NovelToon NovelToon
Ayah, Aku Anakmu

Ayah, Aku Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Trauma masa lalu / Pelakor jahat
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Banilla

"Ayah, kenapa Ayah merahasiakan ini semua padaku Yah?" Tanya Alesha yang harus menelan pil pahit saat mengetahui kebenaran tentang dirinya, kebenaran bahwa Ia adalah anak hasil dari pemerkosaan yang di alami oleh ibunya.

"Nak, kamu anak Ayah, apapun yang terjadi, kamu tetap anak Ayah." Ucap Pak Damar dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Tidak Yah, aku benci Ayah. Aku benci pada diriku sendiri yah." Ucap Alesha sembari memukuli tubuhnya sendiri.

"Jangan lakukan itu Nak, kamu Anak Ayah, sampai kapanpun kamu anak Ayah." Ucap Damar sembari memegangi tangan Alesha agar tak memukuli tubuhnya lagi.

Melihat anak yang begitu Ia sayangi seperti ini membuat hati Damar begitu hancur.

"Atau jangan jangan Ibu terkena gangguan jiwa karena aku Yah, karena Ibu hamil anak dari para bajing*n itu Yah." Tebaknya karena semua orang bilang Ibunya gila semenjak melahirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa dia?

...Ajeng pun tak kalah terkejutnya saat melihat tiba tiba ada pintu yang terbuka dari dinding itu. Ajeng terdiam sejenak melihat keadaan di dalam sana yang nampak gelap, berharap melihat sesuatu disana. Namun ruangan yang gelap membuatnya tak bisa melihat apapun di sana....

...Karena penasaran, Ajeng perlahan mendekati ruangan itu dan hendak masuk ke dalam, namun tiba tiba......

...***...

"Bunda." Shasa menahan tangan Ajeng yang hendak masuk ke ruangan itu.

"Shasa takut." Ucap Shasa mengeratkan tangannya yang melingkar di lengan Ajeng.

"Tenang sayang, ada Bunda disini. Bunda ingin lihat yang ada di dalam dulu ya." Ucap Ajeng.

"Shasa mau ikut atau nunggu disini?" Tanya Ajeng.

"Shasa ikut Bunda." rengek Ajeng.

"Ya udah, Shasa pegang tangan Bunda terus ya, kita masuk pelan pelan." Pinta Ajeng.

"Iya Bunda." Jawab Shasa lalu mengikuti langkah Ajeng yang mulai masuk ke ruangan itu.

Dengan berbekal senter yang ada di ponselnya, Ajeng menyoroti setiap dinding mencari sebuah saklar untuk menyalakan lampu di ruangan itu, setelah cukup lama mencari akhirnya Ajeng menemukan apa yang dia cari.

Klik

Ajeng memencet saklar itu, seketika ruangan yang tadinya gelap menjadi terang benderang, Shasa dan Ajeng saling senyum menatap satu sama lain.

Lalu mata keduanya mengedarkan pandangan di sekeliling ruangan itu, ruangan dimana terdapat meja dan kursi dengan banyaknya buku yang tersusun rapih di raknya.

Perlahan Ajeng dan Shasa melangkah menyusuri tempat itu, Shasa memilih untuk mendekati meja dan kursi, sementara Ajeng memilih melihat lihat Buku yang ada di Rak, tepat saat Ajeng mendekat dan mengambil sebuah buku, Mata Ajeng tak sengaja menangkap sebuah foto berukuran besar yang menempel di dinding belakang Rak.

Ajeng pun berjalan ke belakang rak itu dan melihat ada sebuah kasur lengkap dengan lemarinya. Ajeng yang penasaran segera membuka lemari itu, Ajeng begitu terkejut saat melihat begitu banyak foto Damar dengan teman temannya, dia juga melihat ada beberapa foto Damar saat kecil bersama dengan seorang perempuan.

"Siapa dia?" Gumam Ajeng meraba foto itu.

"Bunda." Panggil Shasa membuyarkan lamunan Ajeng.

"Iya Nak." Sahut Ajeng lalu segera menyimpan kembali foto foto itu di tempat semula.

