Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu dan seorang pilot playboy yang saling jatuh cinta. Pertemuan pertama mereka terjadi di dalam pesawat, ketika sang pilot memenuhi permintaan sepupunya untuk mengajak seorang gadis lugu, ke kokpit pesawat dan menunjukkan betapa indahnya dunia dari ketinggian, serta meyakinkannya untuk tidak merasa cemas. Tanpa diduga, pertemuan ini justru menjadi awal dari kisah mereka yang dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RUDW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Bulan Kemudian
Dua bulan kemudian
Akhirnya, dengan berat hati, keluarga Wilson membiarkan Clarissa tinggal di mess.
"Aku akan sering ke sini," ucap Mirabella, usai membantu Clarissa membereskan kamar barunya.
"Ingat kata dokter, meskipun kondisimu sudah membaik, jangan terlalu lelah," tambahnya, terdengar seperti seorang ibu yang protektif.
Clarissa tersenyum, merasa hangat oleh perhatian sahabatnya. "Iya, Mira. Aku akan menjaga diri. Terima kasih."
Hari-hari berlalu dengan baik. Sesekali, Clarissa tetap berkunjung ke rumah keluarga Wilson.
Namun, ada sesuatu yang terus mengusik pikirannya. Entah kenapa, tiba-tiba dia teringat Xander. Sudah tiga bulan sejak terakhir kali mereka bertemu—saat pria itu menemaninya di rumah sakit.
Sore itu, dalam perjalanan pulang dari kantor, Clarissa tak sengaja mendengar percakapan beberapa orang yang menyebut nama Xander.
"Hei, kamu tahu? Tuan muda Xander sekarang punya pacar."
"Iya, aku lihat beritanya di TV semalam. Pacarnya cantik, seorang pramugari."
"Mereka pasangan serasi."
Clarissa tidak bermaksud menguping. Namun, mereka berdiri tepat di sampingnya, di halte bus dekat kantor.
"Maksud kalian, Xander sepupu Tuan Jonathan?" tanya seorang perempuan. Teman-temannya langsung mengangguk.
Dugaan Clarissa semakin kuat. Xander yang mereka bicarakan adalah orang yang sama.
Mencoba mengabaikan pembicaraan itu, dia segera naik bus. Mess tidak terlalu jauh dari kantor, hanya sekitar sepuluh menit perjalanan.
Malam harinya, setelah mandi, dia keluar untuk membeli bahan makanan. Persediaan di kulkas sudah habis.
Supermarket tidak jauh, cukup ditempuh dengan berjalan kaki. Begitu sampai , dia langsung masuk. Sambil mendorong troli, Clarissa memilih sayuran dan lauk.
Kalau ada yang mengira, sekarang Clarissa bebas mau ngapain saja, tentu jawabannya tidak. Karena, sebelum pergi, dia sempat mengirim pesan ke Mirabella agar tidak khawatir jika nanti datang ke mess dan tidak menemukannya. Gadis itu, hampir tiap hari mengunjunginya.
Saat ini, Clarissa sedang memilih daging giling segar. Karena esok hari libur. Dia berencana membuat spageti. Namun, ketika berbalik, tanpa sengaja trolinya menabrak seorang wanita dan kini mengerang pelan.
"Maaf, saya tidak sengaja. Anda baik-baik saja?" tanyanya panik.
Wanita itu berdiri, wajahnya berkerut menahan nyeri. Namun, sorot matanya tajam. Tetapi, Clarissa seperti terpaku. Bukan karena takut, namun terpesona. Wanita itu tinggi, langsing, dengan kulit eksotis dan wajah cantik bak model.
"Kamu tidak lihat saya kesakitan? Kalau ini meninggalkan bekas, siapa yang akan bertanggung jawab?" bentaknya
Teguran kasar itu membuyarkan kekaguman Clarissa. Dia benar-benar tidak menduga akan mengalami kejadian seperti ini.
" Maaf, tapi saya benar-benar tidak sengaja " ucapnya jujur. Wanita itu menatap Clarissa sinis.
"Tidak sengaja kamu bilang, lihat! lututku sampai merah begini"
Clarissa melirik kearah yang ditunjuk wanita tadi. Tidak ada yang terluka parah. Tapi kok wanita ini mengamuk sekali.
"Apa yang terjadi, Clarissa?"
Suara Claire mendadak terdengar. Entah dari mana, tapi, artis cantik itu kini berdiri di samping Clarissa.
"Kak Claire," sapa Clarissa kaget.
"Ada apa?" Claire kembali bertanya, nadanya penuh selidik.
"Tadi aku tidak sengaja menabrak Ms. ini dengan troli, lututnya sedikit kemerahan."
Claire menatap wanita di hadapannya dari ujung kepala hingga kaki. Tidak ada luka atau memar, hanya sedikit kemerahan.
Dengan nada tenang, dia berkata, "Nona, saya melihat tidak ada cedera serius. Namun, jika Anda ingin memastikan, saya bisa mengantar ke dokter. Saya yakin Adik saya tidak sengaja melakukannya."
Mendengar itu, wanita tersebut tampak terkejut. "Adik?" tanyanya, lebih fokus pada satu kata dalam kalimat Claire.
"Ya, dia adik saya. Jadi, bagaimana? Mau ke rumah sakit?"
Wanita itu langsung menggeleng buru-buru. "Tidak perlu. Saya baik-baik saja. Permisi." Dengan gugup, dia bergegas pergi.
Setelah wanita itu menghilang, Clarissa menoleh ke Claire. "Maaf membuat kakak terlibat. Dan terima kasih."
Claire tersenyum. "Tidak masalah. Kamu baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja. Sekali lagi, terima kasih."
"Sama-sama. Ayo, kita lanjut belanja."
Akhirnya, mereka memilih berbelanja bersama. Namun, Clarissa sadar, sejak tadi beberapa orang mencuri pandang dan berbisik-bisik melihat mereka.
Claire, artis papan atas, sedang berbelanja dengan seseorang yang baru saja disebutnya sebagai adik.
Sadar akan kegelisahan Clarissa, Claire berbisik, "Abaikan saja."
Clarissa mengangguk, meski dalam hati belum sepenuhnya nyaman dengan tatapan orang-orang di sekitar.