Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arogan
Kenan merasakan amarah yang luar biasa, setelah pernikahan terjadi, karena tidak ada penolakan apapun dari pihak wanita.
"Sial, siapa wanita itu, kenapa dia mau menikah denganku!" geram Kenan.
Kejadian ini di luar kendalinya, karena biasanya semua wanita akan menolak menikah dengannya, saat tau kondisi Kenan.
"Terima pernikahanmu, kau sendiri yang sudah mengucapkan ikatan suci itu," ujar Alex.
"Gua mau sendiri, keluarlah!" usir Kenan.
Lalu Alex dengan Aaron keluar dari kamar Kenan, mereka meninggalkan Kenan, dengan kondisi Kenan yang emosi.
Setelah kepergian Alex dengan Aaron, tiba-tiba datang Amira membawa Kinara.
"Kenan, sekarang Kinara sudah menjadi istrimu, jaga dia," ucap Amira.
"Jangan kasar dengan istrimu," lanjut Amira lagi.
"Iya mommy, aku akan menjaga istri pilihan mommy untukku," jawab Kenan, tersenyum.
"Baiklah, mommy keluar dulu," ucap Amira.
"Kinara, sekarang kamu sudah menjadi istrinya Kenan, dan kamu sudah menjadi menantu di rumah ini," lanjut Amira.
Kinara mengangguk, jujur ia masih bingung, harus melakukan apa kepada suaminya.
Lalu Amira meninggalkan Kinara di kamar milik Kenan.
"Apa tujuanmu, mau menikah dengan saya?" tanya Kenan.
Kinara menundukan kepala, tak berani menatap atau pun menjawab pertanyaan laki-laki yang sudah menjadi suaminya.
"Jawab!" bentak Kenan.
Kinara kaget dengan suara bentakan Kenan.
"S-saya.." ucap Kinara terpotong.
"Karena uang?" kata Kenan.
"Dasar wanita murahan!" hina Kenan.
Kinara hanya menundukan kepala, ia tak mau menjawab ucapan Kenan.
"Wanita murahan sepertimu, tidak pantas bersanding denganku!" bentak Kenan.
"Lepaskan Kenan, sakit!"
Kinara merintih kesakitan, saat tangannya dicekal sangat kuat, oleh Kenan.
"Dasar perempuan lemah!" hina Kenan.
"Kenan!" ucap Kinara.
"Siapa dirimu, lancang sekali memangilku dengan sebutan nama!" kata Kenan.
"Maaf," ucap Kinara, menundukan kepala.
"Panggil aku tuan, karena saya menganggap kamu sebagai babu," kata Kenan.
"Baik tuan," jawab Kinara.
Lalu Kenan keluar dari kamarnya, ia meninggalkan Kinara sendiri.
"Kenan!" panggil Edrick.
"Ada apa, dad?" tanya Kenan.
"Daddy tau, ini sangat berat bagimu, tapi mommy mu mau yang terbaik untukmu," kata Edrick.
"Aku tidak apa-apa," jawab Kenan.
"Daddy tau, kamu berbohong mengatakan itu," ucap Edrick.
"Sudahlah dad, jangan mengangguku," ucap Kenan.
Lalu Kenan meninggalkan Edrick, ia mendorong kursi rodanya sendiri.
Kenan masuk kedalam ruangan rahasia di mansion itu, tidak ada yang tau tentang ruangan itu, karena disana tempat ia menyimpan semua kenangan bersama mantan kekasihnya.
"Kenapa kamu lama sekali menghilang, Lana," ucap Kenan, menatap fotonya bersama mantan kekasihnya dulu.
"Aku sangat merindukannmu."
Kenan larut dalam kesedihannya diruangan tersebut, karena susah bagi Kenan untuk melupakan Lana.
"Aku berjanji, akan membuat wanita itu pergi dari mansion ini, tidak ada satu orang pun, yang berhak mengganti dirimu, Lana."
Lalu Kenan keluar dari ruangan itu, Kenan sudah bertekad akan membuat Kinara tidak betah, berada di mansion ini.
"Lancang sekali, kau tidur di atas kasurku!" bentak Kenan.
Kinara membuka matanya, ia kaget dengan suara Kenan yang tiba-tiba memarahi diriny.
"Maaf, tadi aku ketiduran," ucap Kinara.
"Panggilkan maid kesini, saya akan mengganti sprei ini" kata Kenan.
"Apa tidak berlebihan?" ucap Kinara.
"Lantang sekali ucapanmu!" bentak Kenan.
"Cepat panggilkan maid!" titah Kenan.
Dengan perasaan kesal, Kinara keluar dari kamar Kenan, ia tak menyangka kalo suaminya laki-laki yang sangat arogan sekali.
