Alisha seorang desainer muda yang mengalami perpindahan tubuh , akibat pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu musuhnya .
Apa yang sebenarnya terjadi dengan alisha ?
Tubuh siapa yang saat ini ia tempati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keterkejutan Tabib yue
" Kami pulang dulu sayang . Apakah kamu tidak ingin ikut kami pulang ?" tanya jenderal Feng sambil memeluk Feng Yin dengan erat .
Saat ini mereka sudah ada di depan gerbang . Jenderal Feng bersama istri dan anak bungsunya mau tidak mau harus pulang .
Feng Ying sebenarnya tidak ingin pulang . Tetapi baik nyonya Feng maupun sang suami tidak bisa meninggalkan dia disini . Jadi dengan susah payah membujuknya.
Syukurlah setelah dinasehati oleh Feng Yin , adiknya itu menurut . Meskipun dengan cemberut Feng Yin mengikuti kedua orangtuanya.
" Ying'er kan masih kangen ... kok malah diajak pulang ," gerutu Feng Ying .
" Maaf ya sayang ... lain kali kita kesini lagi . Tetapi saat ini kita harus pulang dulu ," bujuk jenderal Feng.
" Tapi ... kakak harus pulang nanti ."
" Iya ..."
Nyonya Feng naik kereta kuda bersama dengan putri bungsunya. Sedangkan jenderal Feng menaiki kudanya .
Feng Zhu untuk sementara akan tinggal dengan Feng Yin sebelum melanjutkan perjalannya ke perbatasan.
Jenderal Feng menghentikan perjalanannya di kediaman tabib yang paling tersohor di kerajaan awan . Dia ingin memastikan kondisi sang putri dengan benar .
Apakah asumsinya tadi benar . Jika sang putri telah sembuh dari penyakit yang diidap sejak kecil itu .
" Bagaimana tabib ?" tanya Jenderal Feng dengan cemas . Kini hanya ada dirinya dan sang tabib setelah putrinya keluar dari ruangan.
" Sungguh luar biasa ... putri anda telah sembuh sepenuhnya. Siapa yang telah menyembuhkannya jenderal?" tanya sang tabib itu dengan semangat .
Tabib Yue sudah berupaya untuk memberikan pengobatan terbaik tetapi seberapa keras pun dia berusaha, tetapi putri dari sang jenderal belum bisa ia sembuhkan . Dan sekarang... putri itu telah sembuh dengan sempurna.
" Syukurlah... akhirnya putriku telah sembuh ," ucap jenderal Feng dengan senang .
Terus dia ingat dengan obat yang diberikan oleh sang putri sebelum ia pulang .
" Ayah ... entah ayah percaya atau tidak , tetapi adik telah sembuh . Tetapi saya mohon ayah meminumkan pil ini selama proses penyembuhan . Jangan tanya apa yang telah aku lakukan , tetapi yakinlah bahwa semua itu untuk kesembuhan adik ," ucap Feng Yin tanpa penuh keraguan . Dia menyerahkan pil penyembuh kepada ayahnya .
" ..."
" Oh ... iya tolong rahasiakan ini dari siapapun, oke !!!"
Dengan penuh haru Jenderal Feng memeluk sang putri .
" Terimakasih sayang ."
Jenderal Feng mengeluarkan pil yang diberikan oleh sang putri pada tabib . Tabib itu langsung berbinar begitu melihat pil itu . Sebab tidak sembarang orang bisa mendapatkan pil tersebut.
" Ya dewa .... siapa sebenarnya tabib yang telah mengobati putrimu itu ke jenderal . Kamu tahu ... pil ini tidak sembarang orang bisa memilikinya. Harganya pun sangat mahal . Katakan Jenderal... siapa tabib itu ?" tanya sang tabib dengan antusias.
" Sayangnya tabib itu tidak memberitahu kan siapa namanya. Dia juga tabib yang suka berkelana," jawab jenderal dengan asal .
Pandangannya tidak lepas dari pil yang sudah diperoleh dari putrinya.
" Sayang sekali ... lain kali kalau jenderal bertemu dengannya , tolong beritahu saya dimana dia tinggal. Saya rela menjadi pembantu tabib itu agar diangkat menjadi guru ," kata tabib tanpa keraguan sama sekali .
" Uhk uhk uhk... tabib ada-ada saja . Sudahlah, karena putriku sudah sembuh kami akan langsung melanjutkan perjalanan kami ," ucap Jendral Feng dengan sopan .
" Baiklah Jenderal.... tapi jangan lupa dengan pesanku tadi ."
" Akan saya ingat... terimakasih atas bantuan tabib selama ini ," kata jenderal Feng dengan tulus . Bagaimana pun juga selama ini tabib Yue lah yang membuat Feng Ying bisa bertahan.
Setelah memberikan beberapa hadiah , Jenderal Feng melanjutkan perjalanannya kembali . Saat ini dia satu kereta dengan sang istri dan putrinya.
" Apa yang Ying'er lakukan semalam bersama Kakak?" tanya Jenderal Feng panda Feng Ying yang duduk di sebelahnya. Sedangkan nyonya Feng duduk di depan mereka .
" Tidak ada ... setelah minum air yang diberikan kakak, Ying'er langsung tertidur . Ada apa ayah ?" tanya Feng Ying dengan polos . Apa ada sesuatu yang tidak ia ketahui setelah dia tidur .
" Bagaimana kondisi Ying'er suamiku?" tanya nyonya Feng yang memang tidak ikut dalam pemeriksaan.
" Kondisi putri kita sudah sepenuhnya sembuh !" jawab jendral Feng dengan riang .
" Apa ... ayah tidak bercanda kan ?"
" Tentu saja , hal ini mana bisa dibuat bahan bercandaan?"
" Syukurlah... kamu dengar sayang , akhirnya kamu sembuh sayang . Tapi kenapa semudah itu ? padahal kita sudah berusaha sejak ia bayi ?"
" Mungkin karena Feng Yin ."
" Maksud Ayah ?"
" Kamu tahu kan sejak Ying'er lahir kita selalu mengucilkannya. Bahkan tak jarang kita meninggalkan dia sendiri di rumah hanya dengan para pengawal dan pelayan ?"
" Tentu saja aku ingat suamiku ," jawab nyonya Feng dengan sendu .
Feng ying yang baru kali ini mendengar pun tidak bisa untuk tidak bersedih . Karena kehadiran dirinyalah yang membuat kakaknya tersisihkan. Mungkinkah ini alasan sang kakak tidak pernah menyukainya. Dan semalam ....
" Apa karena kakak sudah tidak membenci Ying'er yang membuat Ying'er sembuh ?" tanya Ying'er pada kedua orang tuanya.
" Mungkin saja ... selain itu , mungkin kakakmu telah membantu proses penyembuhan mu . Bukankah Ying'er merasakan nya ?" tanya Jenderal Feng dengan lembut. Dia ingin putri bungsunya ini tidak melupakan kebaikan kakaknya.
" Benar ayah. Sejak bangun tidur tadi pagi Ying'er sudah merasa sehat . Tidak lemas seperti biasanya."
" Syukurlah... tapi jangan malas minum obat sayang. Sebab kakak sudah menitipkan obat yang harus Ying'er minum ."
" Siap !"
Suasana kereta itu terasa ramai dengan perbincangan mereka.