NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: lilyxy

Dijual oleh ayah tirinya pada seorang muncikari, Lilyan Lutner dibeli oleh seorang taipan. Xander Sebastian, mencari perawan yang bisa dinikahinya dengan cepat. Bukan tanpa alasan, Xander meminta Lily untuk menjadi istrinya agar ia bisa lepas dari tuntutan sang kakek. Pernikahan yang dijalani Lily kian rumit karena perlakuan dingin Xander kepadanya. Apa pun yang Lily lakukan, menjadi serba salah di mata sang suami. Xander seakan memiliki obsesi dan dendam pribadi pada hidupnya. Bagaimanakah nasib Lily yang harus menjalani pernikahan dengan suami dinginnya? Haruskah ia bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilyxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Halo guys maaf ya semalam mimin gak update, soalnya mimin lagi sibuk

"Tidak ada yang benar-benar kebetulan di dunia ini, Tuan. Semuanya sudah tertulis dengan jelas di garis takdir kita. Kalau memang Tuan menolongku hari ini, itu artinya Tuhan memang sudah mengatur pertemuan kita. Entah itu disengaja atau tidak, hati Tuan secara otomatis memang sengaja digerakkan untuk berjalan menuju ke arahku. Menjadi penolongku."

Lily mengutarakan isi hati yang berbalut dengan rasa syukur yang dalam. Walau dia tahu pria di hadapannya ini mungkin akan mengelak paling keras.

Tanpa Lily ketahui, diam-diam Xander juga memikirkan hal yang sama. Bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Begitu juga dengan keberadaannya di sana yang menyelamatkan Lily.

Untuk sesaat, keduanya berbagi rasa nyaman. Xander hanya menatap gadis yang kini nyaman menggantungkan kedua lengannya di leher kokohnya.

"Tuan, kenapa Anda diam saja?"

Gadis itu heran karena biasanya pria itu pasti akan menyangkal dengan kata-kata menyakitkan. Namun, kali ini dia malah diam dan justru menatapnya datar. "Jangan-jangan memang benar kalau Tuan dari tadi mengikuti ku?" tanya Lily dengan kening berkerut. "Jadi Tuan benar-benar mengawasi ku?"

Xander akhirnya berdecak. "Untuk apa mengawasi mu? Aku masih punya banyak pekerjaan penting yang harus aku kerjakan daripada mengawasi mu! Mencari mu bukanlah hal yang sulit. Aku hanya perlu membayar orang untuk mencari mu dan semua akan selesai."

"Jadi, kalau kamu berpikir aku sedang mengawasi mu? Sayang, perkiraanmu itu salah besar. Untuk apa mengawasi gadis yang penuh dusta sepertimu. Dua ratus ribu dolar yang sudah aku berikan pada ayahmu sama sekali bukan apa-apa untukku, tapi aku benar-benar tidak suka dengan seorang pembohong."

Mata Lily membola mendengar nominal uang yang telah dibayarkan oleh suami kontraknya itu pada sang ayah. Kalau tidak dibayarkan untuk membayar hutang, lalu kemana perginya uang itu?

Tentu saja Lily mulai terpantik emosi. Dia jelas tidak akan rela kalau sampai uang itu habis begitu saja. Padahal Lily sudah merelakan dirinya dijual, tapi tak sepeser pun digunakan untuk membayar hutang.

Walau tubuhnya masih kesakitan, Lily merasa harus mencari sang ayah tiri untuk meminta pertanggungjawaban. Sebenarnya, ada di mana uang itu saat ini?

Lily tentu saja sangat membutuhkan uangnya untuk membayar tagihan rumah sakit sang ibu yang akan jatuh tempo esok hari. Atau setidaknya, dia bisa mengembalikannya segera ke pria angkuh yang berada di sisinya itu.

"Dan, ya, aku bisa saja merelakan uang-uang itu, asalkan orang itu jujur dan bukan pada seseorang yang memang berniat menipu seperti dirimu. Entah bagaimana orang tuamu dulu mendidik mu. Dengan mudahnya kamu mengingkari janji setelah mangsamu masuk ke dalam perangkap." Xander bicara dengan santai.

Harusnya Lily tidak perlu terkejut lagi akan mulut pedas pria misterius itu, tapi tetap saja dia merasa sakit hati mendengar julukan baru untuknya, seorang penipu.

Lily sama sekali tidak pernah berpikir untuk menipu siapapun. Bahkan berbohong pun, dia tidak pernah. Ibunya selalu mengajarkannya untuk hidup jujur walau itu menyakitkan.Namun, bukan hanya itu yang Lily permasalahkan. Xander sudah menyinggung tentang cara mendidik orang tuanya. Dia segera turun dari gendongan pria itu dan berdiri tegap di hadapannya.

"Jangan pernah menyinggung soal bagaimana cara orang tuaku mendidik ku, Tuan! Ibuku adalah orang yang selalu mengajarkanku arti nilai kejujuran. Aku tidak akan pernah menipu siapapun untuk keuntungan diriku sendiri." Lily melotot karena emosi.

"Soal uang yang sudah Tuan berikan pada ayah tiriku, aku sudah mengatakan akan menggantinya, walaupun aku belum tahu bagaimana cara mengembalikannya! Tolong beri aku waktu! Tidak usah terus menghinaku, Tuan! Aku juga manusia yang punya hati dan harga diri!" hardik Lily keras.

