setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cuti sehari
Sementara ini dia hanya bisa menduga-duga dan akan terus mencari lebih lanjut melalui orang-orang di sekitar barra, mungkin saja ada titik terangnya.
"Tunggulah sebentar sampai aku bisa menemukan siapa pelakunya, tentu saja aku juga harus menggali dari orang di sekitarmu untuk memastikan keselamatan putri kita" ucap oliv lirih sembari membenarkan poni barra yang sedikit menutupi matanya.
"Dan ketika semuanya telah teratasi, aku ingin sekali membuatmu bertemu langsung dengan yumi suatu hari nanti" katanya lagi. Tanpa olivia sadari secuil air matanya yang menetes tak sengaja menyentuh ujung jari barra dan membuatnya langsung tersadar dari tidurnya.
"Kamu mau kemana?" Ucap barra seraya memegang erat tangan oliv yang hendak beranjak pergi.
"Apa yang barusan kau lakukan?" Seketika oliv membeku ketika barra berkata demikian, ia takut semua ucapannya terdengar oleh pria itu.
"Apa baru saja kau menciumku?" Ucapnya narsis
"Hah?!"
"Kau barusan menciumku kan?!" Pekik barra dengan wajah narsisnya
"Apa, Omong kosong jenis apa yang anda bicarakan, mana mungkin aku melakukan hal itu?!" bantah oliv
"Jujur saja, toh aku juga tidak akan mempermasalahkannya, hanya saja tanggung jawablah dengan perbuatanmu" katanya lagi
"Tidak, tunggu anda salah paham, itu bukan sebuah ciuman"
"Baiklah kalau kau tak mau mengakuinya aku anggap itu sebagai sebuah kecupan"
"Hah?!"
"Sungguh tidak bisa di percaya ya, padahal akhir akhir ini aku sudah mengalami banyak hal, tapi aku tidak pernah dapat kecupan saat tidur, terlebih lagi oleh karyawanku sendiri" celotehnya.
"Tidak tidak tidak, anda benar-benar salah paham, sebenarnya itu hanya air mata yang sebagian mungkin jatuh ke pipi anda kok!" ucap oliv seraya menahan malu.
"Air mata?"
"Iya, itu bukan sebuah ciuman atau kecupan, saya cuma tidak sengaja menjatuhkan air mata dan mengenai anda" jelas oliv masih malu
"Ternyata kau sangat pandai berbohong ya?!" ucap barra tak percaya.
"Tidak pak, saya mengatakan yang sesungguhnya!"
"Kalau begitu kenapa, kenapa kau menangis setelah melihat wajahku ini?"
"Itu karena anda sangat mirip dengan ayah saya yang sudah meninggal!" Celetuk oliv berkata omong kosong yang sangat serius hingga membuat barra makin tak percaya dengan perkataannya.
"Apa kau pikir aku akan percaya?"
"Sungguh pak!"
"Kalau begitu, seberapa miripnya aku dengan almarhum ayahmu, ayo coba katakan, dan apa kau punya fotonya, coba tunjukkan itu padaku sekarang!"
"Eh, saya memang tidak punya foto ayah, tapi anda begitu tampan sama seperti ayah saya saat masih muda"
"Hanya itu?"
"Iya pak, kalau tidak ada lagi yang mau di bicarakan, saya ijin keluar ya pak"
"Tunggu dulu, kau bilang mau mengatakan sesuatu yang penting kan kemarin, kalau begitu katakan sekarang juga!"
"Eh itu, saya hanya ingin bertanya tentang gaji saya yang belum cair, tapi kemarin sudah saya cek dan ternyata sudah cair pak" ujar oliv beralasan.
Untuk sesaat barra terdiam dan mengernyit sembari menatap wajah oliv yang terihat sangat jelas bahwa ia tak mengatakan yang sesungguhnya.
"Apa kau tau aku sudah menunggu selama 1 jam dan hanya itu yang ingin kau katakan?!" Ucap barra agak kesal
"Hanya 1 jam kan, Kalau begitu saya ijin kembali bekerja pak, terima kasih!!" Cerca oliv kesal dia pun langsung terburu-buru segera meninggalkan ruangan yang sudah terasa tak nyaman itu lagi.
