Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan setelah berpisah dari orang yang dicintainya. Namun, takdir berkata lain karena ada kisah lain yang muncul setelah mereka berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 21
Hazel tiba di sebuah gudang terbengkalai yang berada di pinggiran kota.
Dia terlihat sangat marah. Dengan segera, mereka kemudian memeriksa seluruh gedung. Ternyata sudah ada beberapa pengawal dari Cindy, Virgin dan Bobby. Mereka terkejut ketika melihat kedatangan Arjun dan anggotanya.
"Di mana mereka? " Tanya Arjun baik-baik.
Tidak ada yang menjawab. Tanpa banyak bertanya Arjun segera mencengkram kerah baju sang pengawal.
"Cepat periksa." Arjun memerintah semua pengawalnya.
"Bosss. Di sebelah sini." Salah seorang pengawal berteriak.
"Kalian berurusan dengan orang yang salah." Ancam Arjun kemudian melepas kerah baju pengawal itu.
Braaaakkk....
Bunyi pintu ditendang seseorang dan terbuka.
Cindy, Ryan, Virgin dan Boby terkejut. Mereka panik ketika melihat Hazel masuk ke ruangan itu. Tanpa bicara banyak, Hazel melangkah mendekati Senja yang terlihat kacau dan berantakan. Dengan segera, dia menutup tubuh Senja dengan jaketnya. Sedangkan Senja benar-benar sudah tidak sadarkan diri.
"Ha.. Hazel. Lo kok di sini?" Boby panik.
"Zeeelll." Virgin kalang kabut.
"Kalian keterlaluan. Gue ngga nyangka lo semua bakal memperlakukan manusia kayak binatang gini. Ingat ini ya, kalian berurusan sama gue." Hazel menggendong Senja dan pergi.
"Maaf Nona. Apa saya bisa meminta ponsel anda?" Tanya Arjun pada Virgin.
"Ngapain lo minta ponsel gue? " Virgin menolak.
Namun dengan segera, Arjun merebutnya dan menghapus semua file dan video tentang Senja. Kemudian dikembalikannya ponsel itu pada Virgin dan pergi. Ryan yang melihat itu, segera mematikan ponselnya.
"Siaallll. Kenapa Hazel bisa ada di sini??! Ada yang bisa jelasin?" Virgin berteriak kesal.
"Gue ngga tau. Emang ada ya orang lain yang tau soal rencana kita ini?" Boby juga ikut penasaran.
"Apa.. Apa jangan-jangan Octa?" Cindy menebak.
"Octa? Ngapain? Kan dia juga benci sama Senja. Emang sih dia nolak ajakan kita. Tapi gue ngga percaya kalo dia sampe laporin ini ke Hazel. " Ryan menerka.
"Aahhh gimana nih? Reputasi gue bisa anjlok di depan keluarga Hazel kalo sampe Hazel aduin ke Mamanya." Virgin takut.
"Shiiittt. Hazel juga kenapa sih. Dia selalu belain tu cewek. Apa dia suka sama Senja apa gimana sih? Kok dia bisa sampe seniat itu?!" Boby menduga.
"Ngga.. Ngga mungkin yah. Cewek miskin kayak Senja itu ngga mungkin disukai sama Hazel. Hazel itu cuma milik gue." Virgin kesal kemudian berlalu pergi.
.
.
Senja dibawa ke apartemen milik Hazel. Tidak lupa dia mengabari Mamanya. Dokter juga sudah tiba dan memeriksa kondisi Senja. Dia ditangani dengan baik dan bisa beristirahat dengan baik.
"Kok bisa kejadiannya seperti ini Zel?" Tanya Elena.
"Hazel juga ngga tau, Ma. Hazel dapat info ini juga dari Octa."
"Ini sudah kelewatan. Besok Mama akan adakan rapat darurat di Sekolah." Elena gemas dan kesal.
Hazel menatap sendu wajah Senja. Dia masih membayangkan keadaan Senja saat pertama kali ditemukan. Mengenaskan.
Sepanjang malam dia terus berada di samping Senja.
"Zel, Mama pulang ya. Kamu juga istirahatlah." Elena hendak pergi.
"Iya Ma. Makasih ya." Hazel memeluk Mamanya yang kemudian pergi.
Sudah hampir tengah malam dan Hazel akhirnya tertidur di samping Senja.
.
.
Pukul 3 pagi. Senja melenguh sadar. Kepalanya terasa sangat sakit. Perlahan- lahan matanya terbuka. Dia berada di ruangan yang tidak dia kenali. Matanya tertuju pada seseorang yang tertidur di sampingnya.
"Ini Hazel?" Gumamnya.
Dengan penuh hati-hati , dia menyentuh wajah Hazel pelan. Hazel tersentak dan membuka mata.
"Lo udah sadar?" Tanya Hazel, sambil memegang tangan Senja lembut.
"Kenapa aku di sini?" Tanya Senja.
"Lo jangan banyak gerak dulu." Hazel mengingatkan.
Senja menurut. Dia kembali tenang. Ingatannya kembali pada kejadian yang baru saja dia lewati. Dia menutup matanya dan seketika air matanya keluar.
