NovelToon NovelToon
CEO Dingin Itu Suamiku

CEO Dingin Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:52.5k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

“Damian, ah, jangan...”
"Itu geli, jangan seperti itu."
Arissa berdiri di depan ruangan kantor direktur Miracle group, dia mendengar suara Damian suaminya yang sedang bermesraan dengan wanita lain di dalam ruangan itu, suara manja wanita yang tengah bersama dengan suaminya itu seperti belati tajam yang menghujam jantungnya.
“Nyonya, direktur sekarang sedang sibuk, nanti akan saya sampaikan jika nyonya datang mengunjunginya...” Asisten pribadi Damian, Remi dengan wajah canggung dan penuh simpati menatap Arissa.


"Damian apa yang kamu...." Belum sempat Arissa menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bekap oleh bibir Damian.
Ciuman Damian kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Seperti hendak menelan Arissa bulat-bulat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 13

“Menurutmu keadaanku saat ini seperti sedang tidak apa-apa? Apa matamu itu masih normal? Apa kamu benar melihat jika aku tidak apa-apa?" Damian menatap dengan tatapan sayu.

"Kepalaku terasa pusing dan berat. Seperti akan pecah. Bukankah aku seperti ini karena mu?"

Mendengar ucapan Damian, Arissa tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, dia tidak lagi menolak permintaan Damian untuk di antar pulang.

"Tapi saya tidak tahu alamat rumah kamu." Kata Arissa, itu hanya alasan yang dia berikan agar Damian membatalkan untuk diantar pulang.

"Aku tidak mati, aku masih bisa bicara dan menunjukkan arah padamu." Kata Damian membuat Arissa kini putus asa. Sepertinya memang dia harus mengantar Damian pulang.

"Damian, kita harus lewat mana lagi?" Tanya Arissa. Namun, ketika Arissa menoleh dari kursi kemudi ke sebelah. Terlihat Damian menutup matanya.

"Apa dia tidur?" Arissa menepikan dan berhenti.

"Damian?" Panggil Arissa, namun tidak ada respon dari Damian.

Arissa seketika menjadi panik. Apakah mungkin Damian mati?

Arissa mendekatkan jari tangannya tepat di depan hidung Damian untuk mengecek pernafasan pria itu.

Arissa bernafas lega setelah mendapati Damian masih mengeluarkan nafas yang hangat, yang artinya pria itu masih hidup.

Mungkin dia hanya pinsan saja.

Arissa bingung, harus dia bawa kemana Damian.

Arissa tampak berpikir sejenak. Sampai dia mengacak-acak rambutnya. Memang harusnya dia tak ikut campur lagi dengan urusan Damian.

Di tengah kekalutannya. Arissa ingat satu tempat.

Rumah yang di jadikan papa Richard pada mereka sebagai hadiah pernikahan.

Hanya tempat itu yang terpikirkan oleh Arissa.

Arissa tidak berani membawanya Damian pulang ke rumah papa Richard. Takut ayah mertuanya itu akan marah, dan akan tahu apa yang terjadi pada mereka berdua.

Ya, Arissa memutuskan untuk membawa Damai ke rumah itu, karna untuk kembali ke hotel lagi tidak mungkin. Lagi Arissa mengkhawatirkan keadaan Damian saat ini.

Arissa menghentikan mobil tepat di gerbang rumah tempat yang dia tinggali selama 3 tahun ini.

Arissa turun dan membuka pintu gerbang lalu membawa mobil masuk ke dalam.

"Damian kita sudah sampai." Kata Arissa mencoba membangunkan Damian.

Damian mengangkat alisnya, memaksa untuk membuka mata melihat tempat itu, dia merasa begitu asing, tapi dalam otaknya masih ada sedikit ingatan, tempat ini adalah rumah yang disiapkan oleh orang tuanya untuk perayaan pernikahannya dengan wanita murahan itu.

Hanya saja dia tidak pernah pulang ke rumah itu, karena, perempuan murahan itu tinggal di rumah itu. Dia tidak Sudi tinggal seatap dengan perempuan yang di bencinya itu.

Tidak tahu apa yang sedang di pikirkannya, tapi, terlihat sorot mata Damian terlihat begitu kelam.

"Bawa aku masuk..." Damian dengan sikap bossynya mengulurkan tangannya pada Arissa.

Arissa ingin menolak untuk membantu, tapi melihat wajah Damian yang begitu pucat, di dalam hatinya, dia merasa tidak tenang.

Sudah, sudah, membantu orang sudah seharusnya, dia hanya perlu membantu sampai akhir, jangan setengah-setengah. Dan, setelah itu dia tidak ingin dan tidak akan berurusan lagi dengannya.

Dengan pemikiran itu, Arissa memapah Damian keluar dari dalam mobil.

Berat sekali! Hardik Arissa dalam hati.

Laki-laki ini kelihatannya saja kurus, namun, tidak dia sangka ternyata beratnya seperti batu yang begitu besar, tubuhnya yang menopang Damian begitu berat hingga kesusahan bernafas.

Arissa menggertakan giginya, memapahnya sampai di pintu. dalam hati berpikir untuk bisa secepatnya melepaskan tubuh berat itu.

Dengan tidak sabaran, Arissa memasukkan kata sandi di kunci otomatis itu.

Keduanya belum sepenuhnya masuk, Damian langsung menarik pergelangan tangan Arissa, Lalu pintu rumah tertutup kembali.

Saat Arissa tersadar, dia baru menyadari kalau dirinya saat ini berada di antara kedua lengan Damian, pria itu memberikan tatapan ngerinya.

"Kamu...Kamu mau apa?” Arissa melihat kedua Damian yang begitu tajam seperti elang langsung, seketika Arissa langsung merinding.

