Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 31 : Tetua Tombak Zu Hai
"Lin'er, biarkan aku melindungimu kali ini," setelah berkata seperti itu Zhou Fan mengeluarkan pedangnya lalu bergerak maju sambil mengibaskan pedang di tangannya.
Wei Guanlin yang mendengar ucapan Zhou Fan nampak senyum terbit diwajahnya meskipun senyuman itu sangat tipis. Bohong jika sekarang Wei Guanlin tidak merasa senang.
Wei Guanlin sedikit tersentuh saat melihat Zhou Fan melindungi dirinya, meskipun nyatanya kelompok bandit itu bukanlah masalah bagi Wei Guanlin.
Perasaan dilindungi oleh orang yang kita sayangi memang sangat nyaman, pikir Wei Guanlin.
Zhou Fan sekarang sedang menghadapi belasan kultivator tingkat petarung master bintang 1, Zhou Fan terus menyerang dengan brutal, meskipun kalah dalam jumlah, itu tidak membuat Zhou Fan terdesak, bahkan posisi Zhou Fan sekarang sudah berhasil mendesak belasan bandit lembah malam itu.
Zu Hai yang merupakan pimpinan bandit lembah malam sudah menampakkan ekspresi wajahnya yang suram ketika melihat beberapa anak buahnya sudah tergeletak tak bernyawa, ia tidak menyangka akan bertemu pemuda yang begitu mengerikan.
Perasaan tidak enak muncul didalam pikiran Zu Hai, ia merasa telah menyinggung orang yang salah, melihat kemampuan Zhou Fan yang dapat mengalahkan belasan anak buahnya, setidaknya kekuatan pemuda dihadapannya itu setara dengannya.
Perlahan tapi pasti, Zu Hai memundurkan kakinya perlahan, ia berniat melarikan diri sebelum Zhou Fan menyadari niatnya, meskipun ia memiliki peluang untuk menang tetapi kemungkinan yang ia miliki sangat kecil, mungkin dia akan mengalami luka yang tidak ringan jika ia berhasil selamat dari pemuda dihadapannya itu setelah bertarung dengannya.
Zu Hai berbalik dan ingin segera berlari, tapi langkah kakinya berhenti saat mendengar sebuah suara dari belakang punggungnya.
"Apakah kau sungguh seorang pemimpin? kau meninggalkan bawahanmu untuk melarikan diri, kau tidak lebih dari seorang pecundang." Zhou Fan berkata dengan nada mencibir.
Zu Hai yang mendengar Zhou Fan menghinanya berbalik kembali sambil menatap pemuda dihadapanya itu dengan sorotan mata yang tajam.
"Biarkan aku pergi, janganlah kamu memakan sesuatu yang lebih besar dari yang bisa kamu makan, itu tidak akan berakhir baik untukmu." Zu Hai mencoba untuk bernegosiasi dengan Zhou Fan.
"Baik ataupun buruk bukan kau yang akan menanggungnya, apa yang kau tanam itu yang kau tuai, kau tadi ingin membunuhku, tapi kerena kau tidak memiliki kemampuan itu seharusnya kau sadar apa yang akan kau tanggung." Zhou Fan berkata sambil menampakkan seringainya.
Zu Hai tersenyum kecut mendengar perkataan pemuda di hadapannya "Aku bisa memberikanmu semua hartaku, tapi biarkan masalah ini berlalu, banyak teman lebih baik dari pada banyak musuh."
Zhou Fan berjalan mendekat ke tempat Zu Hai berdiri. "Tidakkah kau tau bahwa singa yang tertidur akan terbangun saat ada yang menginjak ekornya?"
tidak ada jalan lain selain bertarung, pikir Zu Hai.
"Persetan dengan singa tertidur! jika kau ingin bertarung, aku akan menemanimu," ucap Zu Hai yang tidak bisa lagi menahan emosinya.
Zhou Fan tersenyum kecil sambil melihat Zu Hai,
"Itu yang kuinginkan....," ucapnya.
Wei Guanlin yang sejak pertarungan awal menunggu, kini ia merasa bosan.
"Zhou Fan keterlaluan, dia bersenang-senang sedangkan aku disuruh diam saja disini," gerutu Wei Guanlin.
"Jangan salahkan aku, kau yang memaksaku." Zu Hai berkata kepada Zhou Fan sambil mengeluarkan tombaknya.
"Tetua tombak dari bandit lembah malam." ucap Zhou Fan setelah melihat senjata Zu Hai.
"Ternyata aku sungguh terkenal, tapi aku tidak akan berbaik hati walaupun kau mengenalku, aku sudah memberikanmu pilihan, tapi kau tidak menghiraukannya," ucap Zu Hai.
Zu Hai melompat sambil menusukkan ujung tombaknya ke arah Zhou Fan,
"Tusukan tombak malam." Zu Hai berteriak sambil melesat menyerang Zhou Fan.
Zhou Fan yang sudah bersiap dengan pedang ditangannya hanya mengibaskan pedangnya kearah depan untuk memblokir serangan tombak Zu Hai.
Trangggg.....
Suara benturan antara mata tombak dengan ujung pedang menggema dilembah itu, Zu Hai termundur beberapa langkah setelah adu senjata itu, sedangkan Zhou Fan masih berdiri tegak ditempatnya.
