NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua Di Dunia Crossover

Kehidupan Kedua Di Dunia Crossover

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Menjadi NPC / Naruto / Anime / Harem
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aga A. Aditama

Awalnya, aku kira dunia baruku, adalah tempat yang biasa-biasa saja. karena baik 15 tahun hidupku, tidak ada hal aneh yang terjadi dan aku hidup biasa-biasa saja.

Tapi, Setelah Keluarga baruku pindah ke Jepang. Entah kenapa, aku akhirnya bertemu pecinta oppai di samping rumahku, seorang berambut pirang mirip ninja tertentu, seorang pecinta coffe maxxx dengan mata ikan tertentu, dan seorang maniak SCP berkacamata tertentu.

Dan entah kenapa, aku merasa kehidupan damaiku selama 15 tahun ini akan hilang cepat atau lambat.












Karya dalam Crossover saat ini : [To Love Ru], [Highschool DXD], [Dandadan], [Oregairu], [Naruto], [Nisekoi]

Jika kalian ingin menambah karakter dari anime tertentu, silahkan beri komentar..


Terimakasih...


* Disclaimer *

[*] Selain OC, karakter dan gambar yang digunakan dalam Fanfic ini bukan milik saya, melainkan milik penulis asli, dan pihak yang bersangkutan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aga A. Aditama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Takdir - Bagian 2

Sebagai seorang tuan rumah, sudah sepantasnya aku menjamu tamuku, jadi aku memutuskan untuk membuat sarapan sederhana untuk mereka.

Sekalian menyiapkan bekal makan siang untukku, Chitoge serta Tsugumi. Tentunya, tidak lupa aku juga menyiapkan makan siang untuk para tamu yang kelelahan.

Berbekal keahlian memasak yang telah aku asah sejak kecil, aku hampir memiliki semua keahlian memasak hidangan dari seluruh dunia. Di tambah dengan ingatan Emiya Shirou, aku memiliki keahlian memasak setingkat MasterChef. (Shirou ahli dalam hidangan jepang dan Prancis, dan seperti yang terlihat di anime, makanan buatan Shirou pasti sempurna dan enak, jadi Kenma juga mewarisi sentuhan kulinernya.)

Jadi, setelah aku menyelesaikan aktivitas olahraga di pagi hari, dan bertemu Ayase di halaman belakang rumah. Aku segera pergi ke dapur dan segera memasak untuk para tamu.

Dengan sup miso, onigiri serta omrice telur dadar. Aku segera menyiapkan piring dan peralatan makan untuk sarapan.

Sebenarnya aku ingin membangunkan Lala untuk ikut sarapan, namun melihatnya masih terlelap dalam tidurnya, aku memilih untuk membiarkannya tidur dan kembali ke meja makan untuk sarapan.

Namun sudah ada orang lain yang duduk di ruang makan.

"Selamat pagi, Ayase-san," kataku sambil menarik kursi dan duduk di atasnya.

Ayase memandangku dengan pandangan lelah namun tulus, lalu menjawab, "Pagi... Apakah Kirisaki-san yang membuat ini semua?" Ucapnya menunjuk hidangan di atas meja.

Aku tersenyum dan mengangguk sebagai balasannya. “Benar, silahkan dicoba. Aku juga sudah memasak untuk makan siang, dan menaruhnya di kulkas."

Ayase melihat bolak-balik antara makanan di meja, dan aku yang sudah memakan onigiri buatanku.

“Ada apa?" Tanyaku penasaran dengan tingkahnya. “Aku terkejut... Aku tidak menduga kamu bisa memasak, terlebih masakanmu terlihat enak."

Aku tidak tahu apakah itu pujian atau sindiran, namun aku hanya terkekeh geli mendengarnya. "Oh, terima kasih? Aku hidup sendiri, jadi keterampilan memasak harus aku kuasai, bukan? Dan yang lebih penting, ayo cepat makan. Kamu lapar, bukan?"

Mungkin merasa ucapannya sedikit lancang, pipi Ayase sedikit memerah. Namun dia mencoba menyembunyikan rasa malunya, saat cepat-cepat memakan sarapannya.

Dan reaksinya yang tiba-tiba terbelalak tidak percaya, saat memakan omrice buatanku cukup enak untuk dilihat.

Aku tidak pernah bosan saat melihat reaksi terkejut, dari mereka yang baru pertama kalinya memakan masakanku. Aku sudah terbiasa melihat reaksi mereka, namun terkadang rasa bangga masih terus datang, bahkan jika hal itu terjadi sepuluh kali dalam setahun.

