NovelToon NovelToon
Geheugenopname : Memori

Geheugenopname : Memori

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

"3 tahun! Aku janji 3 tahun! Aku balik lagi ke sini! Kamu mau kan nunggu aku?" Dia yang pergi di semester pertama SMP.

***

Hari ini adalah tahun ke 3 yang Dani janjikan. Bodohnya aku, malah masih tetap menunggu.

"Dani sekolah di SMK UNIVERSAL."

3 tahun yang Dani janjikan, tidak ditepatinya. Dia memintaku untuk menunggu lagi hingga 8 tahun lamanya. Namun, saat pertemuan itu terjadi.

"Geheugenopname."

"Bahasa apa? Aku ga ngerti," tanyaku.

"Bahasa Belanda." Dia pergi setelah mengucapkan dua kata tersebut.

"Artinya apa?!" tanyaku lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

"Kamu itu cuma anak tukang cuci di rumah saya! Berani banget kamu pacaran sama anak saya! Berapa umur kamu?! Kamu mau hancurin masa depan anak saya? Kamu sengaja ngajak Dani pacaran biar dia ga fokus sekolah? Kamu juga ngajarin Dani buat bantah saya kayak gini?!" Teriakan itu terjadi lagi di depan mataku. Aku melihat Dani yang marah dan membanting barang-barang di rumahnya. Ibunya menyalahkanku atas kejadian itu.

"Lita! Jauhin Dani! Ibu ga punya pekerjaan lain selain nyuci baju di rumah Bu Jihan! Kita mau makan apa kalo Ibu ga kerja?!" Aku juga melihat kejadian ibu yang menangis karena khawatir kehilangan pekerjaannya.

"Aku juga mau pisah!" Kalimat yang Dani ucapkan di saat seminggu sebelum ia pindah sekolah. "Tunggu aku 3 taun lagi. Aku bakalan balik ke sini. Aku janji!"

"Sampai kita lulus SMP?" tanyaku.

"Iya! Aku bakalan sekolah SMA di sini. Kita bisa sekelas lagi."

***

Saat aku terbangun, air mataku sudah membanjir membasahi bantal. Aku kira aku ngiler, setelah melihat mataku yang membengkak, aku jadi tau penyebabnya. Ini terjadi lagi. Padahal itu tidak seberapa buruk menurut orang lain. Tapi rasa sakitnya kenapa tidak mereda. Padahal itu kejadian 4 tahun lalu.

"HP kamu kok ganti, Ta?" tanya ibu yang masuk ke kamarku.

Kulirik jam di dinding ternyata sudah jam 9 malam. Aku ketiduran jam 7 tadi.

"HP temen Lita, Bu. Namanya Arzio," jawabku.

"Loh, HP kamu mana?"

"Lita taroh di saku seragam. Pas Lita ngiket tali sepatu, HP-nya jatoh, rusak."

"Terus sekarang HP-nya mana?" tanya ibu lagi.

"Dibawa temen Lita. Dia mau benerin katanya," jawabku.

"Pasti mahal."

"Dia yang maksa mau benerin, kalo dia minta bayaran, ya Lita rusakin lagi aja. Lita ga minta dia buat benerin. Dia yang maksa.

"Ya udah, kamu makan dulu. Dari balik sekolah tadi kamu ga makan."

***

Pagi di sekolah. "Lo kenapa, Ta? Dani udah chat lo? Dia minta putus?" tanya Rani.

"Ga. Ga ada chat dari siapa-siapa," jawabku.

Kugores pena di atas kertas. Membentuk tulisan [Ardan< Arlita Dani]

Tiba-tiba Arzio mencoretnya. Mengubah tulisan itu menjadi [Zilit < Zio Lita]

"Arziooo!" pekikku memukul tangan pria itu agar melepas pena milikku.

"Ga boleh ada Ardan di bumi ini. Zilit harus nomor 1."

Rina langsung menoleh padanya. "Woi! Jorok banget mulut lo!"

"Zilit, Zio Lita," ucap Arzio lagi.

"Kirain pake S," balas Rina.

"Lo ga capek kayak gini?" tanyaku pada Arzio.

"Capek kenapa?"

"Udah hampir setaun lo kayak gini!"

"Buat kesayangan gue, kenapa gue harus capek?"

"Haduh! Gue yang capek ngeliat lo."

***

Sepulang sekolah hari ini, Satu buah notifikasi sampai ke ponsel Arzio yang kubawa. Aku biarkan saja sebab masih di dalam bus sekolah.

Sesampai di rumah, kudapati beberapa pesan belum dibaca dari nomor tidak dikenal.

Tanganku gemetar menuju kamar. Apakah itu Dani? Apakah dia mengirimiku pesan? Apakah dia benar-benar masih berusaha untuk menepati janjinya itu?

Setelah masuk kamar, kukunci rapat pintunya dan duduk di kasur sebab kakiku mendadak lemas. Dengan gemetar, kubuka pesan tersebut dan berisi ....

Dia meneleponku. Aku terdiam menatap ponsel yang berdering tersebut. Aku tak tau harus melakukan apa. Kembali terdengar panggilan itu membuat bising. Kugeser tombol hijau agar kami terhubung. Tanganku masih gemetar. Rasanya aku ingin menangis.

"Ha—halo." Aku bisa mendengar suara Dani yang gemetar. Air mataku mentes tanpa perintah. "Lita," panggilnya.

