Aluna terpaksa harus menikahi seorang Pria dengan orientasi seksual menyimpang untuk menyelamatkan perusahaan sang Ayah. Dia di tuntut harus segera memiliki keturunan agar perjanjian itu segera selesai.
Namun berhubungan dengan orang seperti itu bukanlah hal yang mudah. Apa lagi dia harus tinggal dengan kekasih suaminya dan menjadi plakor yang sah di mata hukum dan Agama.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Baca terus ya, semoga suka! Dan maaf jika cerita ini agak kurang mengenakkan bagi sebagian orang🙏
Warning!
"Ini hanya cerita karangan semata. Tidak ada niat menyinggung pihak atau komunitas mana pun"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Skandal baru
Luna dan Jeff sampai di rumah sekitar pukul 11 malam. Kedatangan mereka di sambut tatapan sengit Dean.
“Darimana saja kau Jeff dan kenapa kau bisa bersama dengannya?!” diiringi tatapan menusuk.
“Kami tidak sengaja bertemu di jalan, aku melihat Luna berjalan-jalan sendirian, sebagai seorang Pria aku tidak mungkin membiarkannya begitu saja,” jawab Jeff dengan nada tenang.
“Oh benarkah? Kau bukan tipe orang yang akan berjalan-jalan sendirian tanpa pengawal Jeff, apa kau lupa siapa dirimu?”
Jeff tampak gelagapan, sedang Luna memilih diam dan membiarkan Jeff yang menjawab semua cecaran Dean pada mereka, toh itu masalah yang dia buat sendiri.
“Kau tahu, managermu meneleponku beberapa kali dan menanyakan tentang keberadaanmu, dia bilang kau lari dari lokasi syuting dan pergi tanpa berpamitan. Tahu kah kau, betapa aku mengkhawatirkanmu?”
Jeff kini hanya diam tak mampu membantah ucapan Dean, karena semua itu benar adanya.
“Dan kenapa kau tidak membawa ponselmu? Kemana sebenarnya kau pergi?”
“Apa ke tempat itu lagi?” lagi-lagi Jeff hanya diam, enggan menjawab pertanyaan yang Dean layangkan padanya.
“Jeff kau tahu itu sangat berbahaya, mengapa tidak kau abaikan saja orang itu. Apa kau lupa seperti apa perlakuannya dulu terhadapmu, dia membuangmu dan Ibumu kau ingat?”
“Tentu, mana mungkin aku lupa. Tapi walau bagaimanapun, dia tetap Ayahku, aku tidak bisa serta merta mengabaikannya begitu saja, karena tanpanya aku tidak akan pernah lahir ke dunia ini.” Sahutnya tenang.
Dean menghela nafas berat, “baiklah kalau begitu, tapi lain kali kabari aku kalau kau ingin pergi kesana lagi. Aku tidak ingin kau terluka atau berakhir dalam masalah.” Ujarnya.
“Oke!” Jeff tersenyum simpul.
Dean melirik Luna yang sedari tadi hanya diam dan menyimak perbincangannya dengan Jeff, “terimakasih,” ucapnya pendek.
“Hah, dia bilang apa?” tanya Luna memastikan apa yang dia dengar itu benar atau salah.
“Dean bilang terimakasih,” kekeh Jeff.
“Cih, aku sama sekali tidak mendengarnya dengan jelas. Coba kau ulangi sekali lagi,” ucapnya pura-pura.
Dean berdecak kesal namun dia tetap mengulangi kata-katanya, “terimakasih, karena kau sudah menemani Jeff.”
Luna tersenyum puas. Sedang Dean dia langsung berbalik dan berjalan menjauh.
Jeff mengikuti langkahnya, “aku yang menemaninya bukan dia yang menemaniku,” protesnya.
“Aku tahu,” jawab Dean lembut.
“Aku tahu kau tidak percaya kata-kataku,” Jeff kembali berkata.
Dean melingkarkan lengan di bahu Jeff, “aku belum meminta perhitungan padamu, seharusnya kau bersiap,” kekehnya.
“Apa?” Jeff tampak panik, dia melirik kearah Luna yang masih berdiri di tempat mengawasi keduanya.
Luna membuang muka kearah lain, kemudian beranjak pergi. Dia merasa sedikit iri pada Jeff, sikap Dean terhadapnya berbanding terbalik dengan sikapnya pada Jeff.
‘Andai itu aku, haish.’ batinnya bergumam.
***
Keesokan paginya. Luna duduk bergabung bersama Jeff yang tengah menonton acara tv dengan semangkuk salad buah di tangannya.
“Kau tidak bekerja?” tanya Luna sambil menyuapkan sesendok salad ke mulutnya.
“Ini hari Minggu kenapa aku harus bekerja,” balasnya sambil mengunyah keripik kentang.
“Siapa tahu kan, kau kan artis,” tanggap Luna santai.
“Artis juga manusia, bukan robot. Kami butuh waktu bersantai juga,” ujarnya masih terfokus ke layar televisi yang memutar film kartun.
Saat mereka tengah asik menikmati makanannya tiba-tiba, brak ... Dean menaruh tabletnya di atas meja dengan kasar membuat Luna mau pun Jeff terkejut seketika.
