NovelToon NovelToon
TEN WARRIORS

TEN WARRIORS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Spiritual
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tenth_Soldier

Ini tentang pengguna Nerkhuzogh antar Negeri Atas Angin. Dunia makin dipenuhi ras Liz-ert yang ingin menguasai Dunia.
Para Liz-ert itu hendak menjadikan manusia sebagai ternak mereka.

Untunglah di berbagai negeri masih ada para pemuda yang di pilih Dewa, Dewi yang membekali Nerkhuzogh.
Bersama mereka dipertemukan dan saling membantu mengatasi masalah yang dibuat para Liz-ert.

100% Fiction

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembantaian Di Tanah Leluhur

Di Negeri Si Kulit Merah, Sioux, suasana pagi hari terasa damai. Burung-burung berkicau di atas pepohonan, sementara penduduk kampung sibuk dengan aktivitas mereka. Hiawata Paco, seorang pemuda pemberani yang dikenal dengan kekuatan dan keberanian luar biasa, baru saja menerima amanat dari kepala suku Cherokee. Tugasnya adalah menemani Moana Kaia, seorang gadis dengan kekuatan luar biasa, menuju Benua Kangguru.

Namun, ketika Hiawata dan Moana bersiap berangkat, tiba-tiba terdengar teriakan panik dari arah barat kampung.

"Liz-ert! Liz-ert datang menyerang!" seru seorang lelaki tua yang berlari tergesa-gesa ke pusat kampung.

Hiawata segera menghunus kapak perang tradisionalnya, wajahnya berubah serius. Ia menoleh ke arah Moana Kaia, yang telah menggenggam kalung Nerkhuzogh miliknya, Idöjáráz, erat-erat.

"Kita belum bisa pergi," kata Hiawata dengan tegas. "Kampung ini membutuhkan kita."

Moana mengangguk, matanya menatap tajam ke arah suara kegaduhan di kejauhan. "Tentu saja. Liz-ert harus diberi pelajaran."

Tak lama kemudian, sosok Liz-ert mulai terlihat dari balik pepohonan di tepi kampung. Tubuh mereka besar, bersisik hijau, dan mata mereka bersinar dengan cahaya keemasan yang menakutkan. Jumlah mereka tak seberapa banyak, sekitar belasan, namun gerak-gerik mereka tampak agresif, siap menyerang siapa saja.

Hiawata mengambil posisi di depan, melindungi penduduk yang mulai berkumpul di sekitar kampung. "Wahai Liz-ert! Ini adalah tanah suci kami. Jika kalian tidak pergi, kalian akan menyesal!" serunya lantang.

Salah satu Liz-ert mengeluarkan desisan panjang. "Kami tidak peduli tanah siapa ini. Kami akan mengambilnya, dan kalian semua akan kami hancurkan!"

Mendengar itu, Moana Kaia melangkah maju dengan geram. Ia mengangkat tangan kanannya, memegang kalung Nerkhuzogh miliknya. "Idöjáráz, tunjukkan kekuatanmu!"

Langit di atas para Liz-ert mulai berubah. Awan-awan hitam muncul secara tiba-tiba, saling berputar dan bertabrakan, menghasilkan petir yang menggelegar. Suara guntur menggetarkan tanah, membuat penduduk kampung mundur ketakutan.

"Rasakan ini!" teriak Moana.

Kilatan petir melesat ke arah para Liz-ert, menghantam tubuh mereka. Beberapa di antara mereka langsung jatuh ke tanah, hangus terbakar. Sisanya berusaha menghindar, namun langit yang penuh dengan kilatan petir membuat mereka kesulitan bergerak.

Sementara itu, Hiawata mengubah tubuhnya menjadi seekor beruang grizzly yang besar dan perkasa. Tubuhnya ditumbuhi bulu cokelat tebal, dan cakarnya yang tajam tampak mematikan. Dengan raungan keras, ia menyerang Liz-ert yang masih berdiri, menjatuhkan mereka satu per satu.

"Ini tanah leluhur kami! Tidak ada tempat untuk kalian di sini!" teriak Hiawata dengan suara berat yang menggema di seluruh kampung.

