"pertumpahan darah..., di tanah Kekaisaran Caesarea Lux , pemberontakan oleh Kerajaan
Duke Malvictor yang merupakan kerajaaan yang terkenal dengan kekejamannya "
"Sang putri "Elleis Lux " melihat pembantaian itu, hatinya penuh amarah, kebencian dan kesedihan"
"Tapi sang tuan Duke Malvictor tidak membunuh sang putri sang putri hanya ditangkap dan dijadikan sebagai pelayan kerajaan"
"Hal itu membuat sang putri lebih marah lagi karena merasa terhina kekaisarannya, tapi apa boleh buat Kekaisaran telah diambil alih oleh Duke Malvictor yang kejam"
"Pembalasan dendam sang putri yang sekarang hanyalah pelayan biasa dimulai.... "
Note:
Karya pertama, Saran boleh, Kritik yang sopan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21: Masa lalu Maira Fallacia
"Maira!, kau kenapa?! " ucap Savita dengan ekspresi kaget.
Sementara itu ... Maira pun menjawab bahwa ia baik-baik saja dan ia pun segera pergi dan kembali kamar khususnya mereka di markas Crimstic.
"Aku yakin, ini semua pasti karena aku.... " ucap Savita di depan pintu kamar khusus Maira dengan wajah penuh rasa bersalah.
Sementara di dalam kamar Maira, Maira pun sedang duduk di pantai sudut ruangan dan merenung sembari menghapus air matanya.
"Haa, Maira ... kau ini payah sekali ... hanya karena mengingat hal ini saja kau bisa menangis? " ucap Maira pada dirinya sendiri sembari dengan wajah yang menengadah dengan tatapan kosong "Kau lemah sekali.... "
perlahan-lahan air mata mulai mengalir membasahi pipi Maira "Hiks ... hiks ... kau ingin membuat Savita jadi lebih kuat?, tapi kau saja lemah begini?, hiks ... lucu sekali~" ucap Maira yang memaki dirinya sendiri sembari air mata terus mengalir di pipinya dan ia terus menatap dengan tatapan kosong.
"Duke Revan Malvictor, andai saat itu kau tidak melakukan itu ... aku juga tidak akan begini sekarang, dasar iblis! " Maira meninggikan suaranya karena emosinya yang naik itu.
bersamaan dengan itu ingatan dan rasa sakitnya pun kembali....
...~****************~...
Di Mansion Marquez Fallacia....
Ibuku duduk di sebuah kursi yang di depannya ada meja kecil , ia menangis tersedu-sedu, dan membiarkan tehnya yang masih panas itu di meja tanpa meminumnya.
Aku menanyakan apa yang terjadi padanya, dia pun mulai terlihat aneh dan diam, kemudian berkata.....
"Ayahmu ... sudah dibunuh, oleh Tuan Duke" ucapnya dengan nada lirih
Aku pun bereaksi kaget, air mataku juga ikut mengalir dan aku bertanya dengan nada tinggi dan tanpa jeda....
"Ayah dibunuh??, hiks ... hiks ... ibu ... ini semua bohong 'kan?!, bagaimana bisa hal ini terjadi? bagaimana bisa?!, ini tidak mungkin 'kan? ibu! jawablah aku!! "
"Diamlah! "
BRAKK!
PRANG!
Ibu menggeser meja ke arahku, saat itu aku juga menyadari, bahwa aku memang tak tau situasi saat bertanya meskipun ini semua juga karena kepanikanku, tapi aku tau aku yang salah.
Tentu saja ibu pasti lebih khawatir dan lebih sakit hatinya karena suaminya tercinta, yaitu ayahku, telah dibunuh, pasti lebih sakit dari aku.
Itulah yang kupikirkan sembari air mataku mengalir deras .
Ibu menggeser meja dengan keras ke arahku
dan aku terkena meja yang terdorong itu, dan juga mendorong tubuhku, cangkir teh itu mengenai tubuhku juga, dan sebagiannya pecah, sehingga membuat aku tak berkutik karena sebagian dari tubuhku terkena beling, dan juga aku bisa merasakan panasnya air teh panas yang mengenai wajahku, sangat panas, ternyata ibu suka teh dengan air mendidih ya?, aku tidak tau, mungkin wajahku sudah melepuh yang jelas darah juga mulai mengalir di tubuhku, di beberapa bagian yang terkena beling, hingga semuanya buram dan aku tak menutup mataku dan kehilangan kesadaran....
Sebelum itu, aku mendengar samar-samar, suara ibu yang kemudian panik.
