NovelToon NovelToon
You Are Mine

You Are Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Pernikahan rahasia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lunavery

Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.

Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29 : Bertemu di lintasan

Davin masuk ke dalam ruangan kantor Aland. Dirinya memberikan map kepada Aland yang saat itu sedang sibuk dengan berkas lainnya.

“Ini semua yang anda minta Pak. Latar belakang dan apa saja tentang Geovani Dewangga.”

Aland lalu mengambilnya dan membuka map tersebut. Mata tajamnya menelisik sambil membaca deretan huruf serta beberapa gambar yang berisi informasi tentang Geo.

Hingga ke akhir Aland tersenyum tipis dan menutup map itu. Davin yang sedari tadi menunggu terlihat takut saat Aland sedang membaca apa yang telah dia dapatkan.

“Kenapa anda tersenyum seperti itu pak?” tanya Davin bingung.

“Aku sudah memiliki rencana untuk pria pengecut itu. Kirimkan pesan anonim kepada Geo untuk bertemu di X dan siapkan uang 100 juta cash malam ini juga.” Ucap Aland.

Davin mengangguk dan keluar dari ruangan.

‘Sepertinya akan ada pertandingan seru.’ batin Davin.

****

Sera melirik jam di tangannya. Menunggu sang kakek yang mengajaknya untuk liburan.

Semalam Sera menyetujuinya dan Hatta sendiri yang akan menemani liburannya.

Yang anehnya Hatta meminta untuk tidak memberitahu Nadin kemana mereka akan pergi. Sepertinya Hatta mengajak ke tempat yang menjadi kesukaan Sera tapi tidak di sukai Nadin.

Yang lebih bingung lagi Hatta tidak menyuruhnya untuk mengepak pakaian sebagaimana liburan semestinya katanya tidak terlalu jauh.

Tak lama Hatta keluar dan mereka segera masuk ke dalam mobil lalu menuju tempat yang diminta oleh Hatta.

“Kalo sampe gak seru kakek belanjain aku sampe puas.” Sera berpura pura manja kepada Hatta.

“Tentu saja seru. Kakek tau apa yang kamu suka.

Sepertinya sudah lama sekali kamu tidak melakukannya.” Jawab Hatta sambil tertawa kecil dan mengelus puncak kepala Sera lembut.

Sera melihat ke arah jalanan. Sudah sore dan cahaya matahari senja terlihat sangat cantik namun tidak dengan hatinya yang masih meragu untuk Aland.

Hingga mereka tiba di sebuah tempat yang tidak asing bagi Sera. Wajahnya sumringah saat tau kemana sang kakek mengajaknya.

“Aku sudah bingung harus menghiburmu darimana. Yang pasti hal ini akan menjadi kesukaanmu. Buka kainnya!” Hatta menyuruh bodyguardnya membuka kain yang menutupi sesuatu.

“Wuah Kekk..” Ekspresi wajah Sera benar benar bahagia.

“Kamu menyukainya?” tanya Hatta.

Sera mengangguk dan berlari ke arah Motor Balap yang diberikan Hatta untuknya. Terakhir dirinya mengendarai motor seperti ini saat usianya belia dan Nadin tidak ingin Sera menjadi tomboy sehingga Nadin habis habisan menjauhi Sera untuk hal ini.

“Ini kuncinya.” Hatta menyerahkan sebuah kotak yang berisi kunci dan semua surat suratnya.

“Thanks Kek..” Sera memeluk Hatta dengan erat.

“Apa kamu masih bisa mengendarainya? Terakhir kali 10 tahun yang lalu bukan?” tanya Hatta.

“Aku bisa kek. Akan aku coba langsung di trek.” Jawabnya lalu menaiki motor itu dan menghidupkan mesinnya.

Suara lantang yang keras terdengar dan Sera semakin merasa bahagia. Sera memakai helm yang juga sudah diberikan oleh kakeknya dan memasuki tempat yag ternyata adalah tempat lintasan motor yang sering dijadikan untuk perlombaan.

Dari arah lainnya Davin datang dengan menenteng sebuah tas besar yang berisi uang cash 100 juta sesuai permintaan Aland.

Davin melihat seorang pria tua dan 2 orang pria berbaju hitam yang berjalan masuk untuk duduk di tribun penonton. Tak lama muncul sekelompok geng motor yang tak lain adalah Geo dan teman temannya yang menerima pesan undangan untuk beradu kecepatan.

Sedangkan di dalam, Sera mengendarai motor barunya itu dengan kecepatan tinggi. Hatta tidak khawatir karena dia yakin Sera memang bisa menggunakannya.

Hatta terlihat mengerutkan kening saat sekelompok motor juga memasuki lintasan.

“Apa akan ada pertandingan?” tanya Hatta pada anak buahnya.

“Setau saya untuk hari ini tidak ada tuan. Kemungkinan mereka adalah geng motor yang biasanya beradu dengan taruhan.” Jawab salah satu anak buahnya.

“Paris kamu turun kesana dan minta Sera untuk segera pulang. Sebaiknya anak itu tidak ikut campur masalah geng motor itu.” Jawab Hatta.

Sera terlihat sudah sampai kembali di garis start. Dan teriakan heboh menyambut dirinya yang berhenti. Sang ketua geng yag tak lain adalah Geo menunggu Sera membuka helmnya.

Teriakan semakin heboh saat mereka tau yang mengendarai motor yang di klaim adalah motor paling bagus dan cepat itu adalah wanita yang pernah beradu mulut dengan Geo.

