Gadis muda, bernama[resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [hari ramadhan],berusia 35 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan prontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
babb 21
Setelah beberapa hari berlalu,seorang gadis cantik yang tiba di rumah.di kejutkan dengan bunyi ponsel yang terdengar nyaring. seseorang menelpon untuk menemuinya dan sudah menunggu di depan mesjid yang berada di depan rumah gadis remaja itu.
(Assalamualaikum aini.bisa ke depan sebentar? saya gak tahu rumah kamu yang mana)
(Wa'alaikumsalam,ada apa, ngapain kesini? ) tanya resa dengan perasaan was-was yang terlihat dari raut wajah polosnya.
(Kedepan aja dulu, di sini ada bi ika juga) jelas seseorang di sebrang telpon
(Mmmmm,iya iya. tunggu sebentar)
Namun karena panggilan ibunya yang mendadak,gadis itu tak kunjung menemui sosok pria yang bertenger di atas motor menunggu,setelah beberapa menit berlalu akhirnya pria yang berstatus duda itu memutuskan untuk datang langsung kerumah gadis berwajah teduh yangMembuatnya menghalalkan segala cara agar bisa meluluhkan nya.
"Assalamualaikum" Ucap resa saat masuk ke dalam rumah neneknya yang berdampingan dengan kediaman nurdin.
"Waalaikumsalam" Jawab mereka di sela obrolannya menjawab salam.
"Eh ada wati,udah pulang?" Sapa resa saat melihat keberadaan saudara nya, kemudian menganggukkan kepala pada pria yang menatapnya saat menyapa wati.
"Heemm" Gumam wati dengan wajah jutek.
Resa hanya tersenyum getir,kakinya melangkah menghampiri komala yang memanggilnya
"Ada apa mah? " Tanya resa dengan suara lirih
"Ini, tolong belikan kopi sama roko ke warung depan,buat pengajian di masjid nanti malam" Perintah komala menyodorkan selembar uang berwarna merah, resa pun pergi keluar sekalian untuk menemui orang yang tadi menelpon dirinya, namun belum sempat melangkah turun dari rumahnya datang hari dengan menenteng sebuah kota di tangannya
"Loh om, ko udah disini aja, katanya suruh nemuin di depan? " Tanya resa kaget dengan kedatangan pria yang menyunggingkan senyum manis ke arahnya.
"Kelamaan,saya buru buru, ini ambil. " Pinta hari menyodorkan kotak yang ia bawa
"Apa ini" Tanya resa bingung saat menerima bingkisan yang hari berikan
"Liat aja sendiri,ini dari mamah buat kamu, ya sudah, saya pamit ya" Jelas hari masih dengan senyum yang tersungging,gadis remaja yang berwajah cantik itu terpaku di tempat. melihat senyum tulus dari laki-laki yang di cap manusia dingin oleh karyawan di tempanya bekerja itu membuat hatinya berdesir hebat.
"Apa barusan? aku gak salah liat kan, dia, dia tersenyum sama aku, ahh senyuman membuat aku kegeeran" Batin resa menatap punggung hari yang berlalu pergi. kemudian matanya tertuju pada box yang di pegangnya
"HAh, makanan. sebanyak ini? " Gumam resa saat mengintip isi dari kotak tersebut membuat matanya melebar.
Di lain tempat kedua adiknya sedang berjalan melewati kebun yang berada di samping jalan setapak menuju rumah kakak pertamanya.
"Eh dian liat.ada pohon pisang jantungan" Tunjuk tina mengarahkan sang adik untuk melihatnya
"Kira kira,kalau kita kagetin bakal copot gak yah jantung nya?" Tanya tina menatap pada adiknya yang sudah memperhatikan pohon pisang di samping jalan.
"Macam macam saja pertanyaannya teh? gak tau dian juga. coba tanya sama bapak-bapak itu" Saran dian menunjuk seseorang saat pandangan melihat orang yang tak jauh dari sana.
"Ck, kelamaan,kita cobain aja yuk? " Ajak tina menarik tangan sang adik untuk mendekat,adiknya mengikuti intruksi dari sang kakak dengan patuh.
