Anak Rahasia Sang Ceo

5 Tahun Berlalu.....

Di sebuah bandara internasional tampak begitu ramai, banyak para turis maupun penumpang lokal yang baru saja mendarat. Seorang perempuan dengan celana chino serta kaos polos pendeknya ditambah ransel yang ia gendong membuka kacamatanya menatap kedepan lebih tepatnya melihat kearah ruang terbuka di depannya. Sudah lima tahun berlalu ia akhirnya bisa menghirup udara yang dulu.

“rasanya aku rindu sekali dengan suasana disini” gumamnya dia langsung berjalan hendak keluar tetapi karena dia yang tengah mengenakan kacamatanya lagi membuatnya tak sadar kalau didepannya lewat seorang pria. Alhasil tabrakan antar keduanya tak terindahkan..hal itu membuat sang perempuan sedikit terdorong kebelakang dan koper sang pria terlepas dari tangan pria tersebut.

“Maaf aku tidak sengaja,” ucap perempuan tersebut.

Pria yang ia tabrak itu cukup terburu-buru, dia mengambil kopernya dengan cepat.

“Iya tidak pa-pa” jawabnya tanpa melihat kearah orang yang telah menabraknya dia langsung pergi begitu saja karena dia sudah terlambat.

Perempuan itu terpaku ditempat saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya, suara yang lima tahun ini tidak ia dengar. Dia menoleh sekilas melihat pria itu yang sudah berjalan jauh.

“Michel..” panggilan seseorang mengalihkan pandangannya. Dia langsung melihat kedepan dimana seorang perempuan tengah melambaikan tangan disebelah mobil yang sudah terparkir didepan pintu keluar bandara.

Ya, perempuan itu Michel yang tak lain adalah Naina. Sudah lima tahun Naina menjadi Michel dan perempuan yang ada di depannya itu merupakan kekasih dari Mark.

“Selena,.” Ucap Michel.

“Sedang apa kau berdiam saja disitu, ayo buruan” ucap Selena.

“Iya sebentar,” Michel segera bergegas menghampiri Selena yang sudah menunggunya tersebut.

Di lain sisi, Gibran yang tadinya buru-buru karena takut tertinggal pesawat langsung terdiam saat dia menyadari suara siapa yang dia dengar tadi.

“Naina..” gumam Gibran saat menyadari suara tadi. Dia yang sudah melangkah jauh langsung menoleh kebelakang perempuan yang sempat bertabrakan dengan dia tadi sudah tak ada.

“Kenapa suara perempuan tadi seperti suara Naina” bingungnya lagi, tapi suara speaker mengalihkannya dia langsung buru-buru masuk kedalam sebelum ia benar-benar tertinggal pesawat. Hari ini dia ada meeting di Amerika dan sialnya semalam dia mimpi bertemu lagi dengan Naina membuat dia menikmati mimpi itu hingga tak mendengar suara alarmnya.

.................................

“Seharusnya kamu bujuk kak Mark agar mau ke Indonesia, dia manja banget kalau nggak kamu bujuk Selena” ucap Michel membuka suaranya sambil melihat kearah perempuan yang tengah mengemudi disebelahnya.

“Biarkan saja, aku tidak perduli. Dia sudah dewasa kenapa aku harus membujuknya, dia yang salah masa aku yang harus mengalah” balas Selena sambil mengemudikan mobil miliknya.

“Iih, jangan gitulah kakak ipar. Hemmm, jangan ngambek dengan kakakku dong, bujuk dia ya agar mau kesini” Michel merengkuh manja lengan Selena.

“Siapa yang kakak iparmu, aku bukan kakak iparmu. Minggir jangan ganggu aku..aku sedang menyetir. Kau tidak mau kan kalau kita berdua kenapa-kenapa”

“Ya kamu kak Selena, kamu kan kekasih kak Mark jadi yang kakak iparku dong. Ayo dong jangan ngambekan terus...aku yang susah kalau kalian berdua ribut” Michel memasang wajah cemberutnya.

“Ya kamu bilang sama kakakmu itu, jangan banyak mengatur dirimu. Aku melihatmu banyak diatur oleh dia rasanya aku kesal”

“Kan aku yang diatur kenapa kamu yang marah” pungkas Michel.