"Nak!, anakku Maira! maafkan ibu, nak! bangunlah!"
Aku bersyukur, ternyata ibu masih mengkhawatirkan aku....
Aku pun terbangun dengan luka-luka yang sudah diobati ataupun diperban.Ibu datang padaku dan langsung memeluk aku ... "Maafkan ibu, nak, ibu juga tidak tau kenapa ibu berbuat demikian! hiks ... hiks ... "
Setelah mulai sembuh aku mendengar cerita sebenarnya tentang ayahku, Marquez Fallacia yang dibunuh hanya karena memberontak kepada kaisar yang baru, yaitu Tuan Duke Revan.
Itu membuat aku mulai menyimpan dendam terhadapnya....
Dan setelah itu hak kami sebagai bangsawan dicabut dan kami hidup dalam kemiskinan, ibu sering merenung kemudian karena itu pula akulah yang bekerja menghidupi keluarga, ibu kadang-kadang termenung sambil menyebutkan nama ayahku. atau kadang-kadang memperlakukan aku sangat kasar tapi kemudian meminta maaf kembali, hal ini bukan tanpa alasan, melainkan karena ibuku yang sekarang, semenjak hari itu ia mengalami gangguan kejiwaan sehingga sering termenung apatis, dan bersikap kasar dan buruk pada seseorang tanpa niat begitu ataupun tanpa ia menyadari itu, termasuk padaku, putrinya sendiri.
kami tinggal di negeri-negeri biasa dan dengan rakyat jelata biasa, rakyat jelata yang seumuran denganku juga mengolok-olok diriku karena aku yang tadinya merupakan putri Marquez, kini menjadi rakyat biasa yang miskin, harus memenuhi kebutuhan ibunya dan dirinya dengan bekerja, dan yang paling menyakitkan adalah ... mereka yang menyindirku ... "Putri Marquez yang menjadi rakyat miskin dengan seorang Mantan Marchioness yang gila dan selalu menyusahkannya dan membuatnya banting tulang meski bukan umurnya."
Lalu suatu hari...
Duke Revan melewati jalan tempat tinggal kami sekarang, ibuku tak sengaja melihat Revan dari balik jendela, ia yang tau bahwa itu adalah orang yang membunuh suaminya pun langsung keluar dari Rumah, ibu mengolok-olok Duke Malvictor dan membuat aku malu, tapi Duke sialan yang menjadi kaisar itu hanya meninggalkan ibu dengan cueknya, lalu setelah ia meninggalkan jalanan kami para warga mulai melempari ibu dengan batu ataupun sayuran busuk dan menghina ibu, mereka berkata.
"Dasar Marchioness miskin yang gila!"
"Kau tidak tau malu? hah?! "
"kau bersikap seperti itu pada seorang kaisar?! "
"Kau membuat wilayah ini malu dengan sikapmu! "
"Hah!, memang orang gila itu tidak punya malu yah?! "
"pergi sana Marchioness gila! "
Dengan cepat aku pun berlari dan kadang badan melindungi ibu, aku tak bisa melihat ibu diperlakukan seperti itu apapun yang terjadi, kalau bisa ... aku saja yang menghadapi segala kesulitan, jangan ibu!
Mereka yang melihatku melindungi ibu pun mendecak kesal dan mulai mengata-ngatai aku dan ibuku.
"Hah?, putrinya yah?, dia selalu saja melindungi ibu gilanya ini! "
"Ia, mungkin saja dia juga sudah gila! "
"Aneh sekali dia menyayangi orang gila! "
"Brengsek!, minggir!"
"Dasar tak tau malu! "
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dan tangisan histeris dari ibu
"Arghhhhhhhhhhhh! "
Semua orang termasuk aku langsung menoleh.
"I-ibu?, ibu baik-baik saja 'kan? "
Lalu ibuku pun pergi berlari dengan cepat meninggalkan aku dan kerumunan warga lainnya.
"Ibu!, tunggu! " ucapku sembari mengejarnya.
sementara warga di sana kembali menggunjingkan kami....
"Biarkan saja orang gila itu pergi! "
"Anak itu, orang gila saja masih dikejar! "
"Baguslah mungkin pemandangan akan lebih indah tanpa mereka! "
Aku terus mengejar ibu, hingga akhirnya masuk ke hutan dan melihat ibu ada di depan jurang yang tinggi dan menatap dengan tatapan kosong ke jurang itu....
"Ibu! "
ibu menoleh, iya tersenyum sambil meneteskan air mata dan mulai mundur, ia pun berkata....
