"Apa-apaan ini?" teriak Alexa.
"Nikah sama gue!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa.
"Lo nolak siap-siap gue hancurin karier lo!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Honeymoon
Nicholas tidak tahu seberapa gila dirinya hanya dengan mendengar nama Alexa. Apalagi saat melihat wanitanya berenang dengan memakai pakaian renang yang sangat seksi.
Pulang dari kantor, tujuannya kini hanya satu yaitu Alexa. Mendengar jika Alexa sedang berenang membuat Nicholas tidak sabar bertemu. Pikiran-pikiran kotor langsung berterbangan di kepalanya.
Sial! Istrinya begitu menggoda. Pakaian renang yang Alexa kenakan membuat tubuh wanita itu nyaris telanjang.
Lebih parahnya lagi Alexa menggoda dengan ekspresi nakalnya, membuat miliki Nicholas semakin tegang.
"Lo harus tanggung jawab bikin milik gue bangun, Alexa," bisik Nicholas.
Alexa mengerucut bibirnya lalu menoleh ke arah lain. "Gue gak ngapa-ngapain loh."
"Masih gak mau ngaku?" Tangan Nicholas yang melingkar di pinggang Alexa bergerak turun ke perut Alexa, menelusup masuk ke area inti Alexa yang masih terbungkus oleh kain.
"Ck, issssh, mmmmp!" desah Alexa. "Jangan ditekan dong."
"Kenapa?" ledek Nicholas.
"Masih nanya." Alexa kembali mengecutkan bibirnya membuat Nicholas terkekeh.
"Lo gak pengin coba di sini?" bisik Nicholas.
"Hah! A-pa?" Mata Alexa terbelalak, ia tahu ke mana arah pembicaraan Nicholas. "Yang benar saja ma-- hmmpt."
Belum selesai Alexa melayangkan protes, Nicholas lebih dulu melumat bibirnya. Pelan, tapi menuntut. Nicholas semakin meneman tubuhnya ke Alexa. Tidak ada jarak di antara mereka, hanya terpisah oleh lain yang menempel di tubuh Alexa, itupun kain yang sangat tipis.
Tangan Alexa tidak lagi berada di dada Nicholas melainkan pindah ke leher pria itu. Awalnya hanya diam, tanpa membalas ataupun melakukan perlawanan.
"Gue mau lo," bisik Nicholas."
SRAK
Nicholas merobek pakaian renang yang Alexa kenakan tanpa meminta izin lebih dulu.
Alexa ingin melayang protes, tetapi tubuhnya sudah dalam kendali Nicholas. Betapa lihat pria itu memanjakan tubuhnya, hingga tanpa Alexa sadari mereka sudah menyatu. Tidak ada yang bisa Alexa lakukan terkecuali menikmati, membiarkan sang suami mengacak-acak tubuhnya. Sentuhan lembut pria itu mampu membuat Alexa tidak berdaya. Tidak dipungkiri juga kenikmatan yang dirasakan membuat ketagihan.
Satu tangannya mencengkram rambut Nicholas, satu tangannya lagi mencengkram pinggiran kolam. Alexa juga menggigit bibir bawahnya menahan desahan yang memaksa ingin keluar. Ia khawatir erangannya nanti, terdengar orang lain. Meskipun Alexa yakin para pelayan di tempat itu bisa berpura-pura tuli dan buta untuk Nicholas.
"Nick …." Alexa mencengkram kuat rambut Nicholas, merasakan sesuatu yang ingin keluar dari tubuhnya.
Nicholas tahu wanitanya akan sampai pada puncaknya begitupun dirinya. Ia lantas menggerakkan tubuhnya lebih cepat lagi, hingga keduanya mendapatkan pelepasan bersama-sama.
Nicholas memeluk erat Alexa, begitu pun sebaliknya. Keduanya berlomba meraup udara sebanyak mungkin untuk mengisi pasokan oksigen ke dalam rongga paru masing-masing.
Beberapa saat kemudian keduanya masih berada dalam posisi yang sama, berdiri dengan kening yang menempel dan mata yang sama-sama terpejam. Tarikan napas keduanya sudah mulai teratur, tetapi enggan untuk berpisah.
Mata keduanya terbuka bersama, mengunci tatapan satu sama lain. Jantung Alexa semakin bergerak cepat melihat betapa tampan pria di hadapannya. Dalam keadaan basah Nicholas semakin terlihat seksi. Darahnya kembali berdesir ketikan tangan Nicholas mengusap sisi wajahnya, ada senyuman tipis yang terukir di bibir suaminya. Alexa suka itu.
Tanpa Alexa sadari ia membalas senyuman itu, tetapi hanya sekian detik. Senyuman itu memudar. Alexa sadar tidak seharusnya ia melibatkan perasaan. Pernikahan mereka terjalin hanya satu tahun saja.
Alexa lantas lebih dulu memutus pandangan itu. Ekspresi wajah Alexa juga berubah menjadi masam.