Mungkin terpengaruh ego Emiya Shirou, aku memiliki kebanggaan aneh dalam keahlian memasak. Walaupun aku tahu jika keahlianku terkesan curang, karena keterampilan bawaan Emiya Shirou.

‘‘Siapa yang tidak merasa bangga saat kerja keras mereka di hargai, kan?’’ Ucapku dalam hati dengan perasaan campur aduk.

...****************...

Sambil sarapan, kami mulai berbincang dengan perlahan tentang kondisi malam tadi. Aku bertanya, "Eh, bagaimana menurutmu? Kalau Okarun masih belum sadar, apa rencanamu?"

Ayase menghela napas berat. "Kalau dia tidak segera membaik, aku akan membawanya ke rumah sakit. Kondisinya kelihatan parah, dan aku tidak ingin mengambil risiko."

Aku mengangguk, memahami keputusannya. Dan melihat di balik kata-katanya yang tenang, aku bisa merasakan kekhawatiran yang ia coba sembunyikan. "Ya, itu yang terbaik. Semalam itu... sungguh banyak hal yang terjadi."

Selepas mengatakan itu, keheningan canggung menyelimuti meja makan. Meskipun aku merasa Ayase seorang ekstrover, jelas karena efek kejadian semalam dan fakta bahwa hubungan kami lebih seperti orang asing. Ayase dan aku benar-benar tidak tahu bagaimana menghubungkan percakapan diantara kami berdua.

Cukup tidak nyaman dengan suasananya, aku cepat-cepat menghabiskan sarapanku. Dan segera membereskan piring dan cangkir sambil menatap Ayase yang masih termenung sesaat.

Saat aku beranjak pergi, Ayase yang pikirannya sedang kacau tiba-tiba berbicara. “Terimakasih... Jika kamu tidak ada di sana saat itu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi." Ayase tiba-tiba menundukkan kepala, menunjukkan rasa terimakasihnya padaku.

Melihat sikapnya, aku menggaruk bagian belakang kepalaku dengan canggung. “Aku tidak berbuat banyak saat itu, jika kamu ingin mengucapkan terimakasih. Sebaiknya simpan untuk Okarun yang benar-benar berjuang tadi malam."

Tidak ingin mendengar bantahan lain, aku cepat-cepat menambahkan. “Terlebih aku datang karena temanku juga diculik. Aku tidak secara langsung ingin menyelamatkanmu, jadi simpan rasa terimakasihmu."

Tanpa menunggu balasannya, aku segera pergi ke dapur dan melihat matahari makin meninggi. Aku bersiap untuk berangkat sekolah.

Walaupun mengalami peristiwa naik turun tadi malam, aku yang memiliki janji untuk menjaga nilai di sekolah sebagai syarat tinggal sendiri. Membuatku tidak bisa bolos kelas, takut dengan panggilan telepon tiba-tiba dari Amerika.

Setelah selesai mencuci muka dan mengenakan seragam sekolah cadangan di kamar mandi (yang biasa ada di kamar, namun ada alien merah muda tertentu.), aku segera bersiap untuk berangkat sekolah.

Saat aku hendak pergi, aku melirik ke ruang makan dan melihat Ayase masih duduk termenung di sudut ruangan. Aku pun mendekatinya untuk mengucapkan selamat tinggal. Namun, tepat ketika ia melihatku mengenakan seragam, wajahnya berubah kaget seketika.

"Kirisaki-san...?" bisiknya, hampir tak percaya. "Kau... kau sekolah di Sainan Academy?"

Aku menatapnya, terkejut sejenak. "Apa maksudmu? Maksudmu... kau juga di Academy Sainan?" tanyaku heran.

Ayase mengangguk pelan. "Iya. Dan... Okarun juga satu sekolah denganku, dia juga tahun pertama sepertiku. Kamu juga, kan?"

Aku teringat di hari pertamaku, aku pernah mendengar nama Takakura Ken—saat absensi kelas. Ternyata, Okarun adalah dia. Ironis sekali, ya? Aku yang terlibat dalam pertarungan malam tadi, dan tiba-tiba mendapati bahwa kita semua adalah bagian dari satu sekolah yang sama. Aku merasa seakan-akan dunia kecilku mendadak membesar dengan segala keanehan ini.

"Iyah... Aku tahun pertama. Dan baru pindah sekolah kemarin, sepertinya kita akan menjadi teman sekolah untuk dua tahun kedepan, Ayase-san! Tolong jaga aku!"