Ajeng segera menghampiri Shasa yang kini tengah duduk di kursi hitam milik sang suami, Ajeng menelisik ruangan yang Ia tebak ini adalah ruang kerja Damar saat di rumah.

"Ada apa sayang?" Tanya Ajeng setelah berdiri di samping Shasa.

"Kita keluar Yuk Bunda, disini ngga ada apa apa." Ucap Shasa.

"Iya Nak." sahut Ajeng segera menggandeng Shasa dan melangkah keluar dari ruangan itu setelah mematikan lampunya.

***

"Pah sudah Malam, Damar pulang dulu ya, kasihan Ajeng dan Shasa pasti nungguin Damar. Besok selesai acara lomba, Damar kesini lagi." Pamit Damar pada Sang Papah yang tengah duduk di samping ranjang tempat Mamahnya terbaring.

"Iya Nak, Kalian menginap di rumah kan?" Tanya Pak Adhi segera berdiri menghadap Damar.

"Iya Pah, mungkin aku akan menginap beberapa hari di rumah." Jawab Damar.

"Damar, apa tidak bisa kamu menetap di rumah saja. Papah ingin kamu tinggal bersama Papah lagi Damar, kamu anak Papah satu satunya, Papah selalu kesepian selama ini ngga ada kamu. Kalau kamu tinggal dirumah, pasti rumah menjadi sangat ramai dengan kehadiran Shasa dan anak yang ada di dalam kandungan Ajeng." Ucap Pak Adhi memegang bahu Damar dan berharap Damar bisa selamanya tinggal di rumahnya.

"Maaf Pah, Damar ngga bisa, sebelum Mamah bisa menerima Ajeng, Damar ngga akan tinggal satu atap dengan Mamah, bukan apa apa Pah, Ajeng saat ini sedang hamil besar, Damar takut kejadian dulu terulang lagi." Jawab Damar yang mengkhawatirkan istri dan anaknya.

"Iya, kamu benar Nak, Papah juga tidak ingin Ajeng dan bayinya kenapa kenapa." Ucap Pak Adhi yang wajahnya menjadi murung.

"Lagian Shasa juga masih harus menyelesaikan sekolah nya Pah, tanggung tinggal satu tahun lagi." Ucap Damar.

"Tapi setelah Shasa lulus SD papah harap kamu bisa tinggal bersama Papah lagi Damar, Papah akan berusaha membujuk Mamah untuk menerima Ajeng dan anak anak kalian." Ucap Pak Adhi berusaha membujuk Damar untuk kembali ke rumah setelah Shasa lulus sekolah.

"InshaAllah Pah, kita lihat nanti saja ke depannya bagaimana." Sahut Damar menimpali.

"Ya sudah Nak, Papah harap setelah Mamah bangun nanti, mamah bisa merubah keputusanya dan bisa menerima Ajeng dan anak anak kalian." Ucap Pak Adhi penuh harap.

"Amiiiin, semoga saja ya Pah." Sahut Damar.

***

"Assalammualaikum." Ucap Damar saat masuk ke rumahnya namun rumah sangat sepi. Damar pun memutuskan untuk langsung ke kamarnya.

Cek lek

Damar membuka pintu kamarnya pelan, takut menggangu jika Shasa dan Ajeng sudah tertidur. Damar melonggokan kepalanya ke dalam dan benar di kamar itu hanya ada Shasa yang sudah tidur lelap di tempat tidur.

Damar mendekat ke tempat tidur lalu tersenyum melihat putrinya tertidur begitu pulas di kasur yang dulu dia tempati.

"Kasihan sekali kamu Nak, kehidupan kamu dari lahir bahkan selalu saja serba kekurangan, Maafkan Ayah ya Nak, harusnya kamu hidup berkecukupan layaknya Ayah dulu, tapi Ayah janji walau kita hidup sederhana Ayah akan selalu membuat kamu bahagia dengan kesederhanaan yang kita miliki." Gumam Damar sembari mengusap lembut rambut Shasa yang tergerai di bantal.

"Oh ya, Ajeng kemana ya?" Ucapnya yang tiba tiba teringat istrinya yang tidak ada di kamar.