"Kuat Kinara, demi adikmu, agar adikmu bisa sembuh," gumam Kinara, ia harus kuat demi sang adik, yang sedang terbaring di RS.
Setelah Kinara menyuruh salah satu maid di mansion itu, Kinara kembali ke kamar Kenan, karena ia tidak mau membuat keluarga Kenan curiga.
"Kalo ada keluarganya, dia sangat manis sekali denganku!" gumam Kinara.
"Bi tolong gantikan sprei ini," titah Kenan.
"Baik tuan."
Lalu sang maid mengganti sprei itu.
"Awas, jangan tidur di sini," ucap Kenan.
"Ya!" jawab Kinara ketus.
"Tandatangani ini." Kenan memberikan sebuah kertas perjanjian pernikahannya dengan Kinara.
"Apa ini," ucap Kinara.
"Baca dong, bisa baca gak!" jawab Kenan.
"Aku tau, tapi apa maksudnya dengan perjanjian kontrak pernikahan, kata Kinara.
"Kita akan menjadi suami istri selama satu tahun, dan selama kita menjadi suami istri, kau harus bisa berpura-pura menjadi istriku," kata Kenan.
"Dan selama pernikahan ini, jangan berharap lebih. Aku akan memberikanmu uang perbulan, tapi tidak dengan kewajiban lainnya," lanjut Kenan.
"Sudah aku tandatangani," kata Kinara.
"Bagus!" ucap Kenan.
"Jaga batasanmu, kita cuman menikah kontrak, dan kamu cuman istri pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Jangan terlalu percaya diri, aku tidak tertarik denganmu!" jawab Kinara ketus.
Kenan melototkan matanya, syok dengan jawaban Kinara.
"Apa menatapku!" kata Kinara, lalu ia menidurkan tubuhnya di sebuah sofa yang tidak kalah jauh empuknya, daripada kasur di rumah Kinara.
"Baru juga jadi istri, sudah menjawab!" Kenan menggelengkan kepala.
"Istri kontrak!" cetus Kinara.
"Sudah ah, aku mau tidur!" lanjut Kinara.
"Wanita arogan!" gerutu Kenan.
"Aku masih belum tidur, aku mendengar gerutuanmu, tuan Kenan!" ujar Kinara.
"Dasar laki-laki arogan!" lanjut Kinara, suaranya ia besarkan, agar kedengaran orangnya.
Kenan menggelengkan kepala, melihat tingkah Kinara.
"Sepertinya dia bukan wanita yang mudah ditindas," gumam Kenan.
"Tidur, jangan menatapku!" teriak Kinara.
"Kau, bagaimana bisa tau, aku belum tidur!" ujar Kenan.
"Kelihatan!" jawab Kinara, lalu ia membalikan tubuhnya.
"Kau cenayang?" ujar Kenan.
Kinara hanya tertawa, mendengar ucapan suaminya yang ketus.
Lalu Kinara turun dari sofa, lalu ia mendekati suaminya.
"Mau ngapain?" ucap Kenan.
"Tuan tidak bisa tidur, karena tidak bisa turun dari kursi roda, kan," kata Kinara.
"Saya bisa turun sendiri," jawab Kenan.
"Dasar arogan!" gerutu Kinara.
"Saya bisa mendengar perkataanmu!" kata Kenan.
"Ayo, aku bantu, tuan," kata Kinara, menghela napas.
Karena memang Kenan kesusahan, ia menurut saja, dibantu oleh istrinya.
"Sudah, sana tidur!" kata Kenan.
"Minimal bilang terima kasih, apa susahnya sih," ujar Kinara kesal.
"Sana sana!" usir Kenan.
Kinara mengangkat tangannya, tanganya berada di pinggangnya, lalu ia melototkan matanya.
"Dasar arogan!" kata Kinara kesal.
Lalu ia memutuskan akan tidur, karena kesal dengan perlakuan suaminya.
Sikap Kinara yang seperti anak kecil, membuat Kenan tersenyum, tanpa ia sadari.
"Seharusnya aku tidak tersenyum manis, melihat tingkah absrud dia," gumam Kenan, lalu ia memutuskan akan tidur.
Kenan mencoba menutup matanya, namun susah.
"Kenapa dia sangat gampang sekali tidur," ucap Kenan.
Karena Kenan tidak bisa tidur, ia memutuskan membuka laptopnya.
Kenan menuliskan pesan ke chat grup.
[Aaron,Alex. Cari tau siapa wanita yang sudah menjadi istriku] tulis Kenan.
[Kenapa gak call kita, bro. Lagi melihat surga dunia, ya] tulis Alex, dengan emot ketawa.
[Sialan kau, Alex] balas Kenan.
Karena kesal, Kenan menutup laptopnya, dan memutuskan akan tidur.
***