“Ah... Tolong jaga aku juga, kirisaki-kun."

Mungkin karena tahu bila aku tidak akan menjadi orang asing lagi setelah hari ini, Ayase mengubah caranya memanggilku.

“Kalau begitu, aku berangkat dulu, Ayase-san. Tolong jaga rumah saat aku tidak ada."

Setelah saling berpandangan dengan campuran rasa heran dan geli, aku pamit untuk benar-benar berangkat ke sekolah.

“Ah... Iya, hati-hati di jalan, kirisaki-kun."

Ayase berbicara sopan, yang aku balas senyum saat berjalan keluar rumah.

Namun, baru beberapa langkah aku keluar rumah dan menutup pintu, telepon di saku jaketku berbunyi. Aku membuka layar dan melihat nama Chitoge Kirisaki—saudara kembarku.

"Halo?" kataku, mencoba terdengar santai.

"Kenma! Di mana kau sekarang?" suara Chitoge terdengar agak mendesak, namun dengan nada khas yang selalu membuatku tersenyum.

Aku menjawab, "Aku sedang dalam perjalanan ke sekolah, Nee-chan. Kenapa? Ada apa?"

"Aku akan jemput kau dengan mobil. Ada keadaan darurat!" teriaknya sambil membuat suara dramatis yang seolah-olah menandakan sesuatu yang penting sedang terjadi.

Awalnya, aku merasa enggan. Aku memang tidak terlalu ingin menarik perhatian, apalagi dengan kehadiran mobil mewah keluarga Kirisaki yang selalu mencolok. Namun, setelah mendengar nada desakan Chitoge, aku menghela napas dan berkata, "Baiklah, aku tunggu kau di depan pintu rumahku. Tapi jangan buat aku menunggu terlalu lama, ya!"

Tak lama kemudian, di luar rumah, aku melihat mobil hitam mengkilap berhenti di depan. Dari dalam mobil, muncul sosok Chitoge yang selalu ceria dengan rambut pirang dan pita merah khasnya, diikuti oleh Tsugumi yang tampak santai namun sigap. Aku tersenyum melihat mereka, meskipun ada sedikit keheranan dalam perasaanku.

"Kenma, ayo naik. Kita harus segera pergi, ada yang harus dibicarakan," ujar Chitoge sambil membuka pintu mobil dengan gaya khasnya yang dramatis. Dengan Tsugumi duduk di bagian depan, di samping sopir pribadi papa.

Kami pun melaju bersama di jalanan yang mulai ramai oleh kendaraan. Suasana dalam mobil terasa campur aduk antara canggung dan tegang, terutama ketika Chitoge menatapku tajam dan mulai berbicara mendesak. “Kenma, apakah kamu tahu jika Claude dan gang Beehive sedang berselisih dengan Yakuza setempat?"

Aku sedikit terkejut saat mendengarnya, sambil berteriak dalam hati bahwa plot cerita Nisekoi akhirnya dimulai, namun aku tidak bisa mengatakannya pada Chitoge, dan hanya mengangguk mendengar perkataannya. "Iya, aku dengar kabar bahwa gang Beehive dan klan Shuei-Gumi mulai berselisih. Tapi tenang saja, Chitoge. Papa pasti sudah memikirkan jalan keluar," kataku bohong dengan nada tenang, berusaha meyakinkan sekaligus mencoba membuat suasana menjadi lebih ringan.

Chitoge mengerutkan alis sejenak, tampak ragu. "Tapi... ini bisa jadi besar, Kenma. Aku tidak ingin ada pertumpahan darah karena perselisihan bodoh ini, aku takut jika masalah ini akan merembet sampai ke wilayah sekolah, Kenma."

Aku tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. "Yah, tenang saja, Nee-chan. Walaupun Claude suka berlebihan, dia tidak suka menumpahkan darah yang tidak perlu. Juga karena keluarga kita pendatang, mereka pasti akan menahan diri, bukan?

Entah kenapa di akhir kalimat malah jadi pertanyaan, aku sebenarnya juga tidak yakin dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Sudah banyak perbedaan yang terjadi di dunia ini, jadi keyakinan bahwa masalah ini akan berakhir sama seperti kanon tidak bisa aku jadikan jaminan.

Merasakan aku juga tidak yakin dengan pernyataanku, Chitoge semakin panik membuatku harus berusaha menenangkan dirinya sepanjang perjalanan.

Tak terasa, kami sudah dekat dengan lokasi Sainan Academy, membuatku meminta mobil untuk berhenti, dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.

