Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Orang asing
Rini berhenti di depan pintu kamar Carlen. Netranya tertuju kepada sua buah hatinya yang menghampiri sang ayah di kamarnya.
"Kasian sekali anak papah, maaf ya kalau papah datang terlambat," ucapnya kemudian mengecup kening keduanya bergantian
Rini benar-benar tertegun saat melihat bagaimana pria itu memperlakukan putrinya. Airmatanya seketika menggenang di pelupuk matanya.
"Aku juga mau dipeluk!" seru Gala
Carlen pun memeluk keduanya membuat Rini semakin terharu melihat.
"Mama!" seru keduanya saat melihat Rini
Wanita itu refleks membalikan wajahnya dan mengusap airmatanya.
"Ya!" jawab Rini gagap
Gala kemudian menghampirinya dan menarik lengannya. Rupanya ia memintanya untuk tidur bersama mereka.
Rini pun tak bisa menolak. Ia pun mengikuti bocah itu dan berbaring si samping suaminya. Carlen menatapnya dengan tatapan dingin. Begitupun dengan Rini yang hanya tersenyum sinis membalasnya.
Keduanya terlihat begitu canggung. Carlen segera membacakan dongeng untuk kedua anaknya untuk menghilangkan rasa canggungnya. Caca dan Gala terlihat begitu antusias mendengarkan hingga keduanya terlelap. Rini yang mendengar cerita itupun ikut terlelap di samping Gala.
Melihat semua orang sudah terlelap, Carlen pun berhenti bercerita. Ditatapnya wajah Caca yang terlelap di sampingnya, ia mengusap lembut wajah polos itu dengan penuh cinta.
"Sepertinya dia sangat merindukan sosok seorang ayah," ucapnya lirih
Tatapan matanya kini beralih kepada Gala yang tiba-tiba berbalik memeluk Rini.
"Sepertinya Gala benar-benar menyayangi Rini, meskipun ia tahu Rini bukan ibunya tapi ia sangat menyayanginya melebihi ibunya sendiri,"
Carlen kemudian mematikan lampu kamarnya dan memejamkan matanya.
Keesokan harinya ia terkejut saat mendapati dirinya sendirian di ranjang.
"Papah, ayo sarapan!" seru Gala dan Caca berlari kearahnya
Kedua bocah itu kemudian menarik lengannya dan membantunya duduk di kursi rodanya. Mereka kemudian mendorongnya menuju ke meja makan.
Sementara itu Rini tampak sudah bersiap untuk berangkat kerja.
"Mamah gak sarapan dulu?" tanya Gala
"Gak sayang, mamah buru-buru karena ada pekerjaan penting hari ini," jawab Rini
"Ok mamah, hati-hati!" seru Gala
Wanita itu kemudian mencium satu persatu anak-anaknya. Carlen tampak memperhatikannya dengan seksama, ia bahkan tampak gugup saat melihat Rini berjalan di depannya.
Carlen bahkan terlihat menutup matanya saat Rini lewat di depannya. Rini hanya tersenyum
melihat kelakuan pria itu.
"Dasar gak jelas," gerutunya
Seketika wajah Carlen berubah memerah, pria itu segera meminta Reynold untuk mendorong kursi rodanya ke meja makan.
Pagi itu Rini sengaja mendatangi sebuah klinik untuk melihat hasil DNA yang ia kirim. Ia pun Tampak deg-degan saat melihatnya.
Seketika senyumnya menghilang saat mengetahui hasilnya.
"Sudah ku duga dia bukan ayah Caca," ucapnya kecewa
Saat keluar dari klinik ia bertemu dengan Widya. Rupanya Widya diam-diam selalu mengawasi gerak-gerik Rini pasca ia membawa Caca dari kediamannya.
Ia tampak bahagia saat melihat ekspresi wajah Reni. Ia pun menghampiri anak tirinya itu.
