Aulia Aisha Fahmi Merupakan sepupu Andika, mereka menjalin cinta tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Andika adalah cinta pertama Aulia dan ia begitu mencintainya. Namun, kejujuran Andika pada ayahnya untuk menikahi Aulia ditentang hingga Andika perlahan-lahan hilang tanpa kabar.
Kehilangan Andika membuat Aulia frustrasi dan mengunci hatinya untuk tidak menerima pria lain karena sakit di hatinya begitu besar pada Andika, hingga seorang pria datang memberi warna baru di kehidupan Aulia... Akankah Aulia bisa menerima pria baru itu atau masih terkurung dalam masa lalunya.
Penasaran dengan kisah selanjutnya, yuk ikuti terus setiap episode terbaru dari cerita Cinta untuk sekali lagi 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aninda Peto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 21
..."Aku akan menjalani kehidupan dengan sebaik-baik mungkin bersama cinta dan pemiliknya"...
"Dikhianati gurunya, keluarga dan desanya dibantai, di buang dari sekte, perempuan yang ia cintai dibunuh.... Sungguh kehidupanya begitu tragis" Aulia berkata lirih dengan perasaan sedih yang teramat dalam, bahkan kini matanya telah berkaca-kaca dan siap menangis. Matanya terus tertuju pada satu layar yang bergerak memperlihatkan seorang pria yang berada dalam situasi terpuruk.
Getaran tubuh tampak jelas di tubuh Aulia dan suara Isak tangis mulai keluar dari mulutnya. Hingga membuat fokus Ryan teralihkan. Pria itu sedang memasak di dapur dan fokus pada menu makanan yang sedang dikerjakannya. Namun, mendengar suara Isak tangis di belakangnya membuatnya menoleh dan mendapati Aulia sedang tersedu-sedu, ia pun menghampirinya dengan wajah panik.
"Sayang, kamu kenapa? Apa yang terjadi padamu?" Tanya Ryan dengan wajah panik, Aulia mendongak dan berdiri dari duduknya memeluk pria itu dengan tubuh bergetar karena menangis. Sungguh Ryan dibuat keheranan dan sangat khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk pada kekasihnya itu.
"Hiks, hiks, hiks... Aku tidak akan mengkhianatimu, aku akan selalu berada di sisimu. Aku tidak mau kamu menjadi MC pria yang sangat malang seperti di dong hua Purple River" Jawabnya masih memeluk erat tubuh prianya, membuat Ryan bernapas lega. Ia pun melepas pelukan dan melihat wajah Aulia yang terlihat sendu.
"Kamu, kamu membuatku takut" Ryan berkata dengan intonasi rendah serta tatapan yang terlihat khawatir. "Tenanglah, aku tidak akan bernasib seperti pria itu, jangan ulangi lagi, aku hampir jantungan karena melihatmu menangis seperti tadi" Sambungnya membuat Aulia mengangguk pelan, merasa bersalah atas tindakan konyolnya sampai-sampai membuat Ryan begitu khawatir.
"Masakannya udah jadi, kamu tunggu di sini aku akan mengambil makanannya dulu"
"Iya"
Aulia melihat punggung Ryan yang begitu kekar sedang berjalan menuju dapur, bibirnya mengembang membentuk senyuman indah dengan tatapan penuh cinta.
"Sungguh, kehidupan seperti ini yang selalu aku dambakan di setiap aku membaca dong hua ataupun novel" Aulia bergumam dan tertawa kecil. Ia melihat Ryan berjalan ke arahnya, garis wajahnya seperti seorang artis Korea dan ia baru menyadarinya.
"Wow, menu yang sangat spesial" Mata Aulia berbinar saat melihat mi yang dimasak Ryan sangat menggoda. Mi yang di campur telur rebus serta tambahan bumbu dapur lainnya dan sayur sawi membuat masakan sederhana itu tampak mewah.
"Aku seperti perempuan di drama Korea dan kamu adalah seorang Presdir yang bucin terhadap pacarnya" Celotehnya sambil menyuapi mi itu ke dalam mulutnya. Ryan duduk di hadapan Aulia tertawa geli mendengar ucapan Aulia, pemikiran perempuan di depannya itu begitu unik dan selalu ada saja imajinasi-imajinasi tentang perdrakoran.
"Aku akan menjadi pacar yang bucin jika itu membuatmu bahagia setiap saat" Aulia menggeleng menanggapi pernyataan dari Ryan membuat pria itu menaikkan alisnya tinggi tidak mengerti maksud Aulia.
"Jangan bucin, aku takut karena aku tidak mampu mengontrol hidupku maupun hidupmu... Aku takut jika kamu mencintaiku secara berlebihan dan itu akan membuatku menjadi budak cinta, apa itu tidak akan mendatangkan bencana?" Mengerucutkan bibirnya ketika mengatakan hal yang membuatnya takut, Ryan terkekeh mendengar penuturan Aulia.
