Sahabat Sejati Dari Sd

Setelah kejadian itu, saya memutuskan untuk berhenti berangkat sekolah bersama ani. Sebaliknya, saya berangkat sekolah bersama apri hingga kelas 5 SD.

Persahabatan kami semakin erat dan membawa kesenangan baru. Kami berbagi cerita, tawa dan impian. Saya merasa beruntung memiliki apri sebagai teman.

Memasuki kelas 5 SD, saya dan apri memasuki babak baru dalam kehidupan sekolah kami. Kami berdua semakin mengenal teman-teman lainnya dan memperluas lingkaran persahabatan kami.

Kelas kami masih terbagi menjadi dua, kelas A di atas dan kelas B di bawah. Saya dan apri berada di kelas A, bersama teman-teman baru yang menyenangkan. Kami menghabiskan waktu bersama dengan bermain karet, dan petak umpet, dan permainan lainnya. Suasana kelas menjadi lebih meriah dan menyenangkan

Persahabatan saya dengan apri semakin kuat dan . Kami belajar bahwa persahabatan sejati itu nyata.

Kelas kami yang terbagi menjadi dua, kelas A dan kelas B, seringkali menjadi sumber konflik. Kelas A, yang merasa superior, sering menghina dan mengeluarkan kata-kata ejekan terhadap kelas B. Mereka merasa lebih baik dan lebih pintar dari kami.

Ejekan tersebut membuat beberapa teman sekelas kami merasa kesal dan terluka. Namun, kami memilih untuk tidak membalas kata-kata buruk mereka. Kami fokus pada kegiatan positif dan tidak memperdulikan ejekan dari kelas A.

Meski sering nya berantem antara kelas A dan B, Tapi kelas A dan B tetap selalu berteman, karna yg selalu memulai pentengkaran adalah laki laki nya, kalau perempuan nya cuman mengabaikan. dan kami pun selalu bermain dan bercerita.

Dan pada Suatu hari yang cerah, siswi kelas A dan kelas B berkumpul di lapangan luar sekolah. Semua terlihat bersemangat, tapi bingung memilih permainan. caca bertanya, "Kita mau main apa?"

Teman-teman saling menatap, tidak ada yang menjawab. Suasana menjadi sedikit sunyi.

Vina dari kelas A kemudian berbicara, "Bagaimana kalau kita main Boy Boyan? Permainan ini seru

Semua terlihat tertarik. "Yuk, kita main!" seru mereka bersamaan. Permainan Boy Boyan dimulai dengan semangat.

Tawa dan teriakan menggema di lapangan. Perbedaan kelas dan konflik sebelumnya semakin memudar. Mereka berlari, bermain dan bersenang-senang bersama.

hubungan pertemanan antara siswi kelas A dan kelas B semakin kuat. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama di sekolah dan luar sekolah. Konflik antar kelas mulai mereda.

Permainan Boy Boyan akhirnya dimulai setelah kesepakatan grup. Dua tim dibentuk dengan susunan unik: satu anggota dari kelas A dan satu dari kelas B.

Marsya dari kelas A dan Vira dari kelas B menjadi kapten tim. Mereka memilih anggota tim secara bergantian.

Formasi Tim

Tim A : caca, gina, amelia, dinda, hani, gita..... Tim B : saya( silah ), apri, ani, bila, vina, kirana

Permainan dimulai dengan semangat. Kedua tim berlari, mengejar dan menghindari lawan. Tawa dan teriakan yg menggema di lapangan.

Hari itu, cuaca cerah, tapi suasana di lapangan berbeda. Alvi dari kelas A mendekati lapangan dengan senyum sinis. "Hey, kalian lagi main apa?" tanyanya dengan nada menghina.

Salah satu siswi kelas A menjawab, "Kita lagi main Boy Boyan."

Alvi tersenyum. "Kayaknya seru deh. Mungkin kita bisa bergabung?"

Rizki, teman Alvi, bergabung. "Iya, nih, boleh ikutan?"

Vina dari kelas B berbicara tegas, "Kan ga boleh ada cowo! Kami sudah sepakat."

ani, mendukung, "Iya, kan ga boleh. Ga adil lah. Kami ingin bermain sendiri."

Kelas A bersikeras, memicu pertengkaran di lapangan. Suasana ricuh dan kacau. Kedua kelas saling menyalahkan.