"Satu, dua, tiga,door "
"Copot,copot eh copot" Ucap orang yang tak jauh dari sana menjatuhkan tutup botol minuman nya karena kaget,kemudian menengok kanan kiri mencari asal suara yang mengagetkan dirinya.
kedua kakak beradik itu lari secepatnya saat menyadari kegabutannya mengagetkan seseorang yang berada dekat dengan pohon pisang.
"Hahaha.. Aku kira pohon pisangnya bisa bicara ternyata suara bapak bapak itu " Ucap tina sambil menetralkan nafasnya yang ngos-ngosan karena berlari, takut kena marah orang
"Kenapa kamu tin? " Tanya rima saat melihat kedatangan sang adik dengan nafas yang tak beraturan.
"Itu teh kita tadi niatnya iseng mau ngagetin pohon pisang agar jatuh jantungnya.lah bukannya jatuh tuh jantung pisang. malah orang yang kaget"
Jelas tina cengengesan membuat kakaknya menggelengkan kepala.
"Kamunya aja yang gak ada kerjaan tin! masa pohon pisang di kagetin" Ujar rima saat mendengar cerita konyol adiknya.
Setelah kepulangan laki-laki yang datang bersama anak gadisnya. komala berbicara, meyakinkan keputusan sang anak yang ingin menikah muda mengikuti jejaknya.
"Wati,kamu pikirkan baik baik nak.memang nya kamu sudah siap membina rumah tangga di usia kamu saat ini,apa lagi kamu belum lama mengenal pria itu kan? " Nasihat komala pada anaknya yang acuh tak acuh terhadap keluarga nya.
"Ngapain aku bawa kerumah kalau belum siap mah" Jawab wati dengan raut jutek. tak mengindahkan keberadaan orang tertua di rumah itu yang menatapnya tajam.
Komala menghembuskan nafas sambil mengusap dadanya, berusaha menekan emosi agar tak membentak anaknya yang keras kepala.
"Iya mamah ngerti, tapi masa kamu ngelangkahin resa? meskipun bukan kakak kandung,tapi sebaiknya resa yang terlebih dulu nikah baru kamu" Bujuk komala agar anaknya tak mengambil keputusan dengan terburu-buru dan berakhir menyesal di lemudian hari.
"Sok aja weh kalau wati mau duluan nikah,aku mah gak papah dilangkahi juga" Saran resa saat mendengar namanya di sebut,dia tak mau di jadikan alasan lagi karena menghambat jalanya wati.
"Yah gak bisa gitu dong,saran mamah ya resa dulu baru wati" Tegas komala menatap keduanya bergantian
"resa lagi, resa lagi,terserah mamah lah" Sinis wati beranjak dari tempat dudunya meninggalkan mereka dan membanting pintu setelah masuk ke dalam kamarnya.
***
Adzan magrib berkumandang. setelah melaksanakan sholat ,gadis cantik dengan aroma vanila yang menenangkan itu membantu ibunya yang berkutat di dapur, mempersiapkan makanan untuk di bawa suaminyake pengajian mingguan yang di selenggarakan di mesjid depan rumahnya.
"Res makanan ini siapa yang ngirim,kayanya harus beli tambahnya? segini mah gak bakalan cukup buat pengajian mah" Tanya komala saat membuka bingkisan kotak yang berada di dapur.
"Eh,itu mah bukan buat ke mesjid, tadi aku di kasih sama sepupunya yang punya konveksi, mungkin habis ada acara " Jelas resa saat menengok pada komala yang sedang menghitung kueh basah dalam kotak tersebut
"Lah, mamah kira buat ke masjid res, tumben tumbenan kamu dapet kiriman kaya gini" selidik komala menatap anak sambungnya.
"Entahlah" Jawab resa acuh,setelah membantu ibunya resa segera bersiap untuk pergi mengaji.
Beberapa menit berlalu saat mendengarkan ceramah sang ustadz,seketika riuh dengan tawa para santri dan santriawati saat ada sesi tanya jawab berlangsung.
"Hidup mah harus man..?? "
" Mandiiii"jawab santri yang percaya diri.
"Manfaatt" Ucap ustadz membenarkan jawaban salah satu muridnya.
Hahaha salah ternyata ,riuh tawa menggema di ruangan yang bernuansa putih dan hiasan kaligrafi di setiap sudut ruangan menyejukan mata.
"Hidup mah harus banyak buat a..?? "
"Anakkkk" Jawab yang lain menyahut asal
"Amaaaall.