Xander tersenyum miring. Seseorang yang punya harga diri tidak akan pernah berniat menjual tubuhnya pada siapapun. Terlebih menawarkan dirinya pada seorang mucikari untuk mendapatkan uang dengan cepat. Baru kali ini aku menemukan seorang wanita yang sudah menjual tubuhnya, tapi tetap bersikeras mengatakan kalau dirinya memiliki harga diri. Bukankah itu terdengar seperti sebuah lelucon konyol?"

Lily sangat kesal dengan kedua tangan terkepal. Dia merasa tidak pernah menjual diri pada siapapun. Lalu kenapa Xander selalu membicarakan hal yang tidak masuk akal itu?

Meskipun pria di depannya ini sudah menolongnya dan dia sangat berterima kasih, tapi tetap saja mulut jahatnya itu tidak mudah dimaafkan.

Lily merasa tidak pernah mengetahui tentang perihal menjual diri. Satu-satunya dokumen yang dia sepakati adalah dokumen tindakan rumah sakit yang tidak dia ketahui apa isinya.

Lily menaruh curiga pada momen tersebut, tapi tidak ada yang bisa disalahkan selain dirinya sendiri. Dia yang tidak teliti dan terlalu naif hingga mempercayai tipu daya pria yang disebutnya ayah itu.

Hingga sekarang dia malah terjebak dengan Xander dan tidak tahu cara melepaskan diri. Sampai sekarang pun, rasanya bunuh diri adalah solusi paling mudah untuknya.

Namun sayangnya Lily masih punya satu alasan kuat untuk bertahan, yakni sang ibu yang membutuhkannya. Gadis itu tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya sang ibu kalau mengetahui dia telah tiada.

Jalan buntu membuat Lily frustasi. Waktu terus berjalan dan dia masih tidak menemukan solusi.

"Terserah padamu, Tuan Gay! Bicaralah sesuka hatimu. Kalau kamu mau memenjarakan ku besok pagi, maka lakukanlah! Aku sama sekali tidak peduli! Dan, ya, terima kasih atas bantuanmu karena telah menolongku dari rentenir itu. Permisi!"

Lily berbalik dan memaksa kakinya sendiri untuk melangkah pergi dari sana, melewati pria yang bisa dikatakan merupakan malaikat pelindung sekaligus malaikat mautnya tersebut.

Xander terdiam tanpa kata melihat sikap berani wanita itu. Seumur hidupnya, baru kali ini dia merasa sangat dipermalukan oleh seorang wanita yang dengan berani mengabaikan bahkan menolaknya.

Xander sendiri merasakan gelenyar aneh pada tubuhnya. Dia sangat marah hingga membuatnya sangat ingin memenjarakan gadis itu dalam kungkungannya.

Xander saat ingin membungkam bibir lancang itu dan memberinya pelajaran. Dia ingin menghukumnya dengan cara paling buruk yang bisa gadis itu bayangkan.

Namun, Xander coba mengendalikan diri. Dia tidak akan melakukannya saat itu. Sebaliknya, dia akan memastikan gadis sombong itu merangkak ke arahnya dan berlutut padanya.

Malam itu juga, dia harus membuat gadis itu datang ke mansion nya. Dia akan memastikan gadis keras kepala itu dengan suka rela mengikatkan diri padanya.

Dengan kedua tangan tersimpan di dalam saku celana, Xander melihat Lily semakin menjauh. Entah mengapa, perasaan aneh itu mulai muncul di hatinya yang sebetulnya berusaha keras dia lawan dengan otaknya.

Xander rupanya ingin memiliki Lily sepenuhnya. Mungkinkah pada akhirnya, Lilyan Anastasya yang ini telah menggantikan posisi Lilyan Anastasya yang berada di masa lalu?

"Tuan Xander," panggil Dario yang datang menyusul. "Awasi gadis itu, Dario. Dia terlalu sombong. Hubungi ponsel gadis itu sekarang juga dan katakan kalau operasi ibunya tidak bisa ditunda lagi. Menyamar lah sebagai pihak rumah sakit. Buat dia benar-benar terdesak. Pastikan juga dia tidak datang ke rumah sakit sebelum datang memohon padaku. Iringi dia dan berpura-pura lah memberi tumpangan padanya lalu yakinkanlah dia. Aku ingin sebelum pagi ia sudah ada di rumahku." Xander memberi perintah jelas.

Dario mengangguk cepat. Baik, Tuan. Sebenarnya tidak perlu menyamar pun saya yakin kalau gadis itu akan datang pada Anda besok pagi. Menurut informasi yang saya dapat, operasi ibunya memang masih bisa ditunda dengan terapi obat-obatan, tapi memang akan lebih baik kalau dilakukan lebih cepat. Kalau tidak, resiko kematian juga akan semakin tinggi."

Masih menatap punggung Lily yang sudah jauh, Xander pun berkata, "Ya, lakukan itu dengan cepat. Lagi pula, ia akan berterima kasih padaku suatu saat kelak. Pergilah, aku akan menunggu kabar baik darimu, Dario."

"Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi."

**

guys²mimin ada cerita baru lo yang judulnya"GELORA BERBAHAYA CEO KEJAM"yuk buruan baca sekarang juga

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut bagus sayang upnya lama doubel up thor
Leo Picisan
gk selesai cerita ny
Reni Anjarwani
lanjut thor
Seriati Purba
Biasa
Reni Anjarwani
up yg banyak thor mumpung lg anget2 nya epusodenya
Reni Anjarwani
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!