Hazel hanya terdiam melihat Senja menangis. Hatinya terasa sakit melihat itu. Dia ingin sekali memeluk, dia ingin sekali menghapus air mata itu. Tapi dia sadar, dia tidak bisa melakukan itu.
"Ayo makan." Hazel memecah keheningan.
"Aku.. Aku ngga laper." Senja menolak.
Krriuikkkkk.. ...
Suara perut Senja berbunyi.
"Kayaknya perut lo protes deh. Makan ya." Hazel membujuk.
Tanpa menunggu jawaban Senja, Hazel menyiapkan makanan yang sudah dipanaskan dan menyodorkannya pada Senja.
"Terimakasih." Senja malu-malu.
Senja berusaha memegang sendok namun tangannya masih sakit dan dia kesulitan.
"Sini. Biar aku suapin. " Hazel menarik makanan dan hendak menyuapi Senja.
"Aaaa...." Hazel menyodorkan sendok berisi makanan.
Senja membuka mulut dengan malu dan melahap makanan yang ada. Keduanya terus diam sampai tidak sadar, makanan itu sudah habis. Tidak lupa Hazel memberi obat.
"Lo cepat istirahat." Pinta Hazel.
"Sekali lagi makasih ya Hazel." Ucap Senja tulus. Lagi-lagi dia diselamatkan oleh Senja.
Mereka kembali tertidur hingga pagi kembali tiba.
.
.
Paginya, Senja merasa sudah lebih baik dan dia ingin segera kembali pulang. Untung saja kedua orangtuanya tidak sedang di rumah karena mereka sedang menghadiri acara pernikahan sepupunya di kota lain.
"Lo udah mau pulang?" Tanya Hazel.
"Iya. Aku udah rasa enakan."
"Kalo bisa, lo jangan ke sekolah dulu ya beberapa hari ini. Gue harap lo bisa istirahat dengan baik di rumah." Pesan Hazel.
"Ya. Aku juga udah banyak berpikir. Maaf karena sudah buat kamu terus repot dengan segala hal yang aku lakukan." Senja meminta maaf.
"Semua salah teman-teman gue."
"Kalau begitu aku pamit ya. "
"Biar gue antar."
"Ngga usah Hazel. Aku bisa pulang sendiri."
"Hati-hati." Hazel menyerah.
.
.
Sekolah pagi ini dihebohkan dengan sebuah video yang beredar. Apalagi jika bukan video Senja yang sedang dicekoki minuman keras dan hampir ditelanjangi. Seluruh Sekolah seketika sibuk. Hampir semua anak di sekolah mendapat kiriman video tersebut. Bahkan para guru juga tidak ketinggalan hebohnya.
"Wah serius ini Senja kah? "
"Gilaaaa... "
"Wiihh boddy Senja bagus juga nih. Hahahahha"
"Ternyata dia bukan anak yang baik-baik ya."
"Pemainn sih ini."
"Tega banget sih orang yang ngelakuin ini ke Senja."
"Jahat ya."
"Wahhh . Gue kalo jadi Senja, fix gue udah bundir sih."
Demikian tanggapan demi tanggapan yang muncul ketika melihat video tersebut. Ada yang menghina, ada juga yang menaruh simpati.
Cindy, Virgin, Boby dan Ryan juga ikut terkejut. Mereka melihat video tersebut. Mereka beruntung karena video tersebut hanya menampilkan wajah Senja dan suara yang ada di dalam video itu juga dimute.
Mereka bertanya-tanya, siapa yang sudah menyebarkan video tersebut. Sepengetahuan mereka, video itu berasal dari ponsel milik Ryan.
"Ryan, ini bukannya dari ponsel lo ya? " Tanya Boby berbisik.
"Se... Sebenarnya, ponsel gue ilang semalam Bob. Gue ngga nyadar gue hilangin di mana." Ujar Ryan takut.
"Whaaatttttt?! " Virgin panik.
"Kenapa ngga lo kasitau dari semalam?" Cindy ikut memarahi.
"Gu.. Gue baru nyadar pagi tadi. Pas gue cari-cari ternyata udah ngga ada." Ryan pasrah.
Di saat yang sama, saat sekolah sedang riuh dengan berita yang ada, Elena tiba- tiba muncul di Sekolah dan langsung menuju ke ruang Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah cukup terkejut dengan kedatangannya. Elena segera menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke Sekolah.
Rapat darurat segera dilaksanakan. Informasi itu menyebar luas di seluruh sekolah dan membuat gempar.
Rapat Darurat adalah rapat yang diadakan dalam keadaan darurat karena masalah darurat yang terjadi terkait Sekolah.
Beberapa saat kemudian, orangtua Cindy, Ryan, Virgin dan Boby terlihat datang ke sekolah. Keadaan tersebut lebih membuat riuh seisi sekolah. Bahkan keempatnya juga tidak tahu jika orangtua mereka dipanggil. Mereka ikut terkejut.
.
.
Di apartemennya, Hazel juga baru mendapat info tentang beredarnya video tersebut. Tanpa menunggu lama, dia segera mengambil kunci mobil dan segera melajukan mobilnya. Dia menuju sebuah tempat.
.
.
BERSAMBUNG...
Semangat berkarya yaa... 💕
dikasih space kak