Paris yang sudah berada di samping Sera menahan badan untuk menjaga dari Geo dkk. Lalu Paris menyampaikan pesan Hatta.

“Baiklah aku akan pulang.” Seru sera sambil melihat ke tribun penonton dimana Hatta berada.

Prok prok prok

Geo mendekati Sera, “Jadi lo yang mengirim pesan itu? Jangan jangan lo suka sama gue ya sampai segininya effort lo biar gue bisa notice lo.” Ucapnya dengan bangga.

Sera berdecih dan meminta Paris bergeser agar bisa leluasa melihat Geo.

“Gue acungin jempol ya atas kepedean lo yang tinggi tapi maaf gue gak suka cowok yang suka menebar benih ke sembarang cewek.” Jawab Sera keras.

Geo merasa tersinggung. Apakah Sera mengetahui dirinya yang senang bermain dengan wanita.

“Bukankah lo yang kirim pesan untuk mengajak gue lomba balap?”

“Sorry lo salah orang!” Sera segera memakai helmnya dan akan melaju keluar namun suara geberan motor lainnya masuk ke dalam lintasan.

Terlihat motor yang sama seperti milik Sera namun hanya berbeda warna itu berhenti di depan mereka. Sera belum tau siapa namun saat Davin ikut masuk dan berjalan ke arah mereka barulah Sera tau siapa yang memiliki motor itu.

Aland membuka helm miliknya dan Geo tersenyum sinis saat tau ternyata yang mengirimkan pesan serta menantangnya tak lain adalah teman atau lebih tepatnya adalah musuhnya sejak SMA.

Sedangkan Sera hanya diam dan tak melepas helmnya. Sepertinya dia harus segera pergi dari sini.

“Pertandingan hanya 1 putaran dan yang kalah akan memenuhi apapun permintaan sang pemenang serta mendapat uang 100 juta ini.” Ucap Davin lalu melirik ke arah Sera yang akan pergi.

“Kenapa? Lo mau ambil Bianca silahkan Al karena gue sudah punya cewek lain yang lebih cantik dari Bianca.” Geo akhirnya tau maksud Aland. Lalu Geo segera mengejar motor Sera dan cepat mencabut kuncinya.

“Breng sek!!” umpat Sera saat Geo berhasil mendapatkan kuncinya.

Aland terkejut saat mendengar suara yang sangat familiar baginya.

“Sera.” Gumam Aland turun dari motor dan mendekati Geo serta Sera.

Sera yang melihat Aland mendekat pun akhirnya melepas helmnya dan memberikan bogem mentah kepada Geo di pipinya.

“Gue gak ada urusan sama lo! Dan gue bukan cewek lo brengs ek!” Sera merebut kuncinya dan berjalan menjauh namun langkahnya kembali ditahan oleh Aland.

“Kenapa kamu bisa disini?” tanya Aland yang terlihat cemas. Yah Aland cemas Sera berada di sekitar Geo.

Sera menghentakkan tangan Aland dan menatapnya tajam. “Bukan urusan lo!”

Lagi. Saat Sera akan pergi Aland segera merebut kunci motor milik Sera. Saat akan memaki Aland ponsel Sera bergetar dan terlihat Hatta menelponnya dari tribun.

‘Apa kamu gak papa? Kenapa bisa ada Aland disana?’ suara Hatta dari seberang telpon.

Sera mengarahkan badannya ke Hatta diikui oleh Aland yang kaget karena ada Hatta disana.

‘Gak papa kek. Aku juga gak tau dia ada disini. Sebaiknya kakek duluan. Aku akan baik baik saja.’

Dari jauh Hatta memandang tajam ke arah Aland. Sedangkan Aland membalas dengan membungkuk sedikit untuk menghormati Hatta yang pergi dari sana.

“Tunggu aku disini. Aku akan menyelesaikannya dengan cepat dan aku akan kembali bersamamu.” Ucap Aland lalu melemparkan kunci motor Sera kepada Davin agar Sera tidak pergi.

Masih banyak hal yang ingin ditanyakannya namun urusannya dengan Geo saat ini lebih penting agar dirinya bisa kembali bersama Sera dan melanjutkan rencana pernikahan mereka.

“Oke gue terima tawaran lo! Tapi gue gak mau terima uang itu karena gue lebih tertarik dengan cewek yang disana.” Seru Geo yang sudah berada di atas motornya.

‘Bajingan gila’ batin Aland.

“Cukup lo tau kalau KALAH bukanlah motto hidup gue.” Aland pun bersiap dan menutup kaca helmnya.

Seorang memegang bendera di tengah bersiap memberi aba aba.

STARTTT

1
IamEsthe
Lebih belajar dialog deh. ini dibilang salah, ya enggak juga tapi kurang tepat juga
IamEsthe
sebentar, boleh tanya maksud tanda akhiran pada dialog tanda titik dan seru itu?


seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
IamEsthe: jangan dijadikan kebiasaan kalo typo. sayangkan ceritanya bagus tapi kepenulisannya tidak rapi.
Lunavery: typo nya udah jadi kebiasaan kadang lupa editnya lagi.. /Frown/ makasih komennya
total 2 replies
IamEsthe
ganti ke font Bold+italic
IamEsthe
ini bukan sinopsis, tapi lebih ke prolog. tp kalo dibilang prolog juga kurang tepat.

kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.
sonya theca
sudah mampir nihh jangan lupa mampir di karyaku yaa /Joyful//Joyful/
Leon
Bikin adem hati.
...
lanjutkan thor
...
mampir nih thor,mampir juga di karyaku yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!