Melodi sunyi berdendang indah di keheningan malam. Detak bisu memecah kesunyian dalam langkah-langkah sepi. Dalam diam, kata-kata berseru keras dalam hati.
Jihan malam ini berniat ingin memberikan kejutan kepada suaminya karena beberapa hari tidak pulang ke rumah disebabkan ada kerjaan di luar kota.
Tapi kenyataannya, Jihan lah yang mendapatkan kejutan. Jantungnya meletup-letup, darah panas mendidih mengalir sampai ke ubun-ubun. Jihan tak mampu bersuara, hanya tetesan air mata yang mewakili perasaannya.
Tepat di depan matanya, suaminya tidur bersama seorang wanita tanpa busana dalam satu selimut sambil berpelukan.
Apa yang akan terjadi?
Ikuti terus jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Pembalasan Arsen
Jihan berusaha keras membuka matanya. Jihan merasakan hawa dingin di sekitarnya. Jihan juga mendengar suara orang menawarkan sesuatu seperti pelelangan. Suara berisik itu membuat Jihan membuka paksa matanya.
Jihan melihat dirinya duduk di sebuah kursi dengan kaki dan tangan terikat. Yang membuat Jihan keheranan, sekarang ini Jihan memakai pakaian minim yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Jihan juga memakai bando kelinci di atas kepalanya.
Jihan berusaha keras membuka ikatannya. Jihan tidak mengerti mengapa dia berada di tempat yang penuh dengan pria-pria yang beraroma alkohol dan asap vape.
"Siapa lagi yang menawar dengan harga tertinggi akan mendapatkan wanita ini," kata seorang pria berpakaian jas hitam berdiri di samping Jihan.
"Apa yang kamu lakukan? Mengapa aku ada di sini?" tanya Jihan.
"Nyonya, Anda telah dijual seseorang. Dan mereka semua yang ada di sini adalah calon majikanmu. Ingat, puaskan mereka," Pria itu menyentuh dagu Jihan.
Jihan menarik wajahnya. Jihan terus berusaha melepaskan ikatannya. Pria di samping Jihan menuangkan minuman beralkohol ke tubuh Jihan. Pria-pria yang ada di sana bersorak melihat pakaian Jihan yang basah. Nampak lah sesuatu yang menyembul di balik lingerie Jihan.
"50 juta," teriak pria di ujung sana.
"100 juta," teriak pria yang lain.
Tawaran terus berlanjut, Jihan meneteskan air mata. Jihan tidak terima dirinya dilecehkan. Keringat dingin mulai bercucuran. Jihan melihat di antara banyak orang di depannya, seseorang memakai topeng berbentuk singa. Jihan berteriak ketakutan. Jihan kembali mengingat saat dirinya di dalam kandang menghindari singa yang kelaparan. Jihan berontak.
"Apa dia gila?" teriak orang-orang.
"Host, apa kamu ingin menjual orang gila!"
"Tidak, mungkin karena dia baru saja minum alkohol jadi begini. Dia akan jinak saat di atas ranjang," sahut Host.
Pria-pria itu maju ke atas panggung memeriksa keadaan Jihan. Jihan semakin ketakutan. Jihan kejang-kejang, sesak napas.
DOR!
DOR!
Semua orang yang ada di sana berjongkok mengangkat kedua tangan mereka ketika mendengar suara tembakan peringatan. Petugas berseragam coklat masuk dan mengamankan tempat itu.
"Kami menerima laporan, ada seorang wanita diculik dan dijual di tempat ini. Apa dia orangnya?" Petugas polisi mengarah ke Arsen.
"Dia istri saya Pak," Arsen melepaskan ikatan Jihan.
Petugas kepolisian menyuruh Arsen agar segera membawa Jihan ke rumah sakit terdekat. Arsen memakaikan jaketnya ke tubuh Jihan. Arsen menangis melihat kondisi Jihan. Arsen masuk ke dalam mobil polisi menuju rumah sakit tempat terakhir Jihan dirawat.
Jihan diberikan pengobatan. Jihan kembali menunjukkan trauma. Dokter akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Jihan.
Jihan dimasukkan ke dalam ruang perawatan. Kali ini Arsen menyewa bodyguard untuk berjaga-jaga di depan ruang perawatan Jihan. Arsen tidak ingin Jihan kembali hilang. Arsen bahkan tidak memberi tahu siapapun keberadaan Jihan kecuali kepada Alan.
Ngomong-ngomong tentang Alan, setelah sinyal darurat yang dikirimkan Jihan kepadanya, hari itu juga Alan terbang ke negara jiran dengan pesawat pribadi. Alan datang tidak sendirian. Alan datang bersama Erwin.
Alan terus melacak keberadaan Jihan lewat jam tangan yang dipakainya. Alan juga melacak keberadaan ponsel Jihan. Walaupun ponselnya non aktif, Alan masih bisa mendengar suara orang yang mencuri ponsel Jihan. Dari keterangan Alan lah Arsen dan pihak kepolisian menemukan keberadaan Jihan.
"Kak, apakah Arsen mempunyai mantan?" tanya Erwin.
"Bukannya kamu sahabatnya, kamu yang lebih tau bagaimana Arsen," jawab Alan.
"Menurut Arsen, Jihan terakhir kali jalan dengan sepupunya."
"Ponsel Jihan masih ada di tangannya. Yang penting kita ke rumah sakit dulu mencari tahu keadaan Jihan."
Alan meminta sopir taxi mempercepat jalannya agar mereka segera tiba di rumah sakit.
Arsen menyambut kedatangan Alan dan Erwin di depan ruang perawatan Jihan. Mereka masuk ke dalam. Jihan masih terlelap.
"Maaf Alan, Erwin. Jihan harus mengalami kejadian ini," isak Arsen.
"Sen, coba lu dengerin," Alan meminjamkan ponselnya kepada Arsen.
Saat ini Arsen mendengarkan rekaman suara dari ponsel Alan. Rekaman suara yang sangat Arsen kenal. Suara Novita sepupunya. Novita sedang bicara dengan seseorang. Novita terdengar bahagia ketika melihat Jihan yang setengah mati ketakutan saat diburu singa.
Novita juga membayar orang untuk menjual Jihan ke club malam. Temannya bertanya alasan Novita yang ingin menyingkirkan Jihan. Novita kesal karena Arsen menikah dengan seorang janda. Novita sudah mempunyai calon untuk Arsen yaitu sahabatnya sendiri.
Novita akan mendapatkan keuntungan jika Arsen dan sahabatnya menjalin hubungan. Bisnis keluarganya akan semakin kuat. Novita juga akan mendapatkan posisi di perusahaan sahabatnya.
BUGH!
Alan dan Erwin tersentak saat Arsen melayangkan kepalan tangannya ke dinding.
"Alan, Erwin, titip Jihan sebentar. Ada hal yang harus gue selesaikan."
Arsen meninggalkan rumah sakit. Arsen menghubungi Novita. Arsen ingin mengajak Novita jalan-jalan. Arsen menjemputnya di rumah.
"Gimana Jihan Kak?" tanya Novita sambil mengencangkan seat belt.
"Jihan menghilang. Apa kamu tahu sesuatu? Apa Jihan ngomong sesuatu?" Arsen fokus dengan setirnya.
"Hmmm, waktu itu, Jihan ada ngomong. Hmmmm, dia bilang dia tidak cinta Kak Arsen. Dia menikah dengan Kak Arsen cuman karena uang," sahut Novita.
Arsen mengetuk-ngetuk telunjuknya disetir mobil.
Novita tersenyum dalam hati. Dia berharap Arsen akan sakit hati. Paling tidak rumah tangga mereka yang baru saja dibina perlahan akan retak dan kemudian pecah berkeping-keping.
Arsen membelokkan mobilnya masuk ke dalam wahana sea world.
"Sudah lama kita gak ke sini Kak," Novita kegirangan keluar dari mobil.
Arsen mempercepat langkahnya. Arsen akan memberikan kejutan untuk Novita. Arsen menyuruh Novita memakai baju selam.
"Ngapain Kak?" Novita keheranan.
"Kejutannya ada di dalam. Sudah setahun lebih kita tidak bertemu. Apa kamu tidak mau kejutan?" tanya Arsen.
"Ya maulah," Novita menghampiri petugas sea world untuk memakai baju selam dan perlengkapannya.
Arsen memeriksa tas Novita. Dan benar, ponsel Jihan ada di dalam. Arsen mengambil ponsel Jihan dan memasukkannya ke dalam sakunya.
Sementara itu, Novita sudah siap dengan perlengkapan selam. Novita masuk ke dalam air. Arsen menunjuk ke dalam kolam besar. Novita perlahan menyelam dan melihat di dalam air ada sebuah sangkar burung yang terbuat dari besi tebal. Di dalamnya ada sesuatu yang berkilau.
Novita dengan cepat masuk ke dalam sangkar dan mengambil benda berkilau yang ternyata adalah sebuah kalung dengan liontin berbatu giok.
Novita mengambil kalung itu. Dan tiba-tiba saja para pengunjung sea world berteriak ketika di dalam kolam itu ada seekor ikan hiu melesat laju ke arah sangkar yang di dalamnya ada Novita.
Terdengar suara benda keras bertabrakan. Hiu itu menggigit kuat sangkar. Dan terlihat air kolam yang tadinya biru bercampur dengan darah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...