Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Tidak Tahu Suamiku Sakit Keras
Orang akan berkuasa dan bisa melakukan apapun jika punya uang.
Kenan memiliki semuanya, kekuasaan, harta dan jabatan baru di rumah sakit. Itu sebabnya ia melakukan segalanya dengan sesukanya, saat Sean terbaring koma di ranjang rumah sakit ia melakukan hal yang kejam.
"Menikahlah denganku, aku akan menyelamatkan Sean. "
Mendengar hal itu Zara terdiam seperti patung, bagaimana mungkin ia diceraikan sama pria lain? Saat suami yang ia cintai koma
“Jangan lakukan itu,” ucap Zara dengan panik.
“Ingat, tadi malam kamu sudah setuju, apa perlu aku memutar videonya,” ancam Kenan lagi.
"Itu terlalu kejam Kenan, dia masih belum sadar dan kamu merampas istrinya. "
Dengan wajah mengeras Kenan mendekat, "apa kamu ingat? Dia yang datang merebutmu dariku. Tiga tahun yang lalu kita sudah bertunangan, tapi dia membawa kabur dirimu. "
"Kita tidak pernah bertunangan di masa lalu Kenan. Kamu memaksa memakai cincin di jariku dan aku tidak menginginkannya. Kamu tukang paksa. "
Kenan layak mendapat julukan iblis yang tidak punya perasaan, " Sttt... Kamu hanya milikku, baik dulu maupun sekarang, titik. " Kenan menempelkan satu jemari di bibirnya.
Kenan tidak memberi waktu untuk Zara membela diri ataupun berpikir.
“Tapi tidak sekarang , setidaknya biarkan aku mengurus suamiku dulu.”
“Mantan suami. Aku sudah membayar orang untuk mengurusnya, bersiaplah untuk pernikahan kita.”
‘Pernikahan …? Menikah dengan dia?’ Bola mata Zara membesar menatap Kenan.
“Menikah denganmu?”
Kenan tersenyum kecut, ia menduga kalau wanita itu akan menyesali ucapanya. Zara tidak ada niat sedikitpun untuk menikah dengan Kenan. Malam itu ia hanya asal bicara karena ia dalam keadaan panik. Zara sangat mencintai Sean suaminya, ia tidak ada niat sedikitpun meninggalkan pria malang itu, walau Sean tidak koma selamanya Zara sudah bertekad akan mengurusnya, bukan menceraikannya seperti yang diinginkan Kenan.
“Apa kamu menyesal mengucapkannya?”
“Pak Kenan, begini …. Kamu boleh pakai tubuhku kapanpun kamu mau, tapi kita tidak boleh menikah.”
“Aku sudah menebaknya. Sama seperti tiga tahun yang lalu. Tiga tahun yang lalu kita sudah bertunangan dan kamu setuju akan menikah. Namun kamu menolak lamaranku dan kamu menikah dengan orang lain. Zara … aku bukan Kenan yang seperti dulu lagi, ingat itu.”
Kenan yang sekarang bos besar yang memiliki harta dan aset dimana-mana. Semua berawal dari Seorang bos mafia yang sudah tua meninggal dan seluruh harta dan kekuasaannya di berikan pada Kenan. Ibu sebabnya uang tidak jadi masalah baginya, hal pertama yang ia inginkan dalam hidupnya saat ini , ingin mendapatkan Zara di sisi, rasa amarahnya pada ayah dan abang Zara masih membekas.
“Aku tidak ingin menikah denganmu. Aku ingin menggurus suamiku.”
“Mantan suami Zara, jangan terlalu sedih, lelaki itu juga akan meninggalkan dunia ini selamanya.”
Pak!
Satu tamparan mendarat di wajah Kenan ini tamparan kedua yang ia hadiahi pada Kenan, “jaga ucapanmu, Aku, suamiku dan anakku akan bersama lagi.”
Kenan menggerakkan pipi yang ditampar Zara, “Aku senang mendengar semangatmu. Jika saatnya sudah tiba dan kamu butuh sandaran untuk menangis. Aku siap menampung.”
“Aku tidak akan melakukan itu. Sean akan kembali pulih,” ujar Zara sembari mengusap air matanya.
