Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara berubah?
"Mon kok kamu pulang gak bil-"
Langkah Lily seketika terhenti ketika melihat bukan sahabatnya yang saat ini menata sarapan di meja makan,tetapi seorang pria dengan tubuh tinggi tegap dengan kaos dan celana training miliknya.
Bara yang tadinya serius menata sarapan di meja makan menoleh ke arah Lily,"Selamat pagi,aku sudah menyiapkan sarapan"ucapnya dengan nadanya yang khas datar dan dingin namun kali ini sedikit senyum di bibirnya.
"Apa aku sedang bermimpi?"
Lily memukul wajahnya hingga Ia merasakan sakit,saat itulah Ia sadar kalau itu bukan mimpi bahkan Ia menjadi ingat semua kejadian semalam.
"Kenapa kau masih di sini?kenapa tidak pergi saja!"ucapnya dengan nada sedikit membentak karna marah hingga tatapnya menipis.
"Jika kau tidak pulang bersama ku ke mansion maka aku tidak akan pulang.Mama akan sangat kecewa pada ku jika aku pulang tanpa membawa mu",jawab Bara dengan raut wajah datar tanpa beban sembari menyiapkan sarapan.
"Aku sudah bilang aku tidak pulang, karna kau setuju atau tidak aku akan kembali mengajukan surat perceraian lagi tidak peduli kau seberpengaruh apa hingga bisa dengan mudahnya dan tanpa prosedur apapun menarik kembali surat pengajuan cerai yang ku berikan!"
"Kau tidak akan bisa melakukannya"jawab Bara santai seakan tak menganggap serius ucapan Lily.
Hal itu membuat Lily menjadi marah dan kesal,"Aku akan meminta bantuan papa dan kak Leo"jawabnya telak hingga membuat Bara yang tadinya terlihat sama sekali tidak terganggu seketika menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap Liliana dengan tatapan serius dan tajam.
"Kau benar-benar ingin bercerai dengan ku?"
"Memangnya kau pikir aku bercanda?"tanyanya balik.
"Jika kita bercerai maka selamanya kita tidak akan bisa bersama lagi",Bara ingin menguji Lily akan keseriusannya yang ingin bercerai, entah kenapa Ia masih merasa kalau Lily melakukannya karna ingin menarik perhatiannya dan mencoba tarik ulur,tapi melihat keseriusan Lily Ia ragu akan keyakinannya.
Liliana tampak kebingungan dengan sikap dan ucapan Bara yang tidak masuk akal."Tentu saja itu yang ku inginkan, memangnya ada orang yang sudah bercerai masih bersama lagi?"
Bara memejamkan matanya saat merasakan sesuatu yang sakit di dalam dadanya,"Tidak,aku tidak akan melepaskan mu sebelum waktunya tiba"
Setelah itu Bara tiba-tiba berbalik pergi meninggalkan apartemen itu, padahal beberapa saat yang lalu Ia berisi keras tidak akan pergi.Ia juga pergi dengan ekspresi marah dan tidak senang sangat jarang Bara menunjukkan ekspresi itu karna Ia yang tidak mudah di provokasi.
"Aneh"
Gumam Lily,ada perasaan lega di hatinya akhirnya Bara pergi meninggalkan apartemennya, namun ada perasaan sakit juga tapi Ia yakin memang itulah yang terbaik untuk mereka,Ia kembali teringat dengan ucapan Bara beberapa saat lalu yang tidak akan menceraikannya sebelum waktunya tiba."Ya sudahlah, kontrak juga tidak lama lagi berakhir maka aku akan mengikuti ucapannya saja untuk terakhir kalinya"ucapnya dalam hati dengan tersenyum getir.
Pada saat itu tatapannya teralihkan ke meja makan,dimana sudah di tata makanan di sana dengan rapi hatinya tiba-tiba merasakan sesak."Kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini?"
***
Sementara itu Bara pergi meninggalkan apartemen Lily karna rasanya Ia tidak sanggup hanya untuk terus membahas perceraian,Ia tidak ingin Lily terus menerus membahas perceraian mereka.
"Sebenarnya ada apa dengan ku,kenapa aku merasa tidak rela begini jadinya? seharusnya aku senang setelah akhirnya kami bisa bercerai", gumamnya menatap lurus ke depan hingga tidak fokus menyetir,Ia bahkan lupa kalau seharusnya Ia pulang ke mansion dengan membawa Lily.
Saat itu ponselnya tiba-tiba berdering,ketika melihat yang menelfon adalah Laura Ia sama sekali tidak tertarik untuk mengangkatnya,Ia melemparkannya asal ke kursi samping dan membiarkannya terus berdering.
Padahal semalam mereka bertengkar,tapi Laura langsung menelfonnya memang seperti itulah selalu jika mereka bertengkar maka Laura yang duluan menelfonnya dan meminta maaf.
***
Sementara itu Monika baru saja pulang bekerja dan langsung ke apartemen Lily,melihat ada makanan di atas meja membuatnya langsung duduk dan menyantapnya dengan sangat menikmati.
"Wah enak sekali,kenapa aku baru tau Lily sepandai ini memasak"ucapnya dengan terus menyantap.
Liliana keluar dengan pakaian yang sudah rapi,Ia terkejut melihat Monika yang sudah ada di rumahnya dan menghabiskan semua makanan di atas meja yang tadi di siapkan Bara.
"Kapan kau kembali?"
"Barusan,masakan mu enak sekali, kebetulan dari semalam aku belum makan jadi kebablasan ngabisin hehe",Monika tertawa cengengesan dengan bersandar memegang perutnya karena begitu kelaparan.
"Gak apa-apa"
Tadinya ada perasaan ingin mencoba masakan Bara tapi sekarang sahabatnya itu sudah menghabiskan semua hanya tersisa soup di sana."Oh Iya hari ini aku mungkin tidak kembali karna aku mungkin akan menginap di mansion Bara.
"Pasti gak enakkan sama Tante Rosa kan"
"Iya kata Bara semalam dia terus mencari ku"
"Aku bilang juga apa,ya udah sana cepetan sebelum Tante Rosa nekat nyari sendiri",Monika memang dekat dengan mama Bara karna sebagai teman dekatnya Lily sehingga mereka dengan sngat mudah akrab.
"
🤭🤔 di lanjut ya Thor 🙏
lanjut Thor 💪😘🤗
harusnya kamu bilang pertemuan mu dengan laura