Melihat pemuda dihadapannya masih baik baik saja, bahkan tidak bergerak sedikitpun membuat Zu Hai sedikit khawatir.
"Kau masih muda tapi kau sudah setara dengan petarung master puncak sepertiku, jika kau mau aku bisa mengajakmu bergabung dengan kelompok bandit lembah malam." Zu Hai mencoba membujuk Zhou Fan.
Mendengar ucapan pemimpin bandit lembah malam dihadapannya Zhou Fan tidak bisa untuk menahan tawanya,
"Setara? kau pasti bergurau, aku masih menahan kekuatanku, kalau kau ingin segara mengakhirinya dengan cepat, aku akan membantumu," ucap Zhou Fan dengan tenang.
Mendengar Zhou Fan masih menahan kekuatannya, Zu Hai tidak mempercayainya.
"Kau tidak perlu menakutiku dengan omong kosongmu." Zu Hai sebenarnya agak khawatir jika apa yang dikatakan pemuda dihadapannya itu merupakan kebenaran.
"Kalau tidak percaya, coba saja!" Zhou Fan hanya berkata acuh mendengar Zu Hai tidak mempercayainya.
"Sebaiknya kau mengeluarkan semua kemampuanmu atau aku tidak akan puas dengan bertarung melawanmu," ucapnya lagi.
"Cih... kau terlalu sombong untuk pemuda semuranmu." Zu Hai kembali maju menyerang Zhou fan.
Menyambut serangan tombak Zu Hai, Zhou Fan tidak lagi menahan kekuatannya, ia mengeluarkan teknik dewa pedangnya untuk menghadapi serangan tombak Zu Hai.
Wei Guanlin yang melihat Zhou Fan mengeluarkan teknik yang sama seperti waktu mereka beradu pedang mulai memperhatikan teknik yang sedang Zhou Fan pakai.
Wei Guanlin sangat tertarik dengan teknik pedang yang Zhou Fan pakai, pernah sekali Wei Guanlin meminta Zhou Fan untuk mengajari teknik pedang itu, tapi Zhou Fan bilang ia akan memberikan teknik pedang yang lebih cocok untuk dirinya, meskipun kecewa tapi ia tetap mempercayainya.
Zhou Fan bergerak dengan sangat fleksibel, tangannya terus bergerak kesana kemari sambil menggengam pedang, melihat Zu Hai terdesak Zhou Fn lebih mempercepat tempo serangannya, dengan teknik dewa pedang ia berhasil membuat tanda di tubuh Zu Hai.
"Srettt....." pedang Zhou Fan menggores pinggang Zu Hai.
Zu Hai yang tidak bisa membaca pola serangan Zhou Fan, mendesah marah sambil terus mencoba memberikan tusukan ke tubuh Zhou Fan.
Tubuh Zu Hai penuh dengan goresan pedang Zhou Fan, tapi dia belum bisa memberikan sedikitpun kenang kenangan untuk pemuda itu, Zhou Fan masih terlihat utuh tanpa luka, bahkan pakaiannya hanya terdapat beberapa noda darah dari luka Zu Hai.
Bruk!
Zu Hai terduduk di tanah, ia sudah tidak kuat lagi berdiri untuk meneruskan pertarungannya, tenaga dalamnya sudah terkuras habis, ia terlalu sering menggunakan jurus tombaknya, bukannya dapat memberikan luka, dia malah kehabisan tenaga dalam karena jurusnya selalu bisa di atasi atau dihindari.
Melihat Zu Hai sudah terduduk ditanah Zhou Fan membalikkan badan dan berjalan mendekati Wei Guanlin.
"Bertobatlah....." Ucapan Zhou Fan bukan hanya mengejutkan Zu Hai tetapi juga Wei Guanlin.
Wei Guanlin terkejut dengan ucapan Zhou Fan, apa kekasihnya itu ingin memberikan Zu Hai kesempatan kedua, pikir Wei Guanlin.
Wei Guanlin ingin memprotes keputusan Zhou Fan, tapi perkataan selanjutnya dari pemuda itu membuatnya menghentikan niatannya.
"Bertobatlah di kehidupanmu selanjutnya." Zhou Fan berkata sambil mengeluarkan jurus tebasan ganda.
Muncul siluet tebasan yang berhenti silang setelah Zhou Fan mengayukan pedangnya, tubuh Zu Hai terbelah menjadi beberapa bagian setelah terkena tebasan itu.
"Kukira kau akan melepaskannya begitu saja." Wei Guanlin berjalan mendekati Zhou Fan.
"Dia tidak pantas, dengan melepaskannya sama saja dengan menambah tingkat perampokan." Zhou Fan berbicara sambil berusaha mengambil seluruh cincin penyimpanan yang ada pada perampok lembah.
"Mm..." Wei Guanlin hanya mengangguk mendengar ucapan Zhou Fan, tentu dia juga menyadari apa yang Zhou Fan katakan terdengar masuk akal.
****
Dan itu pasti putri tuan kota, awalnya aja marah2 tapi cuma modus untuk menutupi rasa malu ngintip cowo mandi ... SIAPA YG CABUL...???