Penduduk kampung pun ikut membantu. Beberapa membawa busur dan panah, sementara yang lain menggunakan tombak dan senjata tradisional. Mereka mengepung Liz-ert yang tersisa, membuat reptilian itu kehilangan peluang untuk melarikan diri.

"Mereka terdesak!" seru seorang pria tua dari penduduk kampung. "Kita bisa mengalahkan mereka!"

Liz-ert terakhir yang masih berdiri melawan dengan putus asa. Ia menyerang Hiawata dengan cakar tajamnya, namun Hiawata dengan mudah menangkisnya. Dengan satu pukulan keras dari cakarnya yang besar, Liz-ert itu terlempar jauh dan menabrak pohon, tak bergerak lagi.

Setelah pertempuran selesai, penduduk kampung bersorak kemenangan. Beberapa wanita mulai menenangkan anak-anak yang ketakutan, sementara yang lain mengurus penduduk yang terluka.

Hiawata kembali ke wujud manusianya, tubuhnya dipenuhi luka kecil akibat pertarungan. Ia menoleh ke arah Moana, yang tampak kelelahan tetapi tetap berdiri tegak.

"Kerja bagus, Moana," kata Hiawata sambil tersenyum kecil.

Moana mengangguk sambil mengusap keringat di dahinya. "Kau juga, Hiawata. Mereka tidak akan melupakan siapa pemilik tanah ini."

Kepala suku Cherokee mendekat, wajahnya penuh kebanggaan. "Kalian berdua telah menyelamatkan kampung ini. Tapi jangan lupa tugas kalian. Pergilah sekarang, sebelum musuh yang lebih besar datang."

"Kami akan segera berangkat," jawab Hiawata dengan sopan.

Setelah berpamitan dengan penduduk kampung, Hiawata dan Moana menuju pesisir pantai. Mereka berjalan melewati hutan lebat yang masih berembun akibat pertarungan sebelumnya. Dalam perjalanan, Moana memecah keheningan.

"Hiawata, apa kau merasa takut bertarung melawan Liz-ert sebelumnya?" tanyanya sambil memandang ke depan.

Hiawata menggeleng. "Tidak! Tapi aku tahu mereka adalah ancaman besar bagi siapa saja yang mereka serang. Ini bukan tentang aku atau kau. Ini tentang melindungi apa yang kita cintai."

Moana tersenyum kecil. "Kau benar. Kadang aku merasa kekuatan ini adalah beban. Tapi, melihat penduduk kampungmu selamat, aku merasa ini adalah tujuan sebenarnya dari kekuatanku."

Tak lama kemudian, mereka tiba di pesisir pantai. Sebuah perahu kecil yang dihias dengan ukiran suku Pisafik tempat Moana berasal telah ditambatkan di sana. Moana memeriksa perahunya untuk memastikan semuanya siap.

"Perjalanan ini akan sulit," kata Moana sambil menatap cakrawala. "Liz-ert tidak hanya ada di kampungmu. Mereka ada di mana-mana."

Hiawata menepuk bahunya dengan lembut. "Maka kita harus tetap kuat. Kau punya aku, Moana. Kita akan melewati ini bersama."

Mereka pun menaiki perahu dan mulai berlayar menuju Benua Kangguru. Angin laut menerpa wajah mereka, membawa aroma garam dan kebebasan. Namun, jauh di dalam hati mereka, keduanya tahu bahwa perjalanan ini hanyalah permulaan dari petualangan yang lebih besar.

1
7th Soldier
bagus
Guns
wokay!!
Tenth_Soldier
Semoga berkenan...
Gembok
ok sangat menarik
Rosy
wow cantiknyaaaa...
Guns
don't even look back... hhhh
Rosy
Run Bryant run!
Tenth_Soldier
masih misteri lah.. hehe
Rosy
Bang TS itu gorgonzola punyanya Dompu sama Gorgonzola yang dikeroyok rame² apakah sama?
Gabriel fall angel
benua Australia /Sweat/
Guns
Ah jagoanku ini sajalah...
Tenth_Soldier: Bukannya jagoanmu si predator yang Karnikos? /Joyful/
total 1 replies
Rosy
Liz-ert lagiiii /Facepalm/
Rosy
five star dong...Bang bahas yang gadis berbaju biru ya...buruan gih
Guns
Subscribe!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!