"Semua orang menolak ibu, tidak ada yang mau menerima ibu lagu, nak ... Terimakasih karena kamu selalu Terima ibu ... tapi kalau orang lain tak Terima ibu gimana ibu bisa hidup? "
"tidak!, jangan bilang begitu aku mau terima ibu! "
"Tapi tidak dengan orang lain, sayang ... sekarang.... " berjalan semakin mundur ke bawah jurang "Biarkan ibu menyusul ayah yah?, cinta ibu? "melangkahkan kaki mundur ke bawah dan menjatuhkan diri ke jurang.
" Ibu! "
aku mencoba menangkap lengan ibu, tapi aku gagal, ibu pun terjatuh dan ... Mati....
Aku bersusah payah kebawah sana dengan mencari alternatif lain, sehingga aku baru bisa sampai ke bawah jurang di malam hari....
Aku mendekat ke tubuh ibu dengan darah dan terbaring kaki, aku mendekat dengan air mata yang terus mengalir mendekat jasad itu, merasakan dinginnya jasad itu, melihat, darah itu, semuanya menyakitkan.
Aku tau aku dan ibuku takkan di terima lagi oleh mereka, aku pun memutuskan untuk menjadi orang yang mengasingkan diri dan tinggal di hutan itu, aku membuat gubug, menguburkan jasad ibu di dekat gubug ku, dan di saat aku berpikir bahwa aku takkan bisa balas dendam, aku pun mengetahui bahwa seorang penyihir dengan kekuatan gelap bisa membantuku, aku tak berniat menuruti semua perintahnya, tapi aku hanya akan memanfaatkannya, disaat yang sama aku bertemu dengan Savita.
Ia mencoba bunuh diri dari atas jurang tapi aku memperingatinya agar tak melakukan itu dan pada akhirnya ia menurutiku dan kami hidup bersama dengan dendam pada orang yang sama.
...****************...
"Ya, ampun aku malah sibuk bersedih, padahal aku punya Savita, ia pasti sedang mencemaskan aku sekarang, aku harus bangkit!, demi dendam ku, dan usaha yang aku dan Savita telah raih! " ucap Maira setelah sadar dari lamunannya.
Ia keluar dari kamarnya dan saling meminta maaf.
...~****************~...
Sementara itu ... di Istana Kekaisaran, Chelsea sedang berbaring dan terkulai lemah, ia merasakan sakit yang sangat luar biasa, terlebih lagi Revan sama sekali tidak peduli dengan keadaannya, itu membuatnya semakin sakit dan juga ia yang tau kalau sebenarnya Revan bukanlah haknya.
Chelsea hendak mengambil air tapi tentu saja, ia ada di Istana ini kan hanya sebagai bentuk kerjasama antara dirinya dengan Revan jadi dia juga tak akan disediakan pelayanan khusus ia mencoba bangun tapi rasanya tubuhnya sangat berat, ia tau apa alasannya kekuatan yang ia miliki dipakai terlalu banyak, untuk menyembunyikan kenangan buruk orang-orang dan juga saat bertarung membantu Revan.
Ia melihat Elleis yang kebetulan lewat, ia tau ia tak pantas, tapi ia harus meminta tolong pada Elleis, Ia pun memanggil Elleis dan meminta tolong.
"Tolong ... ambilkan air yah? Elleis? "
"Ouhh baik"
Elleis pergi mengambil air, sementara Chelsea tetap terbaring di kasurnya tiba-tiba Chelsea merasakan sakit yang luar biasa....
"Ughh, apa yang terjadi?, ahh itu dia!" merasakan sakit yang hebat itu menghilang tapi mulai berganti menjadi keadaan tubuh yang lemas "Kekuatanku ... habis ya?" nafas terengah-engah "Tunggu!, kalau kekuatanku sudah habis berarti orang-orang yang ingatannya ku sembunyikan, ingatan itu sudah kembali?!" menoleh ke samping.
Sementara itu Chelsea melihat Elleis di sampingnya sudah datang tapi kemudian tertunduk lemas.....
PRAKK!
Nampan berisi air yang dibawanya pun terjatuh...
BERSAMBUNG....
si elleis galau karena chelsea nih.. tapi chelsea baik juga ya ikhlasin revan ke elleis dan dia juga nyerita masa lalunya yg dark ke elleis 😊👍
biasanya pembunuh itu dipenjara 15 tahun. ini settingnya di dunia fantasy buatan kakak atau terinspirasi dari negara mana gitu?
ceritanya keren kak!! 😊👍 aku kasih hadiah 😊