"Kenapa jadinya dia yang marah?" Ucap barra terheran-heran.
"Bisa-bisanya dia kesal karena menunggu selama 1 jam, andai saja dia jadi aku yang sudah menunggunya selama 7 tahun, seberapa kesalnya dia kira-kira!!" gerutu oliv sembari berjalan ke meja kerjanya lagi.
Namun saat dia hendak sampai, tiba-tiba saja Cindy berteriak mengundang untuk datang ke mejanya.
"Asisten menager oliv, bisa tolong kemari!"
"Ya, ada apa general manager?" Ucap oliv bersikap formal
"Kemana kamu pergi kemarin?!"
"Saya pulang lebih dulu karena ada sesuatu yang sangat mendesak" jelas oliv apa adanya
"Apa kamu pikir cuma kamu yang punya urusan penting dan mendesak di perusahaan ini, bukankah kita berdua sudah sepakat untuk membagi tugas setelah rapat?!" Omelnya
Oho, jadi dia sedang mengajakku berdebat dan mencoba menguji kesabaranku ya, batin oliv kesal.
"Kemarin, aku dan anggota tim harus kerepotan karena mengerjakan pekerjaaan bagianmu!"
"Maaf, tapi saya sudah melakukan semua pekerjaan bagian saya general manager. Bahkan saya telah menyelesaikannya lebih awal dan menguploadnya ke folder perusahaan, apa anda tidak melihatnya?" Jelas oliv
"Apa?!" Pekik cindy terkejut.
"Apa anda benar-benar sudah memeriksa foldernya?" Imbuh oliv
"Tidak, tunggu sepertinya kemarin" ucap cindy mulai panik dan segera memeriksa folder, namun yang ia temukan benar seperti ucapan oliv.
"Karena sepertinya anggota tim lain sudah memeriksanya, lain kali anda harus mencarinya lebih dahulu, kalau begitu saya permisi" ucap oliv begitu lugas
"Berhentilah untuk terus mengangguku, dan jangan pernah mengancamku dengan dalih pekerjaan!" Gumamnya seraya berlalu pergi.
Sejauh ini oliv masih bertekat tidak akan membiarkan orang-orang yang telah mengancamnya bisa pergi begitu saja dengan mudah. Karena jika hal itu di biarkan saja justru akan menunjukkan sisi lemahnya, sebab dia harus terus melindungi dirinya dan juga yumi dari ancaman seseorang yang tak terlihat.
Karena tuntutan pekerjaan yang sangat melelahkan, oliv pun berjalan lesu ke arah lift, namun begitu pintu lift terbuka, ia justru bertemu kembali dengan barra yang tengah berdiri di dalamnya.
"Ya tuhan, kenapa harus bertemu dengannya lagi" gerutu oliv berbisik lirih
"Kau tidak mau masuk?!" Ucap barra
"Oh, iya saya akan masuk" ucap oliv yang sudah merasa tak nyaman berada di dekat barra.
Sesaat sebelum pintu lift merapat, tiba-tiba saja oliv melihat Salman yang tengah tergesa gesa berjalan ke arahnya, tentu saja oliv segera menghentikan gerak pintu lift dan mengajak Salman utuk ikut masuk.
"anda mau masuk pak?" tanya oliv
"tidak, anda bisa pergi dulu" jawabnya sembari memalingkan wajah.
"oh, baiklah kalau begitu"
tentu saja oliv merasa ada yang aneh dengan gerak gerik antara mereka berdua yang saling buang muka tatkala bertemu.
"apa kalian berdua sedang bertengkar?!" tanya oliv sembari menyempitkan mata
"bagaimana bisa anda bertengkar dengan orang baik seperti dia, melihat reaksi pak salman, sepertinya anda yang yang lebih dulu membuat masalah!" imbuh oliv, dan kata-katanya sungguh terasa menohok di hati barra.
"apa sekarang kau sedang memarahiku?" celetuk barra sembari mengernyit
"apa ucapanku terdengar keterlaluan?" tanya oliv, namun barra hanya melirikkan sepasang matanya sembari mengedikkan bahunya.