My Psycho Man

Baru saja Erina beranjak dari kursinya, tiba-tiba datang seorang perawat dengan dua orang wanita yang terlihat khawatir. Salah satu dari kedua wanita tersebut tampak terlihat lebih berumur. Tatanan rambut wavy serta penampilannya yang modis membuat wanita tersebut terkesan awet muda.

Berbeda dengan seorang lagi yang selalu berpenampilan glamour, membuat usia yang seharusnya muda, malah terlihat lebih dewasa.

" Hiks.. Kakak"

Dengan tiba-tiba, wanita yang Erina kenal bernama Zalima tersebut mulai menghampiri kakak sepupunya. Raut kesedihan tampak jelas menghiasi wajah nya yang cantik.

" Astaga kepalaku!"

Begitupun dengan wanita paruh baya berpenampilan modis tersebut, ia mulai kehilangan keseimbangan setelah melihat langsung kondisi Yerkhan secara langsung.

Menyadari jika wanita di sampingnya akan jatuh, dengan cepat Erina segera menahan tubuh ramping tersebut dibantu oleh perawat yang secara cepat tanggap memahami situasi.

Si perawat membantu Erina memapah wanita yang semakin melemah itu ke sebuah sofa dalam ruangan VIP tersebut.

" Yeri.. anak ku, mengapa bisa terjadi lagi ya Tuhan" gumam wanita tersebut mulai menitikkan air mata.

Erina hanya terdiam tanpa melontarkan sepatah kata apapun. Wanita cantik itu cukup memahami situasinya saat ini. Membiarkan Zalima dan si wanita paruh baya mengungkapkan perasaan sedihnya.

Hingga sesaat setelah perawat pergi, suasana berubah menjadi hening. Tak ada suara apapun selain bunyi monitor holter atau monitor jantung yang terdengar stabil.

" Jadi, kau kekasih Yeri? siapa namamu?" tegur si wanita paruh baya menggunakan bahasa inggris. Pelafalannya terdengar jelas, seperti sudah terbiasa menggunakannya

" Salam nyonya, nama saya Erina" ujar Erina bersikap sopan dengan bahasa yang formal, menjabat tangan wanita paruh baya yang tepat berada dihadapannya

" Aku wali dari Yeri, Orang-orang biasa memanggil Nurgul, tapi kau boleh memanggilku bibi Nur saja" sahut wanita tersebut memperkenalkan diri.

" Baiklah, bibi Nur" ujar Erina memvalidasi ulang perkataan wanita paruh baya tersebut.

' Pantas saja Yeri sampai mengabaikan ku, ternyata kekasihnya secantik ini, mana mungkin anak keras kepala itu melewatkannya' batin bibi Nurgul mengamati wajah cantik yang walau tanpa riasan itu.

Mereka pun masuk ke dalam perbincangan ringan mengenai identitas masing-masing. Erina yang semula tegang perlahan mulai merasa nyaman.

Tentu saja ia merasa demikian, karena baru pertama kalinya wanita cantik tersebut bertemu langsung dengan bibi Nurgul yang merupakan ibu angkat dari sang kekasih.

Rasanya sangat jauh berbeda dibanding saat ia bertemu dengan Zalima yang merupakan adik sepupu kekasihnya. Bibi Nurgul bisa dibilang sebagai pribadi yang ramah dan hangat. Hal itu sangat terlihat jelas dari bagaimana ia bersikap serta bertutur kata saat mereka tengah berbincang.

Berbeda dengan wanita berpenampilan glamour yang duduk disebelahnya. Zalima hanya menyimak sambil sesekali menanggapi apa yang Erina dan bibi Nurgul perbincangkan.

" Pulanglah dulu, kau terlihat lelah, biar kami yang bergantian menjaganya. Lagipula kau juga harus bekerja" ujar bibi Nurgul meremat pelan tangan wanita cantik di hadapannya, sesaat setelah sekian lama mereka mengobrol

" Tidak apa-apa bibi, aku bisa mengambil cuti untuk hari ini" sahut Erina beralasan

" Tidak nak, kau juga harus menghargai waktumu. Kau tidak perlu khawatir, kami akan segera memberitahumu jika Yeri sadar nanti" tukas bibi Nurgul meyakinkan kembali.

