GAIRAH SUAMI KU
"lepaskan,tolong ....jangan seperti ini pak. Saya ngak mau " teriak nadine saat dia yang baru saja memapah pria yang dia tolong,
"tolong saya,tubuh saya terasa panas " ucap pria itu,wajah nya sudah memerah dan tatapan nya penuh dengan kabut gairah.
sreeek....sreeet
Pria itu menarik kemeja yang dipakai oleh nadine,dia langsung mencium nadine dengan kasar. Nadine terus menolak ,tapi tenaga nya tak bisa menghentikan kegilaan pria itu. Dia menangis dan tetap berusaha melepaskan diri,tapi semua nya sia-sia.
"hiks...hiks...jangan pak,seminggu lagi saya menikah. Tolong jangan lakukan ini pada saya" teriak nadine,dia menangis dan memohon pada pria yang sudah menarik paksa seluruh pakaian yang dia pakai hingga kini dia sudah polos.
"saya akan bertanggung jawab,saya yang akan menikahi mu" ucap pria itu dengan suara serak nya
Malam itu,menjadi malam yang panas bagi kedua nya . Sekaligus malam yang naas,nadine hanya bisa pasrah karena memang dia sudah tak bertenaga lagi .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Terlihat wajah si pria sudah memerah,dia memejamkan mata nya sebentar dan menarik nafas nya cukup dalam. Tak lama nafas nya juga sudah mulai memburu,membuat nya merasa panik.
"Hei...hei....kau mau kemana ? " teriak pria paruh baya yang dikenal oleh Nadine.
Semua memperhatikan pria itu,dia ingin masuk kedalam mobil nya . Tapi semua orang juga menahan nya, mereka tau kalau si pria ngak baik-baik saja .
"Saya harus segera pulang ssshhhttt,tubuh saya sakit semua " jawab pria itu.
"Kau tidak bisa pergi sendirian,biarkan salah satu dari kami mengantarkan mu " ucap pria paruh baya itu.
"Dimana apartemen mu nak?" tanya pria itu lagi .
"Apartemen SS " jawab pria itu dengan pelan ,berkali-kali dia memejamkan mata nya .
"Nadine.....kau mau kemana ?" tanya pria itu yang sudah mengarahkan mata nya ke arah Nadine yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Mau pulang om" jawab Nadine dengan nada bingung nya.
Semua mata mengarah pada Nadine juga membuat Nadine merasa sedikit risih,dia memperhatikan satu persatu orang yang ada disana hingga mata nya terpaut pada kedua mata coklat milik pria tampan tadi.
"Ah....pas sekali,kau bisa mengantarkan pria ini dulu ke apartemen setelah itu kau pulang naik ojek dari depan apartemen " jelas pria itu ,seperti sebuah perintah.
"Tapi om,aku ngak mau ikut campur urusan mereka " jawab Nadine karena tatapan tajam diberikan oleh sang wanita.
"Sudah ngak ada waktu lagi,kau tidak bersama kekasih mu itu kan ? Lagian bus juga lagi rusak,mungkin besok pagi baru jalan kembali " jelas pria itu dengan pelan
Nadine mulai menimbang-nimbang,tapi dia harus cepat mengambil keputusan juga karena terlihat pria itu sudah sangat kesakitan dan tersiksa.
"Sebaiknya kau pergi dengan nya saja Nad,kasihan dia " ucap yang lainnya ,hingga akhirnya Nadine menganggukan kepala nya.
Nadine mendekati pria itu,kemudian mengambil kunci mobil nya. Menyuruh masuk pria itu untuk duduk dibelakang saja, tapi pria itu malah duduk disamping kemudi sehingga Nadine hanya bisa mengikuti nya saja.
"Masuk lah,biar aku yang bawa mobil nya " ucap Nadine dengan pelan.
"Ngak,kalian ngak boleh pergi. Aku yang harus bersama dengan tunangan ku itu,aku ngak mau sesuatu terjadi pada kalian berdua " teriak sang wanita membuat yang lain disana menahan nya .
Mobil melaju membelah jalan didepan nya, apartemen SS tak jauh dari perumahan milik kedua orang tua Nadine. Hanya saja apartemen itu lebih dulu sampai, baru perumahan Nadine.
"Terima kasih" ucap pria itu dengan pelan,nafas nya sudah semakin memburu.
"Tidak perlu,aku juga skalian mau naik ojek depan apartemen anda " jawab Nadine,dia menjalankan nya cukup cepat .