“Ck, kau ingin membunuhku ya!” ujar Luna dengan wajah kesal.
“Iya, kau ini kenapa, tiba-tiba marah seperti ini?” tanya Jeff.
“Apa ini?” tunjuknya ke benda pipih tersebut, Luna maupun Jeff sontak menatap sejurus.
Luna menelan saliva, pun dengan Jeff. Ternyata Dean melihat foto yang di ambil Paparazi semalam, sepertinya berita itu sudah di unggah ke internet oleh mereka.
“Itu kalian kan? Kalian, kalian, berciuman.” ucapnya dengan napas tersengal menahan amarah.
“Itu tidak seperti yang kau lihat Dean, aku dan Luna tidak berciuman,” Jeff mencoba menjelaskan, namun Dean nampak tak percaya.
“Kalian mengkhianatiku!” geramnya.
”Hey ayolah, apa kau akan percaya buta dengan gambar seperti itu. Lagi pula aku menutupinya dengan topi lihat, kau tidak melihat bibir kami saling bersentuhan kan,” kesal Luna.
“Cih, siapa yang tahu kan,” amarahnya masih di ubun-ubun.
“Apa kau tidak mengerti, ini seperti halnya hubungan kita, yang nampak di permukaan tak selalu sama dengan yang terjadi di dasarnya. Aku hanya ingin membantu Jeff, itu saja.” Terang Luna.
“Membantu dengan cara seperti ini?” dia menatap tak percaya.
“Aku hanya meniru caramu waktu itu, kau bilang cara terbaik menekan skandal adalah dengan skandal lainnya,” ucap Luna tanpa dosa.
Dean berdecak kesal, “Kalau begitu jelaskan padaku apa yang terjadi sebenarnya?” desaknya tak sabar.
Luna dan Jeff pun menjelaskan secara rinci apa yang terjadi semalam pada Dean tentang Paparazi yang terus mengejar-ngejar Jeff hingga mereka berakhir dengan berakting ciuman di tepi jalan.
“Sial, kenapa kau tidak menghubungiku saja,” keluh Dean.
”Kau ingin berita tentang kau dan Jeff kembali muncul? Dengan susah payah kita menekan berita itu dan kau ingin mengulangnya lagi, terlebih lagi mungkin Paparazi semalam berhasil mengambil foto Jeff di klub malam, aku hanya ingin menyingkirkan berita itu dan mengganti dengan berita lain yang mungkin akan lebih menarik bagi mereka?”
“Luna benar Dean, jadi jangan marah oke,” bujuk Jeff.
Dean melengos membuang muka, “tapi kenapa harus kau?”
“Kau ingin orang lain yang melakukannya?” tanya Luna.
“Tentu saja tidak, maksudku kenapa kalian tidak lari saja dan malah membuat skenario seperti ini. Kalian lihat berita tentang Jeff yang bertemu kekasihnya secara diam-diam dan berciuman di pinggir jalan sekarang ada di daftar pencarian teratas. Bagaimana kalau Identitasmu terbongkar Luna, statusmu adalah Istriku sekarang, kau akan di tuduh berselingkuh dengan Jeff dan karir Jeff pasti terancam,” terangnya.
Jeff dan Luna sontak terdiam, benar mereka tidak berpikir sampai ke arah sana. Jika sampai Identitas Luna terungkap maka habislah mereka, bukan hanya Jeff dan Dean bahkan Luna sendiri pun akan terseret dalam masalah ini.
”Kau tenanglah, aku tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi,” ucap Jeff menenangkan.
“Oh, bagaimana caranya?” Dean tersenyum sinis.
“Aku melihat banyak komentar-komentar positif tentang aku dan Luna, lagi pula mereka tidak melihat wajah Luna, aku yakin aku bisa menangani ini dan membuat berita ini tetap dalam kendaliku,” ujarnya penuh keyakinan.
“Baiklah, tapi aku tidak akan membantu kalian. Kalian yang menciptakan masalah ini sendiri, jadi kalianlah yang harus menanganinya,” dia bangkit kemudian berlalu pergi sambil menyambar tabletnya yang tergeletak di atas meja.
“Sepertinya dia marah,” ujar Luna.
“Biarkan saja, berita ini cukup bagus untuk menutupi kasusku dan Dean terakhir kali. Namun berita semacam ini seperti pedang bermata dua, kita harus berhati-hati.” Ujarnya sembari membuka laptopnya.
“Kau benar, aku tidak berpengalaman dengan hal-hal semacam ini, aku serahkan semuanya padamu. Aku harap kau bisa membuat berita ini tetap dalam kendalimu.”
“Aku yakin aku cukup mampu menanganinya,” Jeff tersenyum manis.
Luna mengangkat bahu ringan sebagai reaksi, “baiklah, semoga berhasil.” Luna pun berlalu meninggalkan Jeff sendiri.
Jeff menggigit bibir bawahnya, otaknya berputar mencari solusi sedang matanya tetap memantau layar laptopnya.b
wkwkwkwkwk
jadi ingat dulu pernah baca hubungan poliandri tahun 2019