TEN WARRIORS
Bumi. Dengan segala masalahnya. Ketika manusia mulai melupakan keberadaan Dewa Dewi yang pernah mereka sembah. Ketika ras reptilian yang disebut Liz-ert mulai merajalela dan bahkan dengan kemampuan kamuflase mereka. Mereka menempati posisi penting dalam struktur pemerintahan.
Manusia terancam punah dengan rencana terselubung mereka, sebab yang mereka inginkan adalah melenyapkan umat manusia!
Para Dewa Dewi menyaksikan kondisi yang memprihatinkan itu dan mereka pun mulai turut campur mengatasi hal itu dengan memberikan kekuatan istimewa yang mereka punya kepada beberapa manusia yang terpilih.
...*****...
Benua Kangguru,Trau'asila.
Terlihat seekor Kangguru berukuran besar sedang melompat dengan tergesa karena sedang diburu Liz-ert.
Liz-ert yang kelaparan itu memburu kangguru besar itu dengan tergopoh-gopoh di sabana yang luas.
Namun tiba-tiba, sesuatu meluncur berputar dengan kencang menghantam kepala Liz-ert itu.
Uing Uing Uing...Duak!
Bruk!
Liz-ert itu tersungkur jatuh ke rerumputan. Detik berikutnya, terlihat seorang bocah berlari cepat menuju Liz-ert itu dan menghunjamnya dengan tombak ke jantung Liz-ert itu.
Jlep! jlep! jlep!
Bocah itu menusuk Liz-ert itu berulang kali memastikan kematiannya.
Mabo Yunupingu seorang anak kepala suku Aborigin, menolong temannya sang kangguru besar itu dari Liz-ert yang mencoba memangsanya.
Mabo memungut bumerangnya, anak itu mencabut tombak yang masih tertancap dengan cairan darah berwarna hijau yang masih menempel di ujung tombaknya.
"Astaga, makhluk buas apa ini yang muncul di tempat ini? Aku harus melaporkan ini pada ayah," dengan cekatan Mabo Yunupingu memenggal kepala reptil itu dengan mata tombaknya.
Setelah itu Mabo Yunupingu mengikat kepala Liz-ert itu dan berlari pulang ke kampungnya. Debu beterbangan, beberapa burung nazar mulai terlihat berputar-putar melihat bangkai Liz-ert yang tertinggal di sabana itu.
...Mabo Yunupingu...
Ayah Mabo Yunupingu yang bernama
Gurrumul Yunupingu. Sangat terkejut melihat apa yang dibawa Mabo Yunupingu.
"Liz-ert!" seru ayah Mabo Yunupingu.
"Demi Roh Agung Semesta Alam! Mereka masih ada yang bertahan? Setelah puluhan tahun yang lampau."
"Apakah mereka dulu pernah ada di tempat kita ini, Yah?" tanya Mabo Yunupingu merasa heran dengan kata-kata ayahnya itu.
"Ya, dulu waktu ayah masih seusiamu, ayah menyaksikan ratusan dari mereka dibasmi para dewa dewi, bahkan ada satu dewa yang merubah ukuran tubuhnya menjadi sangat besar."
"Jadi, jejak kaki yang amat besar yang ada di sabana selatan kampung kita itu milik sang Dewa? tanya Mabo Yunupingu penuh keingintahuan.
" Benar, sekali injak, lima dari mereka tumbang, ayah menyaksikan dari bukit Merah itu."
"Mungkin sebaiknya kita melakukan permohonan pada Roh Agung Semesta Alam agar mereka mengutus kembali para dewa dewi kemari." gumam Gurrumul Yunupingu.
"Malam ini kita harus melakukan ritual permohonan," lanjutnya sambil berdiri dan membawa kepala Liz-ert itu untuk diperlihatkan pada warganya.
...*****...
Negeri Tirai Bambu, Cani.
Seorang gadis terlihat sedang bersembunyi di balik semak-semak. Gadis itu bernama Jing-Xiao Xi. Anak itu sedang mengamati tiga ekor Liz-ert yang sedang mencabik-cabik kerbau miliknya yang tadi siang dia gembalakan di sebuah padang rumput dekat rumahnya.
...Jing-Xiao Xi...
Jing-Xiao Xi adalah cucu dari seorang Assasin terkenal bernama Lee Kwan Xi.
Dia curiga, kerbaunya tiba-tiba menghilang begitu saja. Namun dia melihat bercak-bercak darah yang berceceran begitu banyak di tanah lapang. Dan dia pun mengikuti jejak ceceran darah itu. Menggunakan teknik seorang pembunuh handal, Jing-Xiao Xi berkelebat di balik bayang pohon dimana darah itu mulai memasuki hutan kecil.
"Astaga, makhluk apa itu? Apakah mereka itu naga? mengerikan sekali!" dalam batin gadis itu bertanya-tanya.
"Mungkin sebaiknya aku melaporkannya pada kakek," Jing-Xiao Xi memutuskan hendak kembali ke rumahnya, namun kali ini dia kurang hati-hati. Gaun sutranya tersangkut di ranting semak-semak menimbulkan suara robekan yang halus tapi, terdengar oleh para Liz-ert itu.
"Oh, celaka mereka melihatku!!"Jing-Xiao Xi menarik agak paksa gaun sutranya yang sedikit terkoyak.
Dan dengan menghunus pedangnya dia pun memasang kuda-kuda hendak menghadapi ketiga Liz-ert yang mulai mengepungnya sambil mendesis. Para Liz-ert yang bercakar tajam itu meremehkan Jing-Xiao Xi yang hanya seorang gadis. Mereka seolah menemukan santapan baru.
Tak memberi kesempatan menyerang Jing-Xiao Xi memulai duluan dengan gerakan memutar dan lincah seraya menebas langsung ketiga kepala Liz-ert itu begitu cepat.
Ketiga Liz-ert itu seperti menertawakan Jing-Xiao Xi mereka merasa serangan tebasan pedang Jing-Xiao Xi luput, namun detik berikutnya bersamaan Jing-Xiao Xi menyarungkan pedangnya, kepala mereka berjatuhan dan dari pangkal leher mereka menyemburkan darah berwarna hijau yang sangat deras.
"Eeewww... bajuku jadi berubah warna, menjijikan!" Jing-Xiao Xi segera beranjak dari tempat itu bermaksud memberitahu kakeknya. Suara jangkrik yang tadinya sepi kini riuh kembali, seolah meramaikan kemenangan Jing-Xiao Xi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Gabriel fall angel
benua Australia /Sweat/
2024-12-04
2
Guns
Subscribe!
2024-12-02
1