"Wah kasian sekali, sepertinya kamu kecewa ya karena Caca bukan anak seorang lawyer terkenal?" ledeknya
"Kenapa kamu tidak tanya padaku saja, siapa ayah Caca sebenarnya?" imbuhnya
"Kalau kamu tahu siapa ayah kandung Caca, k suruh dia datang temui aku hari ini," jawab Rini
"Ok, aku beritahu kamu supaya kamu tidak penasaran siapa ayah kandung Caca. Hari ini dia akan melakukan kunjungan kerja di sebuah mall di pusat kota. Dia akan mengadakan sarapan pagi bersama kliennya di sebuah restoran ternama. Kau bisa menemuinya di sana. Jangan lupa datang jam 10 di Harvest Restaurant ruang VIP," jawab Widya
"Tolong beritahu aku siapa namanya atau setidaknya kartu nama atau nomor ponselnya," desak Rini
"Sayang sekali ada harga yang harus di bayar jika kamu ingin mengetahui secara detail siapa dia. Yang jelas Dia adalah seorang pejabat tinggi di negeri ini," jawabnya singkat
"Beritahu aku siapa dia, sebutkan saja berapa yang harus aku bayar!" sahut
Widya terkekeh mendengar jawaban Rini.
"Memangnya kau punya uang berapa, meksipun aku tahu sekarang kau sudah menjadi menantu keluarga Wibisono tapi aku tahu isi kantong mu, jangan sombong anak muda. Lagipula aku tidak mau memberitahu mu sekarang. Aku masih ingin melihat penderitaan mu mencari ayah kandung Caca. Apakah kamu berhasil menemukan dia atau tidak, itu pasti sangat menyenangkan. Carilah dia sampai liang semut, aku akan memberimu hadiah jika kamu berhasil menemukannya," ucap Widya seolah meledeknya
Widya kemudian memberitahu tempat bekerja Ayah Caca .
Namun sepertinya ia sengaja hanya memberitahu tempat bekerja ayah Caca untuk membuat Rini penasaran.
Siang itu juga Rini bergegas menuju ke mall tempat ayah Caca akan melakukan kunjungan kerja.
Ia benar-benar penasaran dengan pria itu. untuk bertemu dengan Ayah Caca.
Setibanya di mall ia pun menemui pihak manajemen untuk menanyakan perihal kunjungan kerja tersebut. Pihak Mall memberitahunya jika kunjungan kerja akan dilaksanakan besok pukul satu siang.
Selesai mendatangi Mall ia pun berpindah ke restoran tempat pria itu akan mengadakan sarapan. Ia sengaja melakukan reservasi di tempat yang tidak jauh dari tempat ayah Caca sarapan. Semuanya ia lakukan demi untuk bertemu pria itu.
Keesokan harinya Rini sengaja mendatangi restaurant lebih pagi, ia bahkan memilih menunggu lama di ruangannya agar tidak melewatkan kesempatan bertemu dengan pejabat yang konon susah di temui itu.
Sambil menunggu Rini sengaja mencari tahu nama pejabat yang akan berkunjung ke restoran itu melalui sosial media. Ia begitu bersemangat untuk mencari tahu lebih banyak sosok Ray Surya seorang pejabat tinggi negara yang ia sangka adalah ayah Caca.
"Hanya dia pejabat tinggi dalam kunjungan ini, jadi tidak mungkin ada orang lain," ucap Rini
Meskipun dia sudah tahu gambaran pria yang akan ditemuinya tapi ia belum juga menemukan pria itu.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih tapi pejabat itu belum terlihat batang hidungnya. Hingga pukul sebelas dan Rini mulai jenuh karena pria itu tak ada kabar beritanya. Saat ia hendak pergi meninggalkan restoran itu ia melihat seorang pria yang sudah ia lihat sebelumnya di sosial media.
"Apa dia orangnya??" Rini tampak gemetar melihatnya
Ia pun bangun dari duduknya dan menghampiri pria itu.
Bila biasanya susah untuk menemui seorang pejabat tinggi, namun tidak kali ini. Rini bahkan bisa dengan mudah mendekati pria itu. Bahkan para bodyguard yang mengawalnya memberikan ruang untuknya dan mempersilakan dia untuk melihat pria itu dari dekat. Tentu saja Rini memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan informasi dari pria itu.
"Permisi maaf menganggu sebentar?" ucap Rini
Pria itupun reflek menoleh kearahnya dan. Mengangguk setuju.
"Terimakasih, perkenalkan saya Rini, kebetulan ada yang ingin saya tanyakan kepada anda, tapi bukan disini, apa anda punya waktu untuk berbincang dengan ku?" tanya Rini
Pria itu tersenyum sinis menatap Rini.
"Kenapa Apa kau ingin menjadi istriku?"