Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2 sesuatu yang tidak terduga
"Yang lain nya di mana. " tanya Ziva para Maretha.
"Em mereka terjebak macet, jadi datang terlambat. " ucap Maretha.
Ziva hanya menganggukan kepala nya, ia melihat hpnya ya bergetar dan terdengar suara notifikasi di sana.
Saat Ziva lihat ternyata Dari Mara, gadis itu mengatakan jika semua orang suka dengan hasil revisi novel nya.
"Ziva, saya mau ke ruangan sebelah dulu sebentar, kamu tunggu di sini sama Nicholas dulu. " ucap Maretha.
"oh iya gak papa. " ucap Ziva.
Maretha pun pergi dari sana, Ziva menatap Nicholas yang seperti nya memperhatikan dia dari tadi.
"Kenapa." tanya Ziva menatap bingung.
"Tidak ada. " ucap Nicholas menjawab.
Ziva hanya menganggukan kepala nya saja, aneh sekali laki-laki di depan nya itu.
"Kau tidak tertarik pada ku. " tanya Nicholas aneh.
Ziva menyeritkan dahi nya bingung, untuk apa, harus kah dia begitu, memang nya siapa laki-laki itu.
"harus." tanya Ziva bingung.
"Tidak juga, hanya saja aneh melihat mu seolah tidak tertarik pada ku. " ucap Nicholas lagi.
"Memang." ucap Ziva acuh.
"Kau tidak tau siapa aku. " tanya Nicholas bingung.
"Seorang aktor, lalu apa. "Tanya Ziva acuh.
Nicholas hanya terperangah mendengar itu, biasa orang akan langsung tertarik jika berpapasan dengan nya.
Tentu karena visual juga ketenaran nya baik di dunia maya, tapi gadis di depan nya seolah tidak tertarik padanya.
'*Menarik. 'Batin Nicholas menyeringai*.
" mau menjadi kekasih ku. "Tanya Nicholas tiba-tiba.
Ziva yang sedang minum air tersedak langsung mendengar nya, ia menatap Nicholas yang tersenyum menatap nya.
" kau gila. "Ucap Ziva mengumpati laki-laki di depan nya.
"Tidak, aku jelas masih waras. "Ucap Nicholas terkekeh.
" tidak, kau gila, jika tidak kenapa mengajak ku berkencan. "Bingung Ziva.
" apa salah nya, kau berbakat dalam menulis, em juga cantik. "Ucap Nicholas terkekeh.
"Aku." tunjuk Ziva pada dirinya sendiri.
Ia sedikit aneh saat seorang pria mengatakan dia cantik, yang memang banyak yang memuji nya si jika dia memposting foto nya.
Hanya saja itu di dunia maya, bukan asli berhadapan seperti yang terjadi padanya saat ini.
"Aku tidak mau. " jawab Ziva pada akhir nya.
"Kenapa." tanya Nicholas aneh.
"Kau seorang aktor, juga pasti memiliki banyak kekasih, dan aku tidak ingin berpacaran, aku ingin langsung menikah. " ucap Ziva menyeringai.
See, laki-laki jaman sekarang mana ada yang mau di ajak nikah, apalagi sama orang yang baru di kenal nya.
Orang gila kalo ada, dan si Nicholas itu...
"Baiklah, aku akan meminta ijin pada keluarga ku, dan melamar mu. " ucap Nicholas terkekeh.
Memang seperti nya gila.
Ziva tidak sanggup, ia memilih keluar dari ruangan itu, tidak aman bagi nya jika terus berada satu ruangan dengan orang seperti nya.
Namun saat Ziva akan keluarga, sebuah guncang besar terjadi, seperti nya gempa besar.
Ziva ia berniat belari keluar, tapi ia ingat masih ada Nicholas di ruangan itu.
Ziva buru-buru melihat ke belakang di mana pemuda itu masih duduk di kursi nya.
Ziva berlari mendekati laki-laki itu, terlihat tubuhnya bergetar ketakutan.
"Sadar lah, ayo lari. " teriak Ziva panik.
Apalagi ia mendengar orang orang berteriak ketakutan dan berlarian keluar dari gadung itu.
"Takut... Aku takut. " gumam Nicholas sambil meremas kepalanya.
Ziva panik, ia langsung menggandeng Nicholas untuk pergi dari ruangan itu, apalagi mereka sekarang berada di lantai 5 sekarang.