Aku tak bisa berkata-kata. Air mataku terus menetes. 4 tahun. Aku mendengar suaranya lagi setelah 4 tahun.

"Lit ...." Suara Dani tersendat.

"Ka—kamu Dani?" tanyaku menahan sesenggukan.

Dia tak memberikan jawaban. Hanya ada bunyi kresek-kresek tidak jelas. "Maaf," hanya itu yang ia ucapkan.

"Aku masih nungguin kamu kok," ucapku berusaha menahan diri.

"Maaf, Lit," ucapnya lagi.

"Maaf kenapa? Ga lama kok nunggunya. Sekarang kan kamu ada ngabarin," balasku.

"Aku ga tau ...." Bisa kudengar bahwa dia menangis. "Aku ga tau kapan bisa ketemu kamu lagi."

"Liburan sekolah, aku bisa liburan ke Tanggerang bareng temen," jawabku.

"Sekarang aku udah kelas 3. Aku bakalan sibuk buat ujian. Kamu tau sendiri mama sama papa kayak gimana. Lulus SMK nanti, aku bakalan dikirim ke Belanda buat kuliah. Jadi ... kayaknya ... kapan?" ucapnya tersendat-sendat.

"Aku bakalan tunggu lagi. Tenang aja."

"Tapi ...." Dani tak melanjutkan kalimatnya.

"Kalo bisa sih, aku nyari beasiswa ke Belanda. Biar bisa ketemu kamu," balasku.

"I love you," ucapnya pelan sambil menahan tangis.

Aku tak tahu apa yang telah terjadi pada Dani. Mungkin dia tidak tega untuk membiarkanku menunggu lagi. Tapi, jika itu yang terbaik, maka akan aku lakukan.

"Udah, jangan nangis. Masa cowok nangis," ejekku.

"Maaf," bisiknya lagi.

"I love you," balasku.

Malam itu kami tidak mengakhiri telponnya meski sudah tertidur. Sebagai pelampiasan rasa rindu. Aku juga bisa mendengar suara dengkur Dani yang tertidur dalam keadaan pilek selepas menangis tadi.

Ha ha, padahal aku yang sangat merindukannya, tapi dia malah menangis lebih dari aku. Aku tak tahan untuk pergi ke sekolah dan menceritakan semuanya pada Rina dan Liu Xian Zhing. Aku harus berterima kasih pada wanita keturunan Tionghoa itu. Ini semua berkat dirinya yang pindah ke sekolah kami.

***

Suara berisik dari ponsel membangunkanku. Rupanya Dani sudah bangun di jam 4 subuh. Aku juga mendengar bacaan sholatnya yang terdengar meski tidak terlalu kuat. Setelah dia sholat, aku mendengar dia mengaji khusus surah Al-Waqi'ah. Surah yang dulunya sering ia ceritakan padaku.

Setelah selesai mengaji, aku bisa mendengar suara lembaran kertas. Mungkin dia belajar di jam sepagi ini. Tanpa sengaja aku terbatuk. Membuatnya menyadari aku yang sudah terbangun.

"Lita," panggilnya pelan.

"Hmm," jawabku.

"Udah bangun?" tanyanya.

"Hmm," jawabku lagi.

"Ya udah tidur aja kalo masih ngantuk. Aku lanjut belajar ya?" ucapnya.

"Iya," jawabku yang tak sengaja mengeluarkan suara serak.

"I love you," ucapnya membuatku tersenyum tak keruan.

"I love you too," balasku.

***

Panggilan itu terpaksa diputus sebab Dani berangkat sekolah jam 6 pagi dan ia tak mau diketahui oleh kedua orang tuanya.

Aku menceritakan semuanya pada Rina dan Liu Xian Zhing. Arzio juga mendengarnya.

"Lo harus sleep call juga sama Lita!" ucap Rina pada Arzio.

"Dia sleep call pake HP gue. Gimana gue mau sleep call dia?" balasnya.

"Pake HP gue! Nih gue pinjemin!" Rina hendak memberikan ponselnya pada Arzio namun kembali ia masukkan dalam saku. "Ga jadi deh. HP gue banyak rahasia."

"Nyimpen bok*p kan lo?" tebak Arzio.

"Eh! Gue ga semesum lo! Bikin love name Zilit. Apaan? Kayak bahasa jawanya anu!" omel Rina.

"Serah gue lah! Nama kesayangan gue sama Lita. Kok lo yang ngatur!" balas Arzio.

"Sebagai tanda makasih gue buat lo semua. Gue bakalan traktir makan bakso di kantin!" ucapku.

"Emang lo punya duit buat bayarnya?" tanya Rina.

"Punya! Kiriman dari bapak udah nyampe kemaren! Jadi berdouble-double bahagia gue hari ini! Yok!" ajakku.

"Emang bapaknya Lita kerja di mana? Kok ada kiriman?" tanya Arzio yang terdengar di telingaku.

"Bapaknya TKI di Korea," jawab Rina.

"Bisa sih, kita bulan madunya di Korea, jadi ada bapak mertua gue di sana," balas Arzio.

"Arzio!" bentakku agar dia berhenti bertingkah seperti itu.

1
aca
bodoh lita di kasih spek perhatian keluarga perfect malah milih dani yang keluarganya nya toxic
aca
lanjut baca
aca
masuk ke tubuh lain kah dani
Tara
reinkarnasi Dani kah😱🤔👏🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!