Katanya belum nikah. mau bikin anak gimana.ceritanya" larat sang ustadz menatap anak didiknya yang menjawab dengan asal ceplos.
Hahaha...terdengar tawa riuh dari teman teman yang lain
" Dasar.anak jaman sekarang mah,kemana aja bicara teh.makanya harus menjaga 17 ..?? "
"Agustusan"
"Aduuuuh.. udah dewasa mah 17 rakaat. bukan 17 Agustusan aja ,udah lewat Agustus nya juga.mau main rebutan ???"
Hahaha salah lagi kita ucap santriawati di iringi riuh tawa
"Udah dewasa mah harus menjaga pancaaa ??"
" Panca sila"
" Panca innndra" Kata ustadz meluruskan lagi dan lagi jawabannya meleset semua.
Hahaha, salah meluku kita imbuh santri menggeleng malu.
"Makanya konsentrasi.dengerin baik baik,bukanya jawab se enaknya aja"
Setelah 2 jam berlalu pengajian pun usai dan di lanjutkan dengan sholat isa berjamaah yang di laksanakan setelah pelajaran yang di sampaikan usai.
Setelah bubar dari masjid resa berjalan dengan tertatih menahan kantuk yang menyerangnya.
"Hadeh, baru juga jam seteh 9 ini mata udah berat aja"ucap resa sambil merangkul tangan adiknya.
" Ih teteh berat, aku juga sama capeknya,udah pulang kerja bukanya istirahat tapi kita masih harus ngaji juga"keluh tina yang sama lelah nya dengan aktivitas seharian penuh membuat tumbuhnya lelah.
"Is,ngeluh aja,bisanya" Ketus wati dengan lirikan mata yang tak suka.
"Biasa aja kali, yang pengangguran mah mana ngerasain capenya kita yah teh? " Jengah tina mendelikan mata ke arah lawan.
"Udah, udah jangan di ladenin" lerai resa tak mau melihat pertikaian antara saudaranya.
"Kesal aku teh sama dia, selalu aja bikin mood berantakan" Keluh tina membantingkan tubuhnya ke atasa kasur saat tiba di kamarnya
"Hemm" Gumam resa matanya pokus menatap layar HP yang di pegangnya.
"Ham hemm, ham hemm aja, katanya cape, ngantuk, tapi malah buka hp,chatan sama siapa sih teh? " Tanya tina melirik sang kakak penasaran.
"Ada deh, nanti juga kamu tau"
"is pelit amat,pake rahasia rahasia segala"
Resa tak menjawab pertanyaan dari tina dirinya masih sibuk berbalas pesan dengan seseorang yang membuat gadis di sampingnya mendekat dan mencondongkan wajah untuk mengintip isi pesan dari ponsel milik sang kakak.
( Malam minggu besok aku kerumah kamu boleh ya? )
(Eh,mau ngapain)
(Ya, silaturahmi aja sama keluarga kamu)
(Gak usah deh,takut di marahin bapak)
(Kenapa,nanti aku bantu jelasin sama bapak kita,niat kedatangan ku kesana? )
(Eh, ko bapa kita, itu bapa aku loh)
(Hehe, iya sekarang masih bapak kamu,tapi nanti bakalan jadi bapak kita)
(Maksudnya ?)
(Enggak,lupakan aja,udah malam segera lah tidur,biar gak kesiangan)
(Iya om, ini juga mau tidur) balas resa pada seseorang y9 masih belum di ketahui adiknya yang menyimak dari samping
(Ko manggil om terus sih ,aa gituh udah di kasih tau juga)
(Hehe iya iya, ya udah aku tidur duluan, assalamualaikum)
(Waalaikumsalam.. Mimpi indah ya ) balas hari
"Cinta ini tak dapat di nanti,ambil dengan penuh keberanian atau melepaskannya dengan penuh keridhoan" Lamun hari setelah meletakan ponselnya di atas meja "sikap lugu dan kepolosanmu membuatku tertarik padamu, tuhan yang menakdirkan cinta ini,tak akan ku sia siakan dirimu,aku akan membuat mu terpana hingga kamu lupa akan kesedihanmu,seperti aku yang bisa melupakan masa laluku setelah mengenalmu" Batin hari saat hati dan pikiran nya selalu tertuju pada sang gadis belia yang telah mencuri perhatiannya beberapa waktu ini.