"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Kerumah Purnama
Purnama yang sedang duduk santai sambil bercanda gurau bersama sang suami mendadak saja jadi terganggu, sebab para warga datang semua kerumah nya dengan tatapan yang berbeda beda. sudah jelas ada masalah yang harus ia hadapi, memang rasa nya tidak bisa bila mau santai sebentar saja dan hiatus dati dunia ghaib.
Padahal Purnama juga ingin tau rasa nya hidup santai tidak ada yang mengganggu, selama ini dia terus berurusan dengan hal ghaib yang kesana sini banyak setan nya. bila naas maka nyawa pun hampir melayang, karena Purnama hampir mati lah maka nya dia ingin istirahat walau sebentar saja dari dunia ghaib.
Nyata nya masih saja masalah terus datang dengan berbagai macam setan, soal pembunuh misterius pun sudah di kirim para member nya untuk menangani. member Purnama juga tidak bisa di anggap remeh, apa lagi Nana yang tadi malam hampir berhasil mendapatkan jubah hitam, hanya saja dia kalah licik sehingga jubah hitam bisa kabur.
Bila saja dia tidak kabur maka mungkin saja akan tertangkap tadi malam, belum lagi dengan para setan nya yang tiga butir itu. mereka sibuk terus mencari, hanya memang belum waktu nya saja bisa menemukan siapa yang sudah membuat kehebohan besar begini, perlu waktu juga untuk menyelidiki masalah tersebut.
"Ada apa Bapak Bapak ini mendatangi rumah saya?" Zidan bertanya ramah pada para warga dan juga Pak Lurah.
"Tolong jawab pertanyaan saya secara jujur, lagi pula kan sampean ini ustad! jadi saya rasa itu sudah sepatut nya Mas Zidan jujur, jangan ada yang di tutupi." Pak Lurah menekan. Kata ustad.
"Mohon maaf sebelum nya, berulang kali saya katakan bahwa saya bukan ustad! saya sudah bilang bahwa saya tidak mau di panggil ustad." Zidan menjawab tegas.
"Tidak perlu membawa gelar segala, bila ada yang mau di tanya silahkan saja!" Purnama tegas menjawab sambil menatap Pak Lurah yang ada di hadapan nya ini.
Melihat gaya Purnama yang seolah menantang diri nya, Pak Lurah agak naik darah karena dia tau Purnama tak pernah suka pada dia. sebab Purnama masih mendukung mantan lurah yang lama, maka nya Pak Lurah merasa Purnama tidak suka pada dia yang sekarang menjabat sebagai pemimpin desa di kampung yang sangat makmur ini.
"Di mana sampean tadi malam?" Pak Lurah menatap mata Purnama sehingga wanita ini langsung tau apa yang sedang dia pikirkan.
"Tentu di dalam rumah ini." jawab Purnama santai.
"Apa bukti nya bila sampean tadi malam ada di rumah?" Pak Lurah sudah seperti polisi saja.
"Periksa cctv rumah ku, maka kau tidak akan banyak bicara lagi." Purnama menyuruh mereka masuk.
"Tapi kejadian nya sangat pas, siang kami minta tolong padamu dan malam nya calon istriku di bunuh!" teriak Mus.
"Jadi kau menuduh ku karena siang kau mengemis minta tolong padaku?" Purnama mendekati Mus.
Mus tersurut mundur karena dia tak akan berani bicara langsung empat mata dengan Purnama, menatap mata nya saja dia tidak mampu. apa lagi bila sampai bicara berdua, yang ada Mus akan kencing di celana karena sangking takut nya dengan wanita cantik ini, dia berani karena sedang banyak orang saja sehingga dia merasa Purnama tak akan berani menyakiti nya.
Padahal Purnama tidak pernah pandang tempat bila mau membantai, asal kan tidak menunjukan fisik iblis nya. selagi dia membantai dengan wujud manusia, maka dia tak akan peduli di mana atau pun musuh nya sedang sama siapa. semua nya akan di libas, Mus belum tau saja ganas nya amarah Purnama.
"Ini lah buruk nya sifat manusia, kau meminta tolong seolah begitu butuh denganku! nyata nya sekarang kau curiga bahkan menuduh ku." geram Purnama.
"Kami tidak begitu, Mbak!" Angga dan Bima buka suara karena takut Purnama juga salah paham.
"Busuk sekali sifat mu, Mus! dasar tidak tau terima kasih." Arya juga datang membela Kakak nya.
"Nah ini! adik nya juga perlu di curigai, karena mereka bisa saja sekongkol." Mus berteriak menunjuk Arya.
Dieeeeeek.
"Aaaghhhk!"
Mus terpelanting sehingga membuat kaget warga yang ada di sana, dia jatuh seperti di tendang namun tidak ada yang sedang menyakiti diri nya, orang orang pun jadi heran karena Mus sangat aneh. tidak ada yang tahu bahwa pelaku nya adalah gadis cantik memakai rok mini, dia adalah dewi kucing yang terpancing emosi.
Nana menjadi sangat berang karena Mus seakan tidak tau terima kasih, tidak tau bagai mana tadi malam mereka menjaga Fira agar jangan sampai terbunuh oleh jubah hitam. walau pada akhir nya gadis calon manten itu harus mati, karena jubah hitam menggunakan kabut hitam.
"Rasakan ini!" Xiefa juga marah karena dia yang tadi malam bersama Nana.
"Toloooong, aaaahhh sakit sekali tangan ku!" pekik Mus sendirian.
"Demi untuk menuduh Purnama, dia sampai berbuat hal konyol!" celetuk Angga yang kecewa pada teman nya.
"Mus sudah lah! kenapa kau bertingkah begitu?" Bima heran sekali.
"Tolong aku, ada setan yang menyakiti aku!" teriak Mus.
"Cepat tolong dia, mungkin itu setan peliharaan nya Purnama." suruh Lubis pada Usman.
"Tidak mau! aku takut malah kena amuk nanti." Usman menolak karena dia juga takut.
Mus yabg sibuk kesakitan sendiri karena dia memang sedang di hajar oleh Nana dan Xiefa, sementara Pak Lurah sedang memeriksa cctv rumah nya Purnama tadi malam. dia mendesah kecewa karena memang Purnama hanya diam di rumah saja, bahkan dia tertidur pulas di kamar bersama sang suami tercinta.
"Mana bukti yang bisa kau bawa untuk curiga padaku?!" Purnama menatap Pak Lurah tajam.
"Aku tau sampean kehilangan anak dan rasa nya memang sangat sakit, tapi tidak bisa juga mau seenak nya menuduh orang!" Zidan sudah sakit hati pada mereka.
"Lain kali saat datang, bawakan bukti nya juga agar aku bisa kalian tangkap." Purnama tertawa sinis, sehingga menampakan taring sekilas.
"Hah!"
Pak Lurah kaget karena dia sempat melihat taring nya Purnama, bersamaan juga mata Purnama yang berkilat merah. tentu pria ini sangat takut dan tambah yakin bahwa Purnama memang pelaku nya, benar ucapan dukun itu bahwa Purnama adalah titisan iblis.
"Aku pasti akan menangkap pembunuh berantai ini." geram Pak Lurah segera keluar.
"Silahkan, aku tidak melarang mu!" jawab Purnama.
Pak Lurah keluar dari dalam rumah karena dia agak ngeri juga, memang beda aura nya Purnama. namun sampai luar malah kaget melihat Mua yang sedang kesakitan, padahal sama sekali tidak ada yang menyentuh nya.
kalau salah nuduh entar tinggal minta maaf
wkwkkwkkw...