Dan Ziva semakin panik saat mendengar suara ledakan di lantai bagian atas.
"Sial." umpat Ziva panik.
Apalagi ia kesusahan membawa Nicholas yang seolah-olah linglung dan menangis di sana.
"Hey sadar lah, kita harus segera keluar. " ucap Ziva berteriak pada Nicholas untuk menyadarkan pemuda itu.
"Aku tidak ingin matii. " lirih Nicholas.
Ziva melihat pintu lift yang tidak begerak naik, ia langsung memutuskan berlari ke arah tangga darurat yang ada di sana.
"Cepat ayoo. " ajak Ziva pada Nicholas.
Pemuda itu mengikuti Ziva yang menggandeng nya erat agar tidak telepas.
Ia menatap punggung Ziva yang berada di depan nya, rambut panjang nya yang ia ikat terlepas karena sibuk berlari.
Nicholas ingat, kejadian yang sama di masa lalu, dan seorang gadis kecil menolong nya sama seperti sekarang.
'*Ayo ikut iva ayooo*. '
'*Jangan takut iva akan selalu berada di dekat Nico*. '
'*Nico jangan terluka*. '
'*Iva akan selalu menjaga Nico*. '
Ziva terengah-engah ia menatap Nicholas yang mengikuti nya sambil menatap nya dalam.
Mereka sudah berada di lantai dasar, mereka pun berlari menuju pintu keluar.
Namun pintu itu tidak bisa di buka karena ada sebuah bongkahan reruntuhan bangunan di sana.
Ziva sibuk mencari jalan lain, ia melihat sebuah api menjalar mendekati mereka, Ziva panik.
Lalu mengambil batu dan memukul kaca besar yang ada di sana, Ziva memukul nya dengan kencang.
Saat sadar jika di dekat mereka ada sebuah tumpahan minyak tanah yang entah dari mana datang nya.
tangan Ziva sudah lecet dengan luka, ia behenti untuk mengambil napas.
Lalu...
Pyar.
Akhirnya jendela kaca itu pecah, Ziva tidak memperdulikan banyak luka akibat serpihan kaca di lengan nya.
Langsung ia menarik Nicholas yang juga seperti nya terluka akibat kaca itu, dan langsung melompat ke luar dari sana.
Ziva menghela nafa lega saat mereka sudah berada di luar gedung, apalagi melihat banyak orang yang berlari ke arah mereka, Ziva menjadi lega.
Namun suara teriakan memperingati mereka, membuat Ziva menatap mereka bingung,
Mereka menujuk ke arah atas, di mana sebuah reruntuhan bangunan mulai berjatuhan.
Ziva melihat Nicholas yang sudah tidak Bedaya di samping nya, Ziva sekuat tenaga membawa Nicholas menjauh.
Hingga sebuah bongkahan reruntuhan bangunan yang lebih besar jatuh tepat di belakang mereka.
Ziva langsung melindungi Nicholas dan memeluk nya erat, untung saja mereka tidak tertimpa reruntuhan itu.
Namun Ziva terluka karena sebuah batu yang lebih besar menghatam kepala bagian belakang nya hingga berdarah.
Ziva melhat Nicholas yang jauh lebih baik dari nya, pun merasa lega, setidaknya jika dia mati, ada seseorang yang bisa ia selamat nya.
"Jangan tinggal kan aku lagi. " lirih Nicholas pada Ziva yang mulai menutup matanya.
"Jangan." lirih Nicholas menangis.
Ziva tersenyum sendu, ia memeluk Nicholas yang berada di bawahnya dan menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh pemuda itu.
Darah mulai mengalir banyak di kepala belakang Ziva,apalagi ia memakai baju berwarna putih.
Sekarang baju itu tertutupi oleh darah kental dari kepala juga beberapa luka yang ia dapat di tubuh lainnya.
Nicholas menangis lirih, ia memeluk erat Ziva, gadis yang sudah menyelamatkan nya dua kali.
Dalam kejadian yang serupa, dan di saat seperti itu, trauma nya malah kambuh, dan ia tidak bisa membantu gadis yang ia cari selama ini.
"Bagaimana aku bisa hidup, Ziva, kamulah yang aku cari selama ini. " lirih Nicholas lalu ia tidak sadar kan diri.
Menyusul Ziva yang sudah menutup mata nya dari tadi, mereka akhirnya di bawa kerumah sakit dengan luka yang cukup parah.
\*