"Apa mungkin di kamar mandi." Tebak Damar lalu berjalan mendekati kamar mandi.

Di bukanya pintu kamar mandi namun tidak ada siapa siapa di sana.

"Ngga ada, terus kemana Ajeng." Gumam Damar yang mulai panik.

Damar berjalan keluar dari kamar untuk mencari Ajeng di tempat lain.

"Sayang.." Teriak Damar berjalan menuruni tangga. Damar terus mencari Ajeng yang entah dimana, membuat Damar begitu cemas.

Kemudian Damar mencoba mencari Ajeng di dapur, dan Damar bisa kembali bernapas lega serta tersenyum saat melihat Ajeng tengah memasak di dapur. Damar mendekat dan memeluk Ajeng dari belakang.

"Astagfirullah, Mas kamu ngagetin aja. Untung aku ngga sampe teriak Mas." Tegur Ajeng.

"Kamu bikin aku cemas sayang, dari tadi aku cari kamu taunya kamu malah ada disini." Ucap Damar menempelkan dagunya di bahu Ajeng.

"Kamu masak apa sayang?" Tanya Damar melirik ke arah panci di atas kompor yang apinya menyala.

"Aku masak Sop daging Mas, sama kawan kawanya seperti biasa." Jawab Ajeng.

"Hmmm, kenapa kamu repot repot masak sih sayang, nanti kamu capek loh." Ucap Damar.

"Lagi pengen masak aja Mas, lagian ini bentar lagi selesai kok." Ucap Ajeng lalu mencicipi Masakannya menggunakan sendok.

"Mau dong sayang cobain." Pinta Damar.

Ajeng pun segera menyendokkan kuah Sop beserta potongan daging kecil kemudian meniupnya terlebih dahulu sebelum menyuapkannya ke mulut Damar.

"Bagaimana sayang rasanya?" Tanya Ajeng setelah satu sendok Sop daging masuk ke mulut Damar.

Damar memasang ekspresi wajah datar, membuat Ajeng mengira kalau masakannya tidak enak.

"Ngga enak ya Mas?" Tanya Ajeng dengan wajah kecewanya, karena sepertinya masakannya kali ini tidak akan di makan oleh Damar.

"Iya sayang ngga enak." Ucap Damar tiba tiba membuat hati Ajeng sedikit perih saat Damar mengatakan masakannya tidak enak.

"Ngga enak soalnya cuma satu sendok, Mas kan maunya yang banyak." Ucap Damar lagi yang ternyata hanya menggoda Ajeng.

"Mas, kamu jahil banget sih." Ucap Ajeng tersenyum sembari mencubit pinggang Damar.

"Hahaha, Ampun sayang." Ucap Damar yang berpura pura kesakitan namun tetap mengukir senyum di bibirnya.

1
Yukeu Nadhira
laporkan saja si Tania biar rasa klo perlu juga si damar membenci ibu nya
Arwondo Arni
semoga Ajeng dan anak nya selamat dan Kayla juga ibunya damar dpt karmanya.
Arwondo Arni
jgn sampai niat jahat ibunya damar dan pelakor berhasil Thor kasihan istri damar dan anaknya
Arwondo Arni
jangan sampai trauma lagi semoga rencana jahat Kayla terbongkar kasihan istri damar dan anaknya
Arwondo Arni
jgn sampai rencana Kayla berhasil kasihan Ajeng menderita terus. semoga mata mertua Ajeng terbuka dgn kelakuan Kayla. Kel kecil Ajeng hidup bahagia juga rukun dgn Kel kevin
Arwondo Arni
semoga niat jahat Kayla tdk akan pernah berhasil
Arwondo Arni
semoga ibunya damar sadar bahwa Ajeng yg terbaik buat damat
Arwondo Arni
damar Lola org udah tau kesalahan ya ngak sadar dipanggil istrinya malah mikirin yg lain
Arwondo Arni
tes DNA mudah2an sasha benih suaminya bukan org yg perkosa
Anonymous
Sosuit pak Damar, suami yg baik bijk pnuh cinta dan kasih sayg👍👍👍❤️❤️❤️
Anindya Nur Rahma
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!