"Katakan! Kenapa kamu bisa tahu password pintu rumah ini?!" Damian bertanya dengan memicingkan mata.

Arissa langsung terserang panik, matilah, matilah!

Dia harus bagaimana? Kenapa dia bisa melakukan kesalahan sefatal itu?

Bagaimana ini?

Mungkinkah dirinya yang sebenarnya akan segera diketahui oleh Damian?

Tidak boleh!

Dia tidak akan membiarkan itu terjadi!

Dia masih ingin hidup!

Otak Arissa berputar dengan cepat,

"Di... Di dalam mobil tadi, kamu yang memberitahuku. Apa kamu lupa? Kamu menyebutkan password pintunya." Arissa berdoa di dalam hatinya Damian akan percaya dengan apa yang dia katakan.

"Oh begitu ya?" Arissa bersyukur karena sepertinya Damian percaya.

"Lalu bagaimana dengan alamatnya? Bagaimana kamu bisa tahu alamat rumah ini? Dan, Jangan bilang aku aku juga yang memberitahumu, karena aku merasa tidak pernah menyebutkan alamat rumah ini." Kata Damian membuat Arissa kembali gugup setelah sebentar tadi dia sempat bernafas lega.

“Aku...” Arissa terbata-bata, begitu gugup dan seluruh tubuhnya penuh dengan keringat dingin.

"Ada sesuatu yang kamu sembunyikan?!" Damian menatap tajam Arissa seperti elang yang ingin mengait mangsanya. Benar, Arissa kini seperti anak ayam yang ketakutan di bawa terbang elang kejam.

"Aku... Aku memangnya... ada sesuatu yang aku disembunyikan darimu.”

"Sepertinya aku tidak bisa lagi menyembunyikan darimu.." Arissa tertawa garing. Bulu matanya yang lentik tidak berhenti bergetar.

Dia takut kalau Damian akan menyadari sesuatu yang tidak beres tentangnya. Dan, berbohong adalah satu-satunya cara ingin membantu dan menyelamatkan dirinya.

"Aku bisa tahu semua ini karena aku pernah menyelidikimu..." Ujar Arissa akhirnya.

"Menyelidiki ku?" Damian mengecilkan matanya, bibirnya tersemat senyuman yang jahat, dia mengulurkan tangan meraih dagu Arissa, memaksanya untuk menatapnya.

"Arissa, kamu dari awal sudah menyukaiku kan?"

Mendengar itu, ekspresi wajah Arissa langsung mengeras lalu menepis tangan Damian.

"Kamu terlalu pede, aku tidak menyukaimu, aku menyelidikimu karena kamu adalah saingan perusahaan kami, aku tentu saja harus mengetahui latar belakangmu." Ujar Arissa.

Arissa tidak tahu apakah alasan ini bisa diterima oleh Damian atau tidak, di dalam hatinya, Arissa merasa takut. Arissa mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk membuat wajahnya terlihat begitu setenang mungkin di tengah kegugupan dan ketakutannya.

Damian merendahkan badannya, mendekati wajah Arissa, seperti sedang melihat apakah dia berbohong atau tidak, hidung di antara mereka berdua hampir bersentuhan, nafas keduanya juga saling bertabrakan.

Jantung Arissa semakin berdegup kencang.

Tolong jangan curiga, tolong jangan curiga! Mohon Arissa dalam hatinya.

Damian bisa mendengar detak jantung Arissa yang begitu kencang. Leher panjangnya yang putih mulai memerah, bola matanya yang gelap tersirat rasa takut.

"Minggir! Aku mau pulang!" Hanya itu cara agar dia bisa pergi dari tempat itu, dari hadapan pria itu.

"Malam ini tinggal disini, Aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Jadi temani kau."

...****************...

Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.

1
Karin Iza
👍🏻
Mar lina
sabar...
kita ikuti
ceritanya thor
apakah dirimu lagi sibuk?
semoga author sehat " ya
🙏🙏🙏
di tunggu up nya...
Sh
Author kemana 1 minggu ini ? ditunggu updatenya tiap hari...semoga hanya kesibukan bukan lagi sakit...sehat selalu ya Author Maple
Sh
daripada dicium Damian mending coum duluan..bisa di pipi lagi...eh ternyata dicium Damian dengan panas juga...Enak di Damian ini....
Maria Mariati
hehhhh kapan itu kebuka Meraka berdua bosan ink nunggu nya
Asyatun 1
lanjut
partini
is ok muter muter aja dulu yg sweet
Maria Mariati
aku juga gedek Ama kalian berdua ,si Arisa masa ga engeh sih kalo si Damian usah tahu,dah lah thorr bikin Damian ngejar2 Arisa biar, Arisa tmbah gedek tapi makin sayang 😂😂😂
Sri Rahayu
lagi thor
partini
tambah nekat pastinya,,semoga bang Dami selalu waspada klw bininya dlm bahaya
Asyatun 1
lanjut
partini
oh my baru baca dah habisss panjang dikit lagi atuh Thor
kaki novel
/Drool/seru
Fina
double up untuk hari ini thor
Mar lina
bikin Arisa & Damain
bersatu lagi thor
bikin sebucin bucinnya
mereka ber 2
lanjut thor ceritanya
Maria Mariati: satukan mereka thorr,buat Damian ngaku
total 1 replies
partini
👍👍👍👍
Ddek Aish
ayo Damian mau bilang apa istrikah atau kekasih
partini
kenapa mirip RCTI Thor
Yunita aristya
lanjut
partini
bilang ga yah kalau itu istrinya
semoga iya biar terkejut
Maria Mariati: capek dah kucing2 an Mulu si Arisa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!