"Baiklah, lakukan apa yang membuatmu bahagia, dan aku akan selalu mendukungmu" Kalimat yang sungguh manis, yang setiap saat terdengar di telinga Aulia. Perempuan itu sungguh beruntung mendapat sosok pria yang sangat pengertian. Tidak banyak pria seperti Ryan yang memiliki tingkat kepedulian, perhatian dan cinta yang sangat tinggi terhadap pasangan.
"Sikap kamu yang seperti ini, membuatku harus waspada terhadap pelakor-pelakor di luar sana" Perempuan itu mengeluarkan unek-uneknya yang ada di dalam hati dengan ekspresi kesal yang terlihat jelas dari tatapan Aulia.
"Entah itu sejuta, milyaran, bahkan triliunan perempuan yang menggodaku, tetap kamu yang hanya mampu membuatku bergairah dan mampu membuatku jatuh cinta setiap hari" Kalimat yang diutarakan Ryan mampu membuat wajah Aulia memerah. Entahlah, perempuan itu selalu melayang dan merasa malu setiap kali ungkapan cinta Ryan terlontar padanya.
"Kamu menggodaku lagi" Aulia berkata sambil memalingkan wajahnya yang sudah merah bak kepiting rebus. Sementara Ryan, semakin menggoda Aulia, pria itu sangat menyukai kekasihnya yang malu-malu di hadapannya dan itu menambah pesona kegemasan di wajah Aulia.
"Kamu cantik"
Deg
Deg
Deg
Getaran hebat terus mengguncang jantung Aulia ketika mendengar kata cantik yang terucap dari bibir Ryan. Ungkapan cantik itu membuat Aulia melayang terbang ia sampai menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu yang dirasa, padahal kata cantik itu selalu terucap setiap hari. Namun, tetap saja, kata itu selalu mampu membuat Aulia menjadi salah tingkah.
"Hahaha, Auli, Auli... Kamu yang seperti ini membuatku hampir saja khilaf... Cepatlah makan setelah ini aku akan mengantarmu pulang ke kost"
Tanpa lama-lama Aulia segera menghabiskan mi yang dimasak Ryan. Ia sebenarnya ingin berlama-lama bersama Ryan. Namun, ia tidak suka dirinya yang tidak bisa mengontrol rasa malunya apalagi wajahnya yang selalu memerah setiap kali mendengar gombalan dan kata cinta dari mulut Ryan.
Usai makan, Aulia mengangkat piringnya juga piring Ryan untuk dicuci, padahal sudah dilarang Ryan untuk tidak melakukannya tapi perempuan itu tidak peduli dan tetap mencuci piring mereka berdua.
"Aku ingin di saat kita nanti berumah tangga, kita saling meringankan beban dalam tanggung jawab kita sebagai pasangan, sebagai orang tua" Ungkap Aulia membuat Ryan mengangguk mengerti. Ryan berjalan mengekori Aulia dan berhenti di depan wastafel, perempuan itu mulai mencuci piring, sendok makan, gelas, wajan serta spatula yang dipakai Ryan saat memasak tadi.
Sementara Ryan, memeluk Aulia dari belakang dan menjatuhkan dagunya di atas pundak Aulia, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Aulia yang memiliki aroma susu.
"Jangan mengganggu, aku sedang bekerja!"
"Aku tidak mengganggu tanganmu sayang, aku hanya memelukmu... Tidak bisakah kamu membiarkan aku bersandar sejenak saja? Aku lelah dan ingin istirahat dalam pelukanmu" Ryan berujar manja membuat Aulia terdiam. Ia tak lagi mengusik Ryan dan membiarkan pria itu melakukan sesuka hatinya asal tidak melewati batas. Sebatas memeluk masih diwajarkan oleh-nya.
"Aku akan menjalani kehidupan dengan sebaik-baik mungkin bersama cinta dan pemiliknya" Bisiknya di telinga Aulia membuat perempuan itu menyunggingkan bibirnya lebar. Merekah indah di wajahnya yang rupawan, semakin berbunga-bunga hatinya mendengar kalimat penuh cinta dari prianya.
"Dan aku akan menjadi perempuan beruntung di Bumi ini yang tak akan dimiliki perempuan lain, karena kamu menghormatiku" Ungkap Aulia dengan suara lembut. Pelukan itu pun terlepas dari tubuh Aulia ketika Aulia menyelesaikan pekerjaan cuci piringnya. Dan berbalik menghadap Ryan yang menatapnya penuh cinta, lalu pria itu pun berkata.
"I love you sayang"
"I love you more"
.
.
.
.
Lanjut part 22