Ketika mimpi berubah menjadi petunjuk samar, Nadira mulai merasakan keanehan yang mengintai dalam kehidupannya. Dengan rahasia kelam yang perlahan terkuak, ia terjerat dalam pusaran kejadian-kejadian mengerikan.
Namun, di balik setiap kejaran dan bayang-bayang gelap, tersimpan rahasia yang lebih dalam dari sekadar mimpi buruk—sebuah misteri yang akan mengubah hidupnya selamanya. Bisakah ia mengungkap arti dari semua ini? Atau, akankah ia menjadi bagian dari kegelapan yang mengejarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veluna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
buku aneh
-
Setelah menenangkan sophia yang masih terlihat sangat cemas, Maya membantunya menuju tempat tidur. Dengan lembut, Maya memastikan Sophia bisa beristirahat. Tidak lama setelah itu, sophia mulai tertidur, diikuti oleh Maya yang akhirnya juga terlelap di sampingnya.
Sophia POV
Aku terbangun dengan kepala yang terasa berat. Saat mataku terbuka sepenuhnya, aku melihat Maya masih tertidur di sampingku. Dia tampak tenang, meskipun aku tahu perasaan cemas pasti masih membekas dalam dirinya. Aku menghela napas panjang, mencoba mengingat semua kejadian tadi.
Pikiranku penuh dengan pertanyaan—tentang suara-suara itu, dan tentang perasaan aneh yang terus menggangguku. Tapi aku tidak tahu harus bertanya kepada siapa.
Saat aku sedang melamun, suara mobil dari luar membuatku tersadar. Aku melirik jam dinding. Sudah jam 4 sore. Sepertinya keluargaku yang lain baru pulang dari rumah Tante Rina. Mendengar nama itu membuat dadaku terasa sesak. Tante Rina baru saja meninggal beberapa hari yang lalu, dan itu masih sulit untuk diterima. Namun, aku sudah bertekad untuk tidak larut dalam kesedihan lagi.
Aku turun ke bawah dan melihat ibu, kakak, serta adikku masuk ke kamar masing-masing tanpa banyak bicara. Mungkin mereka lelah setelah perjalanan panjang. Aku pun langsung menuju dapur untuk memasak makan malam. Memasak selalu menjadi cara bagiku untuk menenangkan pikiran.
Saat aku sedang sibuk dengan alat masak, sebuah suara mengejutkanku dari belakang. "Masak apa, Nad? Ada yang bisa gue bantu nggak?" tanya Maya dengan suara pelan, tetapi cukup membuatku hampir menjatuhkan panci.
Aku menoleh dan tersenyum kecil. "Nggak ada sih. Ini juga udah selesai."
Setelah semuanya selesai, aku menyajikan makanan di meja makan. Aku dan Maya pun makan bersama. Ibu dan kakakku bilang mereka masih kenyang, jadi akan makan nanti saja. Setelah selesai makan, Maya berpamitan untuk pulang.
"Adik gue lagi sendirian di rumah, gue lupa tadi," katanya sambil tersenyum minta maaf.
Aku mengangguk. "Nggak apa-apa, gue juga udah nggak sendirian lagi karena keluarga gue udah pulang."
Aku mengantar Maya sampai ke depan rumah."besok Lo harus ceritain semuanya sama gue". Katanya sebelum pergi, aku hanya mengangguk mengiyakan permintaannya.
Setelah dia pergi, aku kembali masuk dan langsung ke kamar.
Setelah mandi dan bersiap-siap, aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota sore itu. Ada satu buku yang aku pinjam beberapa waktu lalu, dan sudah waktunya aku mengembalikannya.
Skipp ke perpustakaan
Aku sudah sampai di perpustakaan kota dan langsung menuju meja pengembalian. Setelah menyerahkan buku, aku teringat dengan sebuah buku yang waktu itu aku lihat di lantai tiga. Buku itu menarik perhatianku, tetapi saat itu aku tidak punya waktu untuk meminjamnya.
Tanpa ragu, aku menaiki tangga menuju lantai tiga. Lantai ini selalu terasa sunyi, tetapi entah kenapa, ada sesuatu yang berbeda hari ini. Suasana di lantai tiga terasa lebih dingin, dari kemarin seolah-olah udara di sini tidak sama dengan lantai lain. Aku mengabaikan perasaan itu dan langsung mencari rak tempat buku itu berada.
Setelah beberapa menit mencari, aku menemukannya. Sebuah buku tua dengan sampul berwarna merah kusam. Buku tanpa judul dan hanya ada simbol aneh berbentuk pusaran diatasnya.
Aku memegang buku itu dengan hati-hati. Saat jemariku menyentuhnya, ada sensasi aneh—seperti arus listrik yang sangat halus, tetapi cukup untuk membuatku bergidik. Aku tidak bisa menjelaskan apa yang aku rasakan, tetapi keinginan untuk membaca buku ini semakin kuat.
Aku membawa buku itu ke meja peminjaman. Petugas perpustakaan melirik buku itu dengan raut wajah yang sulit ditebak. "Buku ini jarang sekali dipinjam," katanya pelan sambil mencatat dataku. "Hati-hati, ya."
Agak aneh rasanya kenapa harus hati hati saat meminjam buku ini,
Aku tidak tahu apa maksudnya, tetapi aku hanya mengangguk. Mungkin buku ini langka dan harganya mahal makanya dia bilang begitu. Setelah menyelesaikan proses peminjaman, aku bergegas pulang.
Author POV
Di perjalanan pulang, Sophia merasa ada sesuatu yang mengikutinya. Setiap kali dia menoleh, tidak ada siapa pun. Namun, perasaan itu tidak hilang. Dia mempercepat langkahnya, mencoba mengabaikan pikiran aneh yang mulai menghantuinya.
Sesampainya di rumah, sophia masuk ke kamar dan meletakkan buku itu di meja belajarnya. Malam itu, meskipun tubuhnya lelah, dia tidak bisa langsung tidur. Buku itu seperti memanggilnya. Akhirnya, dia duduk di meja, menyalakan lampu kecil, dan mulai membuka halaman pertama.
Saat membuka halaman pertama Sophia masih belum menemukan tulisan apapun sama seperti saat dia pertama kali membukanya dulu. Diikuti dengan halaman ke 2,3,4 dan seterusnya.
Sophia mengambil kaca pembesar karena mungkin saja tulisannya kecil jadi tidak terlihat dengan mata biasa kan, tetapi hasilnya masih sama .
Kosong.
Berbagai cara ia lakukan tapi buku itu masih belum menunjukkan tulisannya, sampai akhirnya Sophia menyerah.
Tak berselang lama pulpen Sophia terjatuh, saat dia akan mengambilnya tak sengaja dia menyenggol gelas air nya, dan gelas itupun tumpah hingga mengenai buku tsb.
Tapi hal mengejutkan terjadi tiba tiba di lembar pertama yang terkena tumpahan tadi, muncul tulisan.
..."Yang mencari pintu, harus siap menghadapi bayangan."...
Setelah membaca itu..
Sophia menumpahkan air disisi lain dan dilembar berikutnya, namun tak ada hasil, hanya lembar kosong, apa maksudnya ini ?.
------。♡ see you
mampir juga dikerya ku ya jika berkenan/Smile//Pray/