“Ya aku marahlah, adikku yang jiwa bebas ini di atur-atur oleh orang” ucap Selena sambil memegang lembut dagu Michel.

“Kak Selena memang yang terbaik,..” ucap Michel sambil memeluk Selena.

“Michel, Michel lepas aku masih nyetir ini”

“Iya,..”

“Jadi apa alasanmu ke Indonesia?” tanya Selena.

“Jangan bilang kau sengaja kesini ingin bertemu denganku, agar Mark menyusulmu dan dia bertemu denganku kan” tebak Selena.

“Yups tepat sekali, aku memang sengaja kesini agar kak Mark menyusulku dan bertemu kamu”

“Terus anak-anakmu bagaimana? Kau tinggalkan begitu saja. kau gila Michel”

“Ya nggaklah, mereka sama mama sama papa dan tentu juga dengan kak Mark. Dia yang melarangku pergi dan menahan anakku kalau aku tetap pergi. Dia pikir aku tidak berani pergi karena meninggalkan kedua anakku, ya jelas aku berani dong kan ada papa yang selalu mendukungku” jelas Michel.

“Kau memang perempuan tergila yang aku temui Michel” ucap Selena tak habis pikir dengan adik kekasihnya itu yang super bar-bar.

“Siapa dulu Michel,”

“Apa alasanmu belum menikah dengan kakakku?” tanya Michel pada Selena.

“Tanya saja ke kakakmu kenapa dia belum melamarku juga” jawab Selena.

“Percuma aku tanya orang itu, nggak ada jawaban” sungut Michel.

“Apalagi aku, kakakmu itu aneh tapi aku cinta” ucap Selena.

“Cie-cie hemm, cinta nih” goda Michel.

“Apa sih, sudah jangan ganggu aku. kau tidur sana kalau capek nanti aku bangunkan kalau sampai di rumahku” pungkas Selena menyuruh Michel untuk tidur saja.

“Siap,” ucap Michel sambil memberi hormat pada Selena. Keduanya langsung tertawa dengan hal konyol itu.

....................................

Gibran duduk sambil melihat kearah jendela pesawat, waktu berjalan begitu cepat tak terasa dia mampu bertahan lima tahun ini dalam penyesalan.

Dia tiba-tiba saja merasakan cubitan kecil di tangannya membuat dia langsung menoleh untuk melihat siapa yang mencubit dirinya. Dan saat ia lihat seorang anak kecil tengah memegangi tangannya sambil mencubiti tangannya.

Saat Gibran menoleh anak kecil itu malah tersenyum membuat Gibran menaikkan alisnya tak mengerti.

“Upss maaf tuan, anak saya memang suka nyubit orang” ucap sang ibu yang datang menghampiri anak itu. ibu itu duduk di belakang Gibran.

“Nggak pa-pa bu, saya tidak masalah kok” senyum ramah Gibran.

“Ayo sayang jangan ganggu omnya, kamu ngapain disini” ucap ibu itu dan langsung menggendong anaknya.

“Umur berapa anaknya bu?” tanya Gibran.

“Tiga tahun”

“Oh,” jawab Gibran terlihat sedih.

“Ini Om ada permen buat kamu” ucap Gibran lagi sambil membuka tas kecil yang ia taruh disebelahnya dan dia mengeluarkan permen lolipop lalu ia memberikan kepada bocah tersebut.

“Bilang apa sayang” ucap sang ibu saat sang anak sudah menerima permen itu.

“Maacih Om” ucap bocah itu sambil tersenyum girang.

“Sama-sama” balas Gibran, dia mengusap singkat kepala bocah tersebut sebelum bocah itu di bawa pergi ibunya untuk duduk kembali di kursi belakang.

Gibran lalu membuka dompetnya, dia menatap foto USG Naina dulu yang masih dia simpan hingga saat ini. bahkan foto hasil USG itu ia perkecil dan ia masukkan kedalam dompet miliknya.

“Andai kamu dan mamamu masih ada di dunia ini, mungkin kau bakal selucu itu kan sayang”ucap Gibran sambil mengusap foto itu penuh penyesalan. Andai ia bisa memutar waktu tidak akan pernah ia sakiti Naina dan mungkin mereka sudah membesarkan anak bersama saat ini.

°°°

T.B.C