Melihat gerbang sekolah yang tinggi menjulang, bergaya klasik dengan sentuhan modern, tampak berdiri megah di bawah sinar matahari pagi. Suasana hatiku sedikit membaik setelah aktivitas malam dan kejutan di pagi hari ini.

Namun entah kenapa, saat melihat gerbang itu membuatku teringat tentang pengakuan Raynare kemarin. Awalnya aku berharap jika Raynare akan menggunakan sihir ingatannya, untuk menghapus momen memalukan tersebut. Namun sepertinya harapanku sia-sia, saat aku merasakan banyak tatapan jatuh di belakang punggungku.

Bahkan Chitoge dan Tsugumi yang berjalan di sampingku juga merasakan tatapan itu, membuat mereka saling berbisik. “Ada apa? Apakah kita terlihat aneh, Tsugumi?"

“Tidak juga, Ojou. Aku tidak tahu alasannya, tapi nanti akan aku coba selidiki."

Mendengar bisikan di antara mereka, aku ingin mengatakan ‘jangan'. Namun aku mengurungkan niatku, dan memilih untuk diam.

Tahu bahkan jika aku mencoba menutup-nutupi insiden tersebut, mereka juga nantinya akan tahu. Aku sangat yakin dengan hal tersebut, sebagaimana banyaknya tatapan yang aku terima sekarang.

Berjalan di gedung sekolah, dan berpisah dari Tsugumi yang berbeda kelas. Aku dan Chitoge melangkah memasuki ruang kelas 1-C, dan langsung mendapatkan tatapan terkonsentrasi pada kemunculan kami, lebih tepatnya aku.

Para siswi perempuan terlihat berbisik-bisik di antara mereka, namun juga terdapat beberapa siswi yang nampaknya acuh.

Dan tentu saja, tatapan itu tidak ada apa-apanya jika di bandingkan para siswa semua laki-laki di kelas, yang nampaknya ingin melumatku saat bertemu pandang denganku.

Aku berjalan masuk dengan langkah tenang, mencoba mengabaikan semua tatapan, dan menenangkan diri di tengah keramaian kelas yang penuh warna dan keanehan.

Namun....

“Kirisaki-kun, bisa minta waktunya sebentar?"

Seorang siswi SMA yang tampil dengan kesan lembut dan pendiam. Ia memiliki rambut berwarna coklat kehitaman yang mencapai atau sedikit di bawah bahu, serta mata berwarna biru kehijauan yang menonjol dengan kesan ekspresif namun lembut.

Selain seragam Sainan Academy yang biasa tanpa jaket—yang diganti dengan cardigan berwarna pink, dan rok panjang bukan rok pendek siswi pada umumnya.

Yang paling khas, ia selalu menampilkan pita di rambutnya, yang menjadi ciri khas penampilannya, menambah nuansa feminin serta keanggunan yang natural.

Sosok itu adalah Tohsaka Sakura, seorang yang memiliki popularitas tersendiri di angkatan tahun pertama. Dan juga seorang yang aku curigai sebagai bagian dari dunia supernatural. Sekarang tiba-tiba datang padaku, membuat seisi kelas yang awalnya sudah berisik makin gaduh.

Dengan bisikan keras yang mayoritasnya mengatakan. “Pengakuan cinta, yang lain?"

Aku merasa di aniaya secara halus saat ini, sial...

1
Aisyah Suyuti
menarik
Yuri~©•©
leren bet Thor
btw Lala siapa ya🗿
°Itsuuki°~°Kun°
well played👍
°Itsuuki°~°Kun°
semakin jauh lah dari hidup damai 🗿
A.K.A
akhirnya ada yang paham /Smile//Smile/
A.K.A: Tunggu aja kejutannya di bab-bab di masa depan.... terimakasih!!/Grin//Grin/
°Itsuuki°~°Kun°: apakah nanti se op lucy kh yang sampe bisa telekinesis. 🤔
total 2 replies
°Itsuuki°~°Kun°
lanjut thorrr 👍

gk sabar liat semua makhluk terkuat nya saling muncul, mulai dari hantu yang skala planet, orang tua nya Lala , sama dewa nya dxd 🤣
°Itsuuki°~°Kun°: fiks sih bakal GG bet kalau ortu nya Lala yg skala universe, hantu yang skala planet, sama dewa dxd ketemu 🤣
A.K.A: tunggu aja kelanjutannya whahaha..../Scream//Scream/
total 2 replies
°Itsuuki°~°Kun°
100% mah op parah 🗿

jadi kayak lucy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!