Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Duel di Arena Batu Naga
Fajar menyingsing di atas puncak Gunung Langit Biru. Kabut tipis menyelimuti kompleks Sekte Awan Surgawi, dan udara pagi membawa semangat serta kecemasan yang menegang di antara para murid dalam. Hari ini adalah hari duel antara Qin Tian dan Wu Kang—duel yang telah ditunggu-tunggu, bukan hanya oleh para murid, tetapi juga oleh beberapa tetua sekte yang penasaran akan nasib si "murid luar istimewa."
Arena yang digunakan adalah Arena Batu Naga, sebuah panggung raksasa berbentuk lingkaran, terbuat dari batu hitam keras yang konon berasal dari tubuh naga purba yang membatu. Di sekeliling arena, ratusan murid dalam telah berkumpul. Suara bisik-bisik, ejekan, hingga sorakan terdengar menyatu, menciptakan atmosfer panas bahkan sebelum duel dimulai.
“Aku yakin dia tak akan bertahan lebih dari sepuluh gerakan,” kata salah satu murid sambil tertawa.
“Wu Kang berada di Qi Dasar tingkat tujuh. Sedangkan bocah itu? Bahkan kalau dia berhasil tembus tingkat empat pun tetap seperti semut di hadapan gajah!”
Namun di sudut arena, Instruktur Zhang berdiri dengan tenang. Wajahnya tidak menunjukkan kekhawatiran, tapi juga tidak optimis. Ia tahu, ini bukan hanya tentang siapa yang lebih kuat. Ini tentang siapa yang lebih siap.
Tak lama kemudian, Wu Kang muncul. Tubuhnya tinggi dan berotot, auranya ganas seperti binatang buas. Ia melangkah ke tengah arena dengan penuh percaya diri, matanya menyapu kerumunan sebelum akhirnya tertuju pada sosok Qin Tian yang baru saja memasuki arena.
“Jadi kau murid luar yang sok hebat itu?” ejek Wu Kang dengan suara lantang. “Kukira sekte ini mulai kehabisan murid berbakat sampai harus merekrut anak desa seperti kau.”
Qin Tian tidak menjawab. Ia berdiri tegak, mengenakan jubah murid dalam berwarna biru muda yang masih tampak baru. Tatapannya tajam, tubuhnya penuh konsentrasi.
Dari atas menara pengawas, Tetua Luo mengangkat tangan. “Duel ini akan dimulai. Aturannya sederhana—pertarungan akan berhenti ketika salah satu pihak menyerah, tak sadarkan diri, atau dinyatakan tidak mampu melanjutkan.”
Suara gong bergema.
Duel dimulai.
Wu Kang langsung melesat ke depan, tubuhnya seperti panther liar yang menerjang. Tangannya bersinar keemasan, teknik khasnya—Cakar Macan Batu—siap menebas udara dan menghancurkan apapun di jalurnya.
Namun tepat saat cakar itu hampir menyentuh Qin Tian, sosok lawannya menghilang.
Whoosh!
Wu Kang terkejut. Serangannya hanya mengenai bayangan.
Qin Tian muncul di belakangnya dengan gerakan secepat angin, mencoba menendang bagian punggung Wu Kang. Tapi meski lawannya besar, Wu Kang bukan murid biasa. Ia berbalik dan menangkis dengan cepat.
“Menarik,” kata Wu Kang, mengangkat alis. “Kau punya teknik gerakan yang bagus. Tapi itu tidak cukup!”
Wu Kang mulai meningkatkan kekuatan serangannya. Setiap cakar yang dilancarkan menggetarkan udara. Qin Tian terus menghindar, menggunakan Langkah Bayangan Angin untuk menciptakan ilusi gerakan, membuat Wu Kang frustrasi.
Beberapa murid mulai berdiri dari tempat duduk mereka. Mereka tidak menyangka bahwa Qin Tian mampu bertahan sejauh ini, bahkan membingungkan Wu Kang beberapa kali.
“Dia benar-benar cepat! Teknik gerakannya bahkan membuat Wu Kang kehilangan fokus!”
Namun Qin Tian tahu, ia tidak bisa bertahan hanya dengan menghindar. Ia harus memberikan serangan balik, walau kecil, untuk mengacaukan ritme lawan.
Menunggu momen yang tepat, Qin Tian akhirnya melihat celah. Saat Wu Kang terlalu condong ke depan dalam satu serangan, ia memutar tubuhnya ke samping dan meluncurkan serangan dengan Tangan Naga Guntur.
BZZT!
Petir biru menyambar lengan Wu Kang, membuat tubuh besar itu tersentak. Meskipun tidak cukup untuk menjatuhkannya, tetapi cukup membuat Wu Kang mundur satu langkah.
Kerumunan langsung riuh.
“Dia melukai Wu Kang?! Itu… itu bukan hanya teknik gerakan, dia juga punya serangan dengan elemen petir?!”
Wu Kang mendesis kesal. “Sialan… aku akan serius sekarang.”
Sementara Qin Tian mengambil posisi bertahan, ia menarik napas panjang, memusatkan Qi-nya. Ia tahu, bagian tersulit baru akan dimulai. Tetapi satu hal sudah jelas—dia telah membuktikan, di hadapan seluruh sekte, bahwa ia bukan sekadar murid luar biasa.