Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19.
Saat kejadian Ziva menyuruh Puri mengikuti David, keesokan harinya David tidak lagi menunjukkan batang hidungnya pada Ziva. David bukan kecewa melainkan ia merasa khawatir pada ancaman ayahnya yang akan menyakiti siapapun yang mencampuri urusannya.
Di dalam rumah besar itu, Ayah David sedang membagikan sembako pada warga sekitar. Ayah David terkenal dengan kedermawanannya padahal itu hanyalah kedok belaka.
"Maafkan Ayah David, Ayah sangat menyayangi mu tapi apa boleh buat perjanjian tetap lah perjanjian. " Batin Ayah David terus meracu kala mengingat sebentar lagi adalah bulan dimana ia harus mempersembahkan korban (Tumbal).
David hati itu merasa kurang enak badan, seluruh badannya sakit terlebih ia sering bangun malam untuk sholat malam dan juga mengaji secara diam-diam. David juga melakukan sholat taubat setiap malamnya.
"Kak David mana ya ? " Ucap Ziva mencari ke setiap lorong kelas.
"Cari siapa Zi ? "
"Eh Rudi. Cari Kak David. "
"David ada di kelasnya, mungkin dia lagi malas keluyuran. " Ujar Rudi yang waktu itu di tolong Ziva.
Ziva pun segera mencari keberadaan David, benar saja yang di katakan Rudi David sedang duduk menyendiri kelasnya. Ziva berjalan memasuki kelas Multimedia 1. Terlihat David sedang memejamkan matanya dengan jaket Hoodie yang begitu tebal.
Ziva duduk di depan David, saat itu semua siswa sedang beristirahat. " Kak ... Kok diam saja di kelas ? "
Mendengar sapaan itu, David menegakkan kepalanya. Lalu ia membuka matanya wajah David terlihat pucat, matanya sedikit merah dan hidungnya pun merah. terlihat David sedang tidak enak badan.
"Hay ... Kangen ya ? " Goda David mendekatkan tubuhnya pada Ziva yang hanya terhalang oleh meja.
"Khawatir Kak. "
David mengacak rambut Ziva, " Aku baik-baik saja hanya saja aku merasa tidak enak badan. "
"Ke UKS yuk ? " ajak Ziva.
David meraih tangan Ziva, " Tidak perlu. Dengan adanya kamu di sini aku sudah merasa baik kan, jaga diri baik-baik ya ? Untuk sementara waktu aku tidak bisa mengganggu mu. "
"Aku tidak mau tahu Kak, setiap hari Kak David harus menganggu ku. " tiba-tiba Ziva merasakan perih di hati dan matanya.
David hanya tersenyum tipis, " Ok ... "
"Jangan sedih dong, " Sesekali David meringis kesakitan.
Semenjak hari itu Ziva lah yang sering menemui David di kelas. Walau tidak enak badan David harus tetap masuk karna ia tidak mau ketinggalan pelajaran.
Beberapa hari berlalu.
"Kak aku perhatikan keadaan keadaan Kak David belum juga membaik, apa Kak David tidak mau memeriksakan itu pada Dokter ? "
Ziva begitu menghawatirkan keadaan David. " Nanti saja setelah selesai ujian, biar aku bisa tenang. "
"Besok kita sudah ujian Kak, apa sebaiknya Kakak mengajukan ujian susulan saja Kak. "
Ziva tidak tahu perasaan apa yang dia rasakan, ia tidak mau kehilangan David tapi ia pun masih ragu mengartikan jika itu adalah rasa cinta.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan Nduk, dia itu sakit secara alami bukan karna pesugihan yang di lakukan oleh ayahnya. " Bisikan itu membuat Ziva sedikit tenang.
Selama 10 hari ujian itu berlangsung, dari mulai ujian materi sampai ujian praktek.
"Syukurlah ujiannya sudah selesai Kak, Kak David bisa beristirahat. Selama libur Jika butuh sesuatu hubungi aku, Kak David harus sehat bukan kah Kak David mau kuliah di negri paman Syam itu ? " Goda Ziva.
Kondisi David semakin melemah, namun ia berusaha kuat di hadapan Ziva.
Saat semua ujian selesai, semua murid di persilahkan beristirahat sampai mereka di minta untuk datang kembali ke sekolah. Ziva sudah mendaftarkan diri di fakultas ternama di jurusan informatika.
Saat beberapa hari menjalani masa tenang, Tiba-tiba ponsel Ziva berdering Kitty menghubunginya.
"Zi, kamu tahu sesuatu gak ? "
"Assalamualaikum ? "
"Astaghfirullah, ya maaf lupa. Waalaikumsalam. Hehe ... "
"Hmmm .... "
"Tahu tidak ? "
"Tidak Ki, memangnya ada apa ?"
"Astaga serius Lo gak tau ? Padahal Lo orang yang seharusnya tahu sebelum teman yang lain tahu. "
"Ada apa sih Ki ? "
"Hari ini anak-anak kelas Multimedia 1 merencanakan kunjungan ke rumah David, David koma Zi. "
Seketika ponsel itu terjatuh, membiarkan Kitty terus saja memanggil Ziva.