Mengingat jika hari ini ia harus bekerja, pada akhirnya dengan berat hati ia pun berpamitan pulang kepada kedua wanita dari keluarga kekasihnya tersebut.

...----------------...

 " Bagaimana keadaannya?" tanya Jovita setelah mengetahui jika rekan kerjanya sudah sibuk membantu di dapur

" Masih belum ada perkembangan, saat ini pun aku masih menunggu kabar dari keluarganya" jawab Erina sembari mengelap garpu dan pisau yang sudah ia cuci sebelumnya

" Oh syukurlah, kemarin sebelum pulang kami juga sempat bertegur sapa dengan keluarganya" ujar Jovita merasa lega.

" Terimakasih, karena kalian sudah banyak membantuku, entah apa yang akan terjadi jika aku hanya seorang diri.." Erina menghentikan perkataannya dengan air mata yang mulai menggenang

" Ayolah, sudah seharusnya kita saling membantu, kau pun sudah banyak membantu kami untuk menjalankan usaha kecil ini" ujar Jovita tersenyum sembari memeluk hangat pelayan cantiknya.

Pelukan hangat Jovita tidak sepenuhnya mampu menghilangkan perasaan gusar yang masih menyelimuti hatinya. Benar, wanita cantik asal Indonesia itu mulai meragukan kelanjutan hubungan asmaranya dengan sang kekasih.

Terlebih setelah sempat melihat kondisi Andra sesaat sebelum ia kembali ke tempat tinggalnya. Berbeda dengan Yerkhan yang dipindahkan ke ruang VIP, mantan kekasihnya itu masih berada dalam ruang ICU untuk mendapatkan perawatan intensif.

Dari penjelasan Ernar sebelumnya, Andra mengalami patah tulang rusuk serta pendarahan yang cukup hebat pada bagian saluran pernapasan. Entah berapa kali Yerkhan memukulinya, yang pasti kondisi Andra saat ini belum menunjukkan perkembangan yang pasti.

Tentu saja Erina merasa khawatir, ia merasa bertanggung jawab jika saja hal buruk menimpa keduanya. Wanita cantik itu merasa jika perkelahian mereka tentu masih berkaitan dengan dirinya.

Andra seorang pria yang ia kenal sebagai sosok yang menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu itu, bertemu dengan Yerkhan yang sampai saat ini belum sepenuhnya ia pahami.

Tentu saja ia belum sepenuhnya memahami, bahkan sampai tidak sadar jika kekasihnya mengalami gangguan psikologis -PTSD, yang bisa saja membahayakan dirinya.

PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pasca trauma, adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang bersifat sangat tidak menyenangkan, membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis.

Menurut bibi Nurgul, ini sudah kedua kalinya Yerkhan kembali tak sadarkan diri setelah 10 tahun yang lalu. Namun entah mengapa bibi Nurgul tidak menceritakannya dengan lebih spesifik. Wanita paruh baya itu pun terlihat sangat berhati-hati ketika mengatakannya.

...----------------...

Dalam sebuah studio pemotretan di Astana, tampak seorang model cantik asal Rusia yang sedang melakukan pemotretan. Paras wajah cantik dengan netra kebiruan tampak senada dengan pakaian yang ia kenakan kali ini.

Tak hanya itu, rambutnya yang pirang dengan postur tubuh tinggi semampai itu tentu membuat penampilannya semakin memukau. Pantas jika ia terpilih menjadi salah satu model terpopuler dalam kancah Internasional.

" Cut! terimakasih untuk hari ini, kerja bagus" ujar fotografer sembari mengacungkan jempol pada wanita asal Rusia tersebut.

" Akhirnya aku bisa pulang" gumam wanita tersebut hendak memasuki ruang ganti.

Namun langkahnya terhenti setelah bertemu dengan seseorang yang merupakan asisten pribadinya. Sang asisten tampak panik sembari memberitahukan kabar tidak menyenangkan dari seseorang yang masih berkerabat dekat dengannya, mengenai pria yang pernah menjalin hubungan dengan wanita asal Rusia tersebut.

" Astaga! bagaimana bisa?!" tanya wanita tersebut dengan raut wajah yang tampak khawatir

" Aku tidak tahu pasti, kabar yang kudapat hanya sebatas itu" jelas sang asisten

" Cepat siapkan penerbangan untuk tujuan Almaty, lalu bantu aku berkemas!".