"Dasar menyebalkan!" Alexa mendorong dada Nicholas, membuat jarak di antara mereka. "Seenaknya saja melakukan ini." Alexa lantas menoleh ke arah lain.
Nicholas berdecih, tangannya terulur untuk menyentuh dagu Alexa, memaksa wanita itu untuk melihat ke arahnya. "Lo marah, tapi lo nikmatin juga, bitch."
Nicholas melepaskan cengkraman tangannya lantas keluar dari dalam air. Ia mengambil handuk untuk mengeringkan rambutnya, setelah itu melingkarkan handuk itu ke pinggangnya.
Sementara Alexa masih berdiam diri di dalam air, wajahnya terlihat sangat kesal.
"Cepat keluar!" suruh Nicholas.
Alexa tidak bergeming.
"Lo mau sakit!" omel Nicholas.
"Apa peduli lo!" balas Alexa.
"Oke, gue gak bakalan peduli lo. Tapi kalau sakit jangan merengek sama gue!" omel Nicholas.
Alexa berbalik berdiri mengadap Nicholas, menatap pria itu dengan marah.
"Dasar menyebalkan, pemaksa, pemarah, mesum!" maki Alexa.
"Ulang!" Nicholas berdiri, menggusar rambutnya yang basah. Perempuan di depannya sungguh menguji kesabarannya. "Naik, atau gue paksa!" ancam Nicholas.
"Coba saja kalau bisa!" tantang Alexa.
Nicholas mulai frustrasi menghadapi Alexa.
"Lo keluar atau gue masuk, terus gue masukin lo lagi!" ancam Nicholas.
Awalnya Alexa tidak bergeming, hingga Nicholas kembali mengancam.
"Alexa —"
"Iya, iya gue keluar." Alexa keluar dari dalam air. Berdiri bersidakep di depan Nicholas. "Lo nyebelin! Kenapa harus robek pakaian renang gue?" marah Alexa. "Ini pakaian renang kesayangan gue!" cicit Alexa.
Pandangan Nicholas turun ke bagian Alexa. Ia sekuat tenaga menahan tawanya. Beruntung Alexa tidak melihat itu.
"Lo bisa beli lagi. Atau mau gue beliin sama pabriknya," tawar Nicholas.
"Dasar sombong!" desis Alexa.
Nicholas melangkah mundur, mengambil bathrobe yang tersampir di kursi malas, kemudian memberikannya pada Alexa. "Pakai ini."
Alexa mengambil bathrobe yang diberikan oleh Nicholas, memakainya sambil menggerutu.
"Dasar, selalu saja tidak sabaran," gerutu Alexa masih bisa di dengar oleh Nicholas.
Nicholas terkekeh. Ia senang melihat ekspresi kesal Alexa.
"Lo ngomel, tapi gak berhenti ndesah!" ejek Nicholas.
"Nicholas Andrian Rey— hmmmp!"
Ucapan Alexa terhenti karena Nicholas lebih dulu membungkam bibirnya dengan ciuman.
"Lo kebiasaan!" Alexa mendorong dada Nicholas hinggap ciuman mereka terlepas, kemudian mengusap bibirnya kasar.
"Lo cerewet!" ucap Nicholas.
"Nyebelin!" maki Alexa lagi.
Nicholas berdecih lantas menarik pinggang Alexa, hingga tubuh mereka menempel. "Berhenti maki gue, atau memang lo sengaja ingin gue cium terus."
Alexa membuang arah pandangnya menghindar dari Nicholas.
"Gak usah ngambek. Cepet siap-siap," bujuk Nicholas.
Alexa kembali menoleh ke arah Nicholas. "Memamgnya kita mau ke mana?"
"Honeymoon," jawab Nicholas.
Bukannya senang Alexa justru mendengkus kesal.
"Kenapa reaksimu seperti itu?" tanya Nicholas datar.
"Apa kita perlu melakukan itu?" tanya "Ini bukan pernikahan sungguhan!"
Nicholas menjauhkan tubuh Alexa, ekspresi wajahnya berubah tidak bersahabat.
"Kalau tidak mau ya sudah." Nicholas mengambil ponsel yang ada di dalam saku celananya. Ia mencari nomor seseorang. "Arif batalkan penerbangan ke Swiss —"
"Apa? Swiss!" Alexa berseru membuat ucapan Nicholas terhenti.
Alexa menghampiri Nicholas merebut telepon dari pria itu. "Arif, jangan batalkan penerbangannya. Jika lo berani melakukan itu, gue akan bunuh lo!"
Tidak menunggu respon dari Arif, Alexa memutus sambungan telepon secara sepihak. Pandangan Alexa kembali pada Nicholas.
"Benaran mau ke Swiss?" tanya Alexa.
“Hmmmm,” gumam Nicholas.
"Lo yang terbaik," seru Alexa. Ekspresi wajah Alexa seketika berubah. Rasa kesal pada Nicholas seketika sirna.
Alexa molompat pada Nicholas, mengalung kedua tangannya di leher Nicholas, berjinjit untuk mengecup rahang Nicholas.
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang