Cinta Dalam Nestapa Season 4
Andara Prameswari Haryawan.
Gadis cantik berniqob harus mengalami pahitnya hidup dalam berumah tangga. Ia dikhianati oleh suaminya ketika usia pernikahan baru seumur jagung.
Andara tidak percaya jika suaminya selingkuh jika belum di lihat dengan mata kepalanya sendiri. Ia berusaha menyelidiki sendiri dengan caranya hingga bukti menunjukkan apa yang ia cari.
Saat ia ingin mengadukan hal itu kepada semua keluarga, nahas dirinya sudah terlebih dahulu di bunuh oleh suami dan selingkuhannya.
Andara antara hidup dan mati saat meregang nyawa ia berdoa,
"Ya Robb, jika memang cukup disini takdirku. Maka aku ikhlas. Tapi aku meminta satu hal. Aku ingin bangkit kembali dengan wujud yang baru agar bisa menghukum orang yang telah tega membunuhku dan juga janinku! Aku akan menuntut balas atas apa yang ia lakukan padaku dan janinku! Aku akan menjadi maut untuknya!"
Yuk, ikuti kisah Andara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekali tepuk, dua ekor lalat mati!
Satu bulan berlalu setelah hari pengikraran sang pemilik tubuh yang Andara tempati, hari ini ia akan keluar dari rumah sakit. Ia akan menjemput putrinya kini yang begitu merindukan dirinya.
Rencana kesembuhan tubuh Andara harusnya satu bulan lebih malah terjadi dengan waktu yang cukup singkat saja. Andara melewati masa penyembuhannya cukup dua minggu saja. Sedang dua minggu lagi ia gunakan untuk mempelajari keadaan musuhnya saat ini di Indonesia selama ia berada di rumah sakit.
Melalui Rama, Andara bisa mengetahui keadaan keluarga besarnya dan juga keluarga besar suaminya itu. Oh bukan! Lebih tepatnya mantan suaminya.
Andara sudah menyiapkan rencana pembalasan itu untuk Faris terlebih dahulu. Entah takdir atau apa, kebetulan sekali Faris saat ini bekerja sama dengan perusahaan Rama. Lebih tepatnya, pemilik tubuh yang ia tempati saat ini.
Rama sangat senang akan hal itu. Ia tidak susah payah memancing musuh Andara. Akan tetapi, musuhnya sendiri yang mendatangi mereka. Seolah alam memberikan jalan untuk rencana pembalasan Andara itu.
Andara yang mengetahui hal itu pun begitu senang. Ia akan menjalankan aksinya di mulai dari Singapura.
Andara tersenyum haru saat melihat seorang anak kecil duduk termenung dengan menopang dagu melihat ke arah jalan. Tatapan itu begitu sendu. Andara yang melihatnya tidak tahan. Ingin sekali mendekati dan memeluk putrinya itu.
Tetapi, Rama melarangnya. Biarlah ini menjadi kejutan untuk Ita, putri sulungnya. Rama akan mengadposi Ita menjadi anaknya. Surat adopsi itu sudah ia layangkan sejak satu tahun yang lalu. Hanya saja, pihak panti tidak mau menyerahkan Ita padanya lantaran dirinya yang belum menikah.
Dan saat ini, ia sudah memiliki alasan untuk itu. Ia akan mengatakan jika Andara adalah istrinya.Dan mereka berdua sudah siap mengurusi Ita nantinya.
Saat melihat Rama, Ita begitu senang. Tak lama, senyum itu surut saat Rama mengatakan jika ibunya saat ini tidak bisa datang. Melainkan dirinya harus ikut bersama Rama. Ita hanya bisa pasrah. Ia pun segera mengambil bajunya yang sudah di masukkan ke dalam koper.
Setelah itu, ia pamit pada semua temannya dan juga kepala panti yang ternyata orang muslim itu. Ita berjalan dengan langkah gontai. Ia menunduk ke bawah sampai tiba di mobil pun ia masih menunduk. Rama tersenyum saat melihat Andara kini tertawa di dalam mobilnya.
"Masuklah. Papi akan membawa kalian pulang ke rumah," ucapnya pada Ita yang kini mendongakkan wajahnya langsung bertatapan dengan manik mata hitam yang selama ini begitu ia rindukan.
Andara tersenyum dan melepas niqobnya di hadapan Ita yang kini terkejut dan tertegun sekaligus.
Mata bulat bening itu mengeluarkan cairannya. Andara tertawa saat melihat bibir putrinya mencebik padanya. Tak lama setelahnya, ia menjerit dan langsung saja menerkam Andara dengan kuatnya.
Andara tertawa saat dirinya terhuyung ke belakang dan bersandar di jog mobil. Ita tersedu dengan memeluk erat tubuh Andara. Andara pun demikian. Rama tersenyum haru melihat pertemuan itu. Ia segera membawa masuk koper Ita dan beralih ke arah kemudi.
Mobil itupun berjalan setelah ia melajukannya dengan kecepatan sedang. Andara mengecupi seluruh wajah putrinya yang basah dengan air mata itu. Rama yang melihat itu pun ikut menangis haru. Pertemuan yang mengharukan bagi Ibu dan anak itu. Setelah ini, Andara akan menjalankan rencana yang sudah ia susun selama dua minggu ini.
*
*
Di sebuah ruangan serba putih dan juga abu-abu, terlihat tiga orang pemuda sedang berbicara tentang bisnis. Andara tersenyum menyeringai saat pesan yang masuk ke dalam ponselnya pukul sepuluh tadi pagi.
Ia memasuki sebuah perusahaan yang lumayan besar. Tatapan mata semua tertuju padanya saat memasuki gedung itu. Tetapi, tidak ada yang berani menegur, bahkan menyapanya. Semuanya takut melihat Andara yang berpakaian serba hitam itu.
Andara berjalan dengan langkah anggun saat melewati seorang wanita yang duduk di kursinya. Wanita itu terkejut melihat wanita yang tadi bosnya katakan akan datang untuk menemuinya.
"Apakah tuan Ram ehm, James ada di dalam?" tanya Andara pada sekretaris Rama itu. Sekretaris yang merupakan sekretaris baru yang di carikan oleh Rama untuk mendampinginya saat bekerja.
Sekretaris pemilik tubuh itu sudah ia pecat karena begitu lancang menggodanya. Rama tidak menyukai itu, ia langsung saja memecatnya dan mencarikan sekretaris baru yang bisa mengikuti peraturannya. Dan, ya, inilah sekretaris Rama yang baru itu.
"A-ada, Nyonya! Beliau sedang kedatangan tamu saat ini. Tuan mengatakan, Anda boleh segera masuk jika sudah datang ke sini," jawabnya menunduk hormat pada Andara yang kini tersenyum menyeringai lagi saat melihat siapa pemuda di balik kaca transparan itu.
"Oke, Terimakasih Betty!"
"S-sama-sama Nyonya!" sahut Betty sembari menundukkan wajahnya. Entah kenapa aura tubuh Andara begitu menyeramkan saat ia rasa. Betty sedikit takut melihat sosok yang tertutup itu.
Lembut dan tenang. Tetapi, begitu menghanyutkan!
Andra menekan handle pintu yang membuat ketiga orang itu menoleh padanya dengan serempak.
"Assalamu'alaikum Mas James? Sudah lama menunggu kah?"
Deg
Deg
Deg
Jantung dua orang pemuda berdegup tidak karuan saat mendengar suara lembut yang begitu mereka kenal itu. Keduanya menatap lekat pada Andara yang kini tersenyum di balik niqobnya.
(Andara menggunakan bahasa Inggris, ya! Karena masih di Singapura)
Andara mendekati Rama dan duduk di samping Rama yang kini tersenyum lembut padanya.
"Wa'alaikum salam," sahut Rama yang di tatap terkejut oleh pemuda yang saat ini melihat padanya. "Ada kendala saat datang kesini?" tanyanya lagi pada Andara yang tersenyum mengalihkan tatapannya pada dua orang yang kini menatap lekat padanya.
"Oh, maafkan saya tuan-tuan! Saya mengganggu kalian, ya?" katanya merasa sungkan dengan ekor mata melirik dua pria kini menatap lekat padanya.
"Nggak. Kamu nggak ganggu, kok. Aku sengaja memanggil kamu kesini, karena masalah ini juga bersangkutan denganmu," pancing Rama sengaja melihat ekspresi dua orang lelaki itu.
"Oh, ya? Mengenai apa? Apakah .. Mengenai kasus pembunuhanku yang terjadi satu setengah tahun yang lalu?"
Deg
Deg
Kedua pemuda itu terkejut mendengar ucapan Andara. Andara tertawa jahat dalam hati.
"Benar! Kedua orang ini bisa membantu kita! Dan kamu tahu? kedua pemuda tampan ini memiliki kasus yang sama denganmu. Yaitu, istrinya mati karena kecelakaan!"
Deg
"Entah apa penyebabnya, mereka pun tidak tahu. Yang jelas, istri mereka berdua saat ini sudah tenang di sana," tutur Rama melanjutkan ucapannya yang sengaja memancing dalam air tenang.
Andara terkekeh sinis. "Aku rasa .. Istri mereka itu tidak mati karena kecelakaan. Melainkan di bunuh!"
Deg
Keduanya terkesiap mendengar ucapan Andara.
"Dan juga, menurut pengalamanku nih, ya, yang pernah juga di bunuh oleh mantan suami," Andara melirik pada pemuda yang kini sudah berkeringat dingin dahinya. "Keduanya bukan mati karena kecelakan. Pastilah semua ini ada campur tangan suami mereka. Sebab, sangat jarang kecelakaan terjadi tetapi penyebab kecelakan tidak di temukan walau sudah di usut hingga ke akarnya? Mereka sengaja melakukan itu untuk menghilangkan jejaknya. Dasar pem bunuh!"
Deg
"Psikopat!"
Deg
"Rela membunuh istri sendiri demi wanita lain! Cuih! Dan sekarang? Mereka berbahagia di atas seorang wanita yang sengaja mereka bunuh hingga anak yang ia kandung! Jika aku jadi wanita itu, maka aku akan kembali untuk menuntut balas dan menghukum mereka dengan tanganku sendiri! Mata di balas dengan mata! Dan nyawa di balas dengan nyawa! Aku akan membunuh mereka berdua!"
Ddduuaarr!
Kedua pemuda itu tersentak saat melihat kilatan amarah yang keluar dari mata Andara untuk keduanya. Andara sengaja mengatakan hal itu. Karena ia tahu dari Rama, bahwa Faris dan Nicholas bekerja sama dengan perusahaan Rama atau James saat ini.
Untuk itu, Andara ingin melakukan penyerangan awal dimulai dari sini. Andara tak menyangka, jika rencana balas dendam itu sangat cepat terjadi. Urusannya cuma satu tetapi, yang ia dapat langsung dua.
Dengan kata lain, satu kali tepuk, dua lalat langsung mati! Inilah yang saat ini Andara lakukan pada kedua pemuda yang kini berwajah pucat saat melihatnya itu.