"Nadine ssshhhttt,itu nama mu ?" tanya pria itu sambil memejamkan mata nya dan menekan miliknya yang sudah berdiri dibawah sana .
"Hmmm....ya" jawab Nadine seada nya saja
"Kau pernah ke pasar tradisional ?" tanya pria itu lagi
"Ya....biasanya dengan adikku Namira " jawab Nadine dengan malas
"Akh....akhirnya sampai juga,ini kunci mobil nya. Anda bisa turun dan jalan sendiri ke dalam unit mu kan " tanya Nadine yang menatap ke arah pria itu
"Bisa tolong antarkan aku kedalam,tubuh ku lemas sekali " ucap pria itu yang masih memejamkan mata nya.
Nadine menghela nafas nya dengan kasar,dia memperhatikan sekeliling nya yang memang sudah tak ada lagi orang. Hari memang sudah cukup malam,dia pun mau tak mau mengantarkan pria itu juga.
Nadine keluar lebih dulu,kemudian membukakan pintu mobil disamping pria itu dan membantu nya untuk keluar. Memapah pria itu dengan pelan,tubuh nya terbilang besar sehingga Nadine sedikit kesulitan jika tidak memeluk pria itu dengan cukup erat .
"Hah....hah....tubuh mu besar sekali ,aku capek " ucap Nadine dengan nafas yang terengah-engah memapah pria itu.
Pria itu seolah tak perduli,dia menahan sesuatu yang entah apa menurut Nadine. Mereka memasuki lift,hanya ada mereka berdua. Terdengar nafas kedua nya semakin memburu,bukan karena mereka melakukan sesuatu yang intim didalam sana tapi karena memang Nadine kecapean menahan tubuh berotot dan besar milik pria itu sedangkan si pria entah karena apa .
Tak lama lift pun berhenti di lantai lima, mereka berdua keluar hingga sampai didepan sebuah pintu deretan kedua . Disana hanya ada Lima unit saja,sehingga Nadine bisa melihatnya dengan jelas.
Pria itu menekan password miliknya, Nadine memalingkan wajah nya karena dia tau kalau password itu bersifat rahasia. Setelah terdengar suara "Klik " ,baru Nadine menatap ke arah pria itu.
"Sudah,masuklah " ucap Nadine yang mulai melepaskan tubuh pria itu agar berjalan masuk kedalam.
Belum lagi lepaskan secara keseluruhan,tubuh pria itu seolah ingin tumbang dan segera Nadine memeluk nya kembali. Tenaga Nadine sudah tak ada lagi,dia merasa benar-benar kelelahan .
"Hah....aku antarkan kedalam dan aku ambilkan obat nya juga " ucap Nadine,ngak mungkin dia membiarkan pria itu sendirian begitu kecuali ada orang didalam nya .
"Apa ngak ada orang lain disini ?" tanya Nadine yang memperhatikan sekeliling nya.
Pintu sudah tertutup rapat,Nadine masih memapah tubuh pria itu hingga akhirnya mereka terduduk di sofa yang sangat empuk menurut Nadine.
"Dimana obatnya? akan aku ambilkan " tanya Nadine dengan pelan,dia menatap sekeliling nya lagi..
Apartemen itu terbilang cukup mahal disana ,apalagi yang berada dilantai lima ini. Hanya beberapa unit aja yang ada disini tapi terbilang cukup mewah,ada kolam renang dan seperti rumah mewah pada umum nya.
"Dikamar,di laci " jawab pria itu sambil menunjuk salah satu pintu disana.
Ruangan disana cukup luas sekali,Nadine pun beranjak dari duduk nya dan menuju kamar yang dimaksud. Dia membuka nya dan mata nya melotot juga mulut nya ternganga, ngak menyangka jika kamar apartemen itu besar dan mewah sekali.
Nadine memperhatikan seluruh nya ,kamar yang dia masuki ini sudah sebesar rumah nya . Barang nya tidak begitu banyak tapi terbilang mewah dan pasti nya mahal,Nadine mendekati meja rias yang tak jauh dari tempat tidur berukuran king size.
Menarik beberapa laci dan mencari keberadaan obat yang dimaksud ,tapi belum mendapatkan nya. Sebuah tangan sudah melingkar dia perut nya membuat Nadine terkejut dan berbalik,tatapan kedua nya sudah terkunci.
Nadine melotot dengan cukup tajam,dia berusaha melepaskan diri dari pria yang dia tolong tadi. Pria itu mendekap nya cukup erat hingga berhasil meraup bibir tipis nya.
bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