Ziva pamit pada ibunya, Ziva berlari menuju rumah David yang jaraknya cukup jauh.
"Kak kenapa Kakak membiarkan aku tahu dari orang lain ? " jerit Ziva dengan deraian air mata.
"Para setan juga aneh, biasanya mereka selalu memberiku informasi. Tapi ini tidak ada satupun yang mau memberi ku bisikan. Ada apa ini ? "
Beruntung ada angkutan umum yang menghampiri Ziva, hingga ia bisa lebih dulu sampai ke rumah David.
"Gile tuh anak udah sampai aja ? Oh iya kan dia teman ya makhluk astral semua, bisa jadi dia di gandeng lalu ikut menghilang. Ah Jini oh Jini kali ... Hahaha" Ucap Kitty yang melihat Ziva berdiri di depan gerbang pintu rumah David.
"Ayo masuk ! " Ayak Kitty mengajak Ziva masuk ke dalam mobilnya.
Kitty tahu jika sahabatnya itu baru saja menangis, Kitty memeluk Ziva di lihat oleh beberapa teman yang ikut nebeng pada Kitty. Kitty awalnya akan menawarkan jemputan pada Ziva, namun Ziva tidak merespon saat itu.
"Sabar ya Zi, kita doa kan David cepat sembuh. "
"Sabar ya Zi ... "
"Sabar Zi ... "
Semua menguatkan Ziva.
"Kenapa gak masuk duluan Zi ? "
"A-Aku tidak bisa masuk seorang diri. Rumah ini di Pagari pagar ghaib Ki. " bisik Ziva.
"Lalu kenapa sekarang kamu bisa masuk ? " Tanya Ziva penasaran.
"Sosok itu tidak mungkin menahan aku sendiri agar tidak masuk, mereka tidak mau di curigai. "
Kitty menganggukkan kepalanya.
David di rawat di sebuah kamar khusus. dimana kamar itu di rancang seperti kamar ruang inap kelas atas, semua peralatan langkap di sana. David pun di awasi oleh Dokter propesional dan juga beberapa suster propesional.
Teman-teman David pun berkumpul, sampai Ayah David dan Dokter mempersilahkan masuk untuk melihat keadaan David.
Nanar penglihatan Ziva tertuju langsung pada sosok yang sedang terbaring tak sadarkan diri dengan beberapa selang menempel di setiap denyut nadi David.
"Kak David, Kak sebegitu benci kah Kak David padaku ? Aku sayang Kak David. Bangun Kak ... Bangun. " Rintih Ziva dalam hatinya.
Saat semuanya fokus pada David, Ziva menangkap satu sosok yang selalu menunggunya. Ziva berjalan mundur, ia memposisikan dirinya di belakang para teman-temannya.
Sosok itu menghampiri Ziva, dengan lirik Ziva memanggil David yang kini terlihat transparan. David hanya menggelengkan kepalanya dan menyuruh Ziva untuk tidak bersedih. namun Ziva tak bisa membendung rasa sakitnya. Ziva memberikan kode pada David bahwa dia sangat menyayanginya, David paham diapun menganggukkan kepalanya dan memberikan kode yang sama.
Perih rasanya, Ziva tak henti mengeluarkan air mata. Tangan David kini menggandeng tangan Ziva. " Kamu sedikit lagi berhasil menyelamatkan aku Zi. "
Ziva hanya menggelengkan kepalanya, Ziva merasa gagal. " Bantu aku keluar dari rumah ini sampai aku menemukan cahaya itu. Ini sudah takdir Zi, kamu berhasil menyelamatkan ku menjadi korban Tumbal selanjutnya. Waktu ku tinggal beberapa jam lagi sampai cahaya itu datang, aku akan lebih dulu di panggil pulang oleh sang maha kuasa. Terimakasih Ziva, hadir mu sangat berarti untuk ku. "
Ziva membiarkan David masuk ke dalam tubuhnya, dengan bantuan sosok pendamping Ziva David berhasil keluar dari rumah itu.
Tubuh Ziva terhuyung lemas kala Sukma David keluar dari dalam tubuh Ziva, Ziva ambruk. Melihat David sudah menemukan cahayanya, perlahan David terbawa oleh cahaya itu David melambaikan tangannya. Dan memberi isyarat agar Ziva tidak bersedih.
"Kamu kenapa Zi ? " Tanya Kitty.
"David sudah meninggal Ki. " beriringan dengan pernyataan Ziva, teriakan terdengar dari dalam rumah. Suara monitor itu menunjukkan bahwa David sudah tiada.
"DAVIDDDD ... Jangan tinggalkan Ayah Nak ! " Teriakan itu menggema.
Kitty memeluk tubuh lemah Ziva, Ziva terus menangis. Ziva menyesal karna belum sempat menyatakan isi hatinya pada David. "Kak David jangan tinggalkan aku Kak, Hiks ... Hiks ... "