“Aku menunggumu di rumahku. Datanglahlah tepat waktu, karena kamu punya janji denganku. Kamu akan memuaskanku malam ini, kita lakukan beberapa kali lagi sebelum kita menikah,” bisik lelaki itu sembari berjalan meninggalkan Zara.
Zara masih berdiri dengan tubuh bergetar antara marah, sedih, tidak berdaya bergabung jadi satu. Setelah menenangkan diri beberapa menit ia kembali ke kamar Sean. Menatap dalam wajah lelaki yang berbaring tidak berdaya di sana, berjalan perlahan dan ia duduk lunglai di samping sang suami.
“Sean, sepertinya aku telah melakukan kesalahan besar. Harusnya kita tetap di Jerman tidak usah kembali ke Indonesia.” Zara menenggelamkan wajahnya di samping Sean, ia menceritakan semuanya di samping lelaki yang saat itu sedang koma.
Saat sedang curhat di samping Sean, seorang dokter laki-laki datang.
“Selamat pagi Bu. Apa ibu wali pasien ini?’
Zara buru-buru mengusap air di pipinya dan berdiri, “iya Dok, saya istrinya.”
Zara tidak tahu apa yang terjadi, tetapi suster yang datang bersama dokter terlihat kaget, saat Zara menyebut dirinya istri Sean, suster melihat catatan medis Sean.
“Kita perlu bicara mengenai penyakit pasien.”
Dahi Nyra berkedut dalam, “luka suami saya memang parah Dok, kita akan melakukan operasi lanjutan.”
“Itulah yang kita akan bicarakan, mari ikut keruangan saya.”
Zara berjalan mengikuti ke ruangan dokter, tiba di ruangan lelaki itu menyerahkan sebuah gambar CT Scan kepala pada Zara. Dokter cantik itu menatap dengan wajah serius, lalu menatap dokter tua itu dengan wajah bingung.
“Apa selama ini Anda tidak tahu kalau suamimu sakit?”
Dengan tangan bergetar ia menggeleng, “dia tidak pernah mau mengatakan apa-apa padaku, Dok.”
“Mungkin dia tidak ingin istrinya khawatir.”
“Itu artinya suami saya sudah tahu kalau dia sakit?” tanya Zara dengan suara bergetar.
“Iya, itu sudah pasti. Setelah saya teliti Tumor itu sudah ada sejak lama, mungkin lima tahun yang lalu, hanya saja ia rutin meminum obat untuk mencegah pertumbuhannya.”
Mendengar suaminya menderita kanker otak selama ini, Zara merasa seakan pindah ke dunia lain, ia merasa tubuhnya di alam lain di introgasi para malaikat maut di ruangan yang gelap dan penghuninya hanya dirinya . Tubuhnya membeku. Bagaimana mungkin ia tidak tahu lelaki yang menikah dengannya tiga tahun yang lalu ternyata sakit. Bagaimana mungkin ia tidak tahu, padahal dirinya seorang dokter. Zara baru ingat Sean sering mengalami sakit kepala dan ia selalu mengatakan itu karena efek pekerjaan. Saat Zara meminta menambah momongan Sean selalu menolak ia berjalan putra semata wayang mereka sudah cukup untuknya. Sean begitu sayang padanya dan putranya baik pada orang tua Zara.
“Bu, Bu. Apa mendengar saya.” Dokter itu menyentuh lengan Zara membantunya keluar dari lamunannya.
“Lalu bagaimana sekarang, Dok?”
“Tumor itu sudah menyebar keseluruh otak tidak banyak yang bisa kita lakukan. Operasi tidak akan berguna lagi, kecelakaan yang dialami menyebabkan benturan di kepala. Dia tidak bisa diselamatkan lagi.”
Bagai disambar petir disiang bolong mendengar pernyataan sang dokter. Zara menangis sesak rasa rasanya kehilangan orang tercinta , baru kemarin sore mereka bercanda bercengkrama bersama.
*
Ternyata setelah diselidiki dari kamera CCTV dan kamera dalam mobil. Penyakit Sean kambuh saat ia menyetir, lalu minum obat miliknya. Efek obat membuat dirinya mengantuk tetapi memaksakan tetap menyetir di perempatan jalan sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menghantam sisi mobil Sean mobil hitam itu terlempar ke arah depan dan berguling sampai ke jurang.
Bersambung.