuatu, semenjak perut nya makin besar melia selalu merasa lapar. Tak sengaja ia menjatuhkan gelas "klo tak" untung gelas yang jatuh hanya gelas plastik. Ibu melia yang mendengar suara dari dapur pun terbangun.
"loh nduk belum tidur toh, kenapa?apa nggak bisa tidur?" melia berjingkat mendengar suara ibu nya yang tiba-tiba. "eh ibu ngagetin aja, iya ni bu aku nggak bisa tidur eh malah lapar pula" ibunya tersenyum lalu pergi ke lemari makanan. "ibu menyimpan makanan di sini, ini di makan habis makan langsung tidur ya" ucap ibu nya "makasih ya bu" ibu nya mengangguk "ya sudah ibu kembali istirahat ya" melia mengangguk.
...****************...
"ada apa denganku kenapa aku kepikiran melia terus ya, ada apa dengan nya di sana semoga semua baik-baik saja" kata arkan bermonolog sendiri, ia merasa gelisah saat sedang bekerja pikiran nya selalu tertuju pada melia.
"pak untuk sementara ini saya berhenti dulu kerja di ladang bapak" kata arkan kepada pemilik ladang tempat nya bekerja. "waduh kenap gitu mas arkan, padahal saya suka dengan kerja mas arkan, apa ada masalah yang buat mas arkan berhenti tiba-tiba" pemilik ladang sangat menyesalkan keputusan arkan. "tidak ada masalah pak, saat ini istri saya sedang hamil tua, dan sekarang istri saya berada di rumah ibu nya di kampung sebelah, saya nggak bisa membiarkan istri saya berada di rumah orang tua nya tanpa saya pak" jelas arkan panjang lebar. "baik lah mas arkan ini bayaran mas arkan selama seminggu dan ini ada rezeki buat calon anak mas arkan semoga semua nya lancar, dan suatu saat kalo mas arkan kembali saya tetap butuh tenaga mas arkan" ucap pemilik ladang yang selalu baik hati terhadap arkan.
...****************...
"arkan kamu mau kemana nak" tanya nyonya drajat yang melihat arkan berkemas. "ma...untuk sementara arkan pindah ke rumah mertua arkan karna melia sebentar lagi lahiran jadi aku harus ada di samping nya" jawab arkan. "memang nya kenapa kalo melahirkan di sini toh di sini ada mama kan istri mu itu memang manja" ucap nyonya drajat "ma....biarkan mereka memutuskan yang terbaik untuk mereka" sahut radit yang mendengar cerocos ibu nya.
"ar pergi lah aku akan jaga rumah mu juga mama, aku janji setelah kamu kembali, aku akan memikir kan gubuk untuk aku dan juga mama" arkan menepuk pundak radit sambil berlalu. "arkan...kamu akan sering kunjungi mama kan? Nanti kalo mama butuh sesuatu gimana?" radit geram dengan sikap mama nya yang tak pernah menganggap nya ada.
"ma..ada radit di sini radit akan berusaha mencukupi kebutuhan mama, pergi lah ar mama akan baik-baik saja" arkan mencium tangan mama nya. Lalu pergi tanpa mendengarkan lagi ocehan mama nya. "ma...setidak nya mama ingat dengan janji mama sebelum di ijin kan tinggal di rumah ini. Mama janji untuk tidak ikut campur dalam urusan keluarga kecil mereka, kali ini saja biarkan mereka bahagia" kata radit saat melihat mama nya menatap kepergian arkan dengan sedih. Sebenar nya hati radit juga sedih melihat orang yang melahirkan nya bersedih. Karna rasa sayang nya terhadap mama nya radit tak pernah mengeluh dengan apa yang di lakukan mama nya.
"Bagaimana dengan mimpiku, Bu? Apa aku tak berhak untuk memiliki mimpi atau mewujudkannya?" Melia nelangsa, dengan derai air mata bla bla bla
semisal,
Di hadapan
Diduga
dan untuk nama menggunakan huruf kapital. Melia
dan untuk kata